Film fiksi ilmiah "Oblivion" yang dirilis pada tahun 2013 menghadirkan pengalaman nonton yang indah dan mengesankan di bawah arahan sutradara Joseph Kosinski. Dengan durasi sekitar dua jam, film ini menawarkan perpaduan visual efek CGI yang memanjakan mata disertai cerita yang cukup rumit.
"Oblivion" membawa penonton ke tahun 2077, di mana bumi telah hancur akibat perang antara manusia dengan para alien (dinamakan Scavs/ Scavengers). Jack Harper, dimainkan dengan karismatik oleh Tom Cruise, adalah petugas pemeliharaan stasiun luar angkasa yang bertanggung jawab memperbaiki drone yang melindungi sumber daya esensial bumi. Namun, segalanya berubah ketika dia menemukan pesawat ruang angkasa jatuh, yang membuka tabir rahasia tentang kebenaran sejati.
Ulasan:
Uniknya dalam Film Oblivion, penonton dibikin kebingungan di awal-awal, tetapi terjawab tuntas di akhir. Dalam "Oblivion", tema filosofis muncul melalui eksplorasi konsep jati diri, keyakinan, dan pengorbanan.
Jati diri menjadi pertanyaan utama seiring pengungkapan misteri tentang keberadaan Jack Harper dan hubungannya dengan kejadian-kejadian sebelumnya. Pertanyaan filosofis terkait, "Siapa kita sebenarnya?" Muncul ketika Jack menemukan kebenaran yang tersembunyi, sehingga menghadapi kebingungan tentang asal-usul dan tujuan hidupnya. Ini menciptakan lapisan kedalaman karakter yang menyentuh pada esensi pencarian makna hidup.
Tema keyakinan uga mengemuka karena karakter utama menghadapi konflik antara ‘apa yang diyakini sebagai kenyataan dan apa yang diungkapkan oleh kebenaran yang baru ditemukan’. Ketika keyakinan Jack Harper diuji, penonton disajikan dengan refleksi mendalam tentang sifat keyakinan pribadi dan bagaimana kita menghadapi ketidakpastian.
Pengorbanan pun menjadi elemen penting, terutama dalam konteks pencarian kebenaran. Jack Harper harus mempertaruhkan segalanya, termasuk kenyamanan dan keamanannya, untuk menggali kebenaran yang mengubah paradigma. Ini menimbulkan pertanyaan filosofis tentang sejauh mana seseorang bersedia pergi untuk mendapatkan kebenaran, apakah itu pada tingkat pribadi atau bahkan pada skala yang lebih luas.
Aspek lain yang memikat dari "Oblivion" adalah Joseph Kosinski berhasil menciptakan dunia mengesankan, dengan lanskap bumi yang hancur dan stasiun luar angkasa yang futuristik. Penggunaan efek khusus (CGI) dan desain produksi yang niat banget, memberikan nuansa futuristik yang khas, sehingga meningkatkan imersi penonton dalam cerita yang diselimuti misteri.
Sepanjang menonton, aku agaknya terbius oleh Tom Cruise, yang memberikan penampilan kuat sebagai Jack Harper. Dengan karisma dan keahlian aktingnya, dia berhasil bikin hidup dengan segala pertanyaan dan kebimbangan yang melanda karakternya.
Yang jelas, "Oblivion" berhasil menyajikan kejutan plot dan menjaga ketegangan sepanjang durasinya. Twist-twist nggak terduga menjadikan film ini lebih dari sekadar aksi fiksi ilmiah. Namun, terlepas lapisan misteri menjadi terang benderang, tapi aksi pada titik akhir (bagaimana Jack Harper menyelesaikan misi menyelamatkan bumi) agaknya akan ada sedikit kekecewaan bagi penonton yang sudah menantikan scene pertempuran.
Bagi pecinta film fiksi ilmiah dengan lapisan filosofis, "Oblivion" bisa menjadi salah satu pilihan bagus untuk ditonton. Skor dariku: 8/10. Jangan sampai nggak nonton film keren ini, ya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
-
Viral SD di Purwokerto Sewa 47 Angkot Demi Nobar Film Jumbo, Sutradara Sampai Terharu
-
Bangun Kreativitas, Blok demi Blok: A Minecraft Movie Meal Kini Hadir di Indonesia!
Ulasan
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
-
Di Antara Luka dan Pulih: Lika-Liku Luka, Sebuah Perjalanan Menjadi Manusia
Terkini
-
Mengenal Chika Takiishi, Antagonis Wind Breaker Terobsesi Kalahkan Umemiya
-
4 Tampilan OOTD ala Tzuyu TWICE, Makin Nyaman dan Stylish!
-
Banjir Cameo, 4 Karakter Hospital Playlist Ini Ramaikan Resident Playbook
-
Tertarik Bela Timnas Indonesia, Ini Profil Pemain Keturunan Luca Blondeau
-
Another Simple Favor, Proyek Reuni Anna Kendrick-Black Lively Rilis 1 Mei