Saat menyelami jiwa manusia, kita bisa menemukan bahwa di balik satu wajah yang familiar, sesungguhnya terdapat banyak topeng yang disembunyikan.
Kadang kita menganggap telah mengenal seseorang, namun sebenarnya tidak benar-benar bisa memahaminya.
Bahkan dalam mengenali diri sendiri pun, seringkali kita terjebak dalam bias kesalahpahaman. Semakin kita bertumbuh, ada bagian-bagian dalam diri yang menampakkan hal yang tak terduga.
Sebagaimana yang dialami oleh tokoh bernama Janu dalam novel 'Manusia dan Badainya'. Novel karya Syahid Muhammad ini terbilang unik, karena membacanya seolah-olah kita sedang menyimak memoar dari seorang pemuda yang sedang mengalami krisis mental terhadap dirinya sendiri.
Lalu secara perlahan, pengalamannya membawa Janu pada proses self healing untuk menyembuhkan luka batin yang ia alami.
Adapun konflik utama yang dialami oleh Janu adalah bagaimana ia mengatasi rasa kesepian yang menjadi imbas dari luka batinnya sejak kecil.
Terkait kesepian ini, ada sebuah paragraf yang menurut saya menarik dan tampaknya menjadi inti dari cerita yang hendak disampaikan penulis dalam novel ini.
"Kau tahu apa yang paling menyedihkan dari kesepian? Ketika kau merasakannya meskipun kau sedang bersama seseorang. Itu bagian pertama. Bagian kedua, katanya kesepian juga terjadi saat kau tidak nyaman dengan dirimu sendiri". (Halaman 8)
Pada dasarnya, Janu sebagai tokoh sentral yang ada dalam cerita mengalami kedua hal di atas. Rasa kesepian dan perasaan tidak nyaman terhadap diri sendiri.
Tampaknya, hal tersebut berkaitan erat dengan pola asuh yang ia terima dari kedua orang tuanya.
Ia kehilangan kasih sayang seorang ayah. Satu-satunya orang yang tulus padanya tersebut pergi untuk selama-lamanya.
Sedangkan ibunya yang merupakan seorang wanita karier terlalu sibuk dengan urusan kantor dan tidak pernah menampakkan kepedulian kepada anak semata wayangnya tersebut.
Di hadapan ibunya yang ambisius, Janu seolah merasa tidak pernah cukup dan bisa diandalkan sebagai seorang anak.
Dampak dari luka batin yang dialami Janu terlihat dari bagaimana ia membangun hubungan dengan orang lain. Khususnya saat bersama sederet mantan kekasihnya.
Ketika bersama Nurani, Livia, Kinan, maupaun Bia, Janu selalu terjebak dalam pola hubungan yang toksik. Mereka secara tidak sengaja saling menyakiti karena luka batin yang belum sembuh.
Dan dalam novel ini menceritakan bagaimana Janu berproses untuk bisa berdamai dengan semua traumanya. Di akhir cerita, bahkan ia berhasil menyelamatkan sahabatnya dalam pola hubungan yang abusive. Ending-nya, Janu, kekasih, hingga sahabatnya saling menyembuhkan satu sama lain.
Selain mengangkat mengenai perjalanan seseorang dalam proses healing, novel ini juga menyajikan cerita yang hangat sekaligus menarik untuk disimak.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Amanda Katili Niode Luncurkan Buku Refleksi Perjalanan Lawan Krisis Iklim
-
Cinta Ditolak Gara-Gara Salah Sebut Nama dalam Buku Siapa Mau Jadi Pacarku?
-
Ulasan Tuan Besar Gatsby Karya F. Scott Fitzgerald, Salah Satu Novel Terhebat dalam Sastra Dunia!
-
The Silkworm: Menguak Misteri Pembunuhan Sadis di Balik Novel Kontroversial
-
Ulasan Novel The Prince Pudding, Gagal Bikin Ending Semanis Puding
Ulasan
-
Review Film Black Phone 2: Saat Mimpi Buruk dari Masa Lalu Hidup Lagi
-
4 Rekomendasi Novel Percintaan Remaja, Bacaan Ringan dan Bikin Baper!
-
Mengarungi Trauma Sejarah di Gerbong Arwah: Ulasan Novel Kereta Semar Lembu
-
Dear Future Husband: Perjalanan Nadia dan Rahasia di Balik Sebuah Boneka
-
Honeymoon Express: Cinta yang Akhirnya Menemukan Tujuannya
Terkini
-
Menutup Akhir Tahun dengan Stranger Things: Catat Jadwal Tayangnya!
-
Bahasa Asing di Sekolah: Portugis untuk Diplomasi, Mandarin untuk Ekonomi?
-
Segera Tayang! Fans Histeris Tak Sabar Menanti Film Avatar: Fire and Ash
-
Piala Dunia U-17 dan Pemilihan Lawan Uji Coba yang Sudah Sangat Tepat bagi Garuda Muda!
-
Seru dan Penuh Insight, Kunjungan Novo Club ke Suara.com Jogja