
Saat kita didera kepedihan dalam hidup, beragam emosi negatif yang muncul didalamnya memang terasa menyesakkan.
Tak jarang, emosi tersebut ingin kita lampiaskan agar kita bisa lebih lapang dalam menjalani keseharian.
Tapi tentu saja, kita juga mesti lebih bijak dalam menyalurkan emosi-emosi tersebut agar tidak menjadi sesuatu yang merusak.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengungkapkan apa yang kita rasakan lewat tulisan.
Hal tersebut bahkan bisa berubah menjadi kegiatan yang produktif ketika ungkapan hati tersebut diubah menjadi sebuah karya. Misalnya dalam bentuk puisi, atau karya sastra lainnya.
Seperti halnya buku puisi berjudul 'Membaca Kepedihan' karya Adi K ini. Di dalam buku tersebut, penulis mengungkapkan seluruh kegundahannya akan hidup lewat beberapa puisi.
Sebagaimana judulnya, mayoritas puisi dalam buku ini menceritakan tentang kepedihan yang dialami oleh seseorang. Entah karena menahan perasaan rindu, terperangkap dalam kenangan masa lalu, hingga perihnya perasaan patah hati.
Di buku yang tak pernah lepas dari genggamanku
kau membaca masa laluku dengan tergesa-gesa.
Aku pun segera menghentikanmu sebelum kau melewatkan
sebuah kalimat yang sangat penting, atau malah,
berhenti di paragraf yang salah.
(Halaman 24)
Dari keseluruhan puisi dengan judul beragam, satu benang merah yang menghubungkan semuanya adalah sebuah hubungan yang sepertinya harus berakhir. Meninggalkan kesendirian, kesepian, dan kehampaan yang terasa asing.
Berbeda dengan buku puisi maupun kumpulan quotes lain dari Adi K yang pernah saya baca, puisi-puisi dalam buku Membaca Kepedihan ini terasa lebih kompleks. Penulis begitu sering menggunakan kalimat perumpamaan hingga diksi yang butuh penafsiran lebih.
Hal ini sebenarnya cukup mengejutkan. Karena sebelum membaca buku ini, beberapa buku Adi K yang pernah saya baca sudah lekat dengan ciri khas kesederhanaan kalimat-kalimatnya. Adapun buku ini terasa sedikit berbeda karena penggunaan gaya bahasa dari penulis.
Tapi mungkin hal tersebut menyesuaikan dengan nuansa melankoli dari buku ini. Mengingat Adi K sudah menerbitkan puluhan karya, beberapa buku yang saya baca barangkali belum mewakili gaya penulisan yang menjadi ciri khas dari penulis yang satu ini.
Tapi secara umum, saya lumayan menikmati buku puisi ini. Bahkan di antara beberapa karya dari Adi K, Membaca Kepedihan adalah judul yang paling berkesan.
Bagi pembaca yang juga menyukai buku-buku puisi, buku ini bisa menjadi salah satu rekomendasi bacaan!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Miaw, Bahas Ilmu Manajemen dengan Cara yang Absurd
-
Ulasan Buku Cara Kreatif Mengatasi Kejenuhan Bekerja: Solusi Ketika Burnout
-
Seporsi Nasi Goreng Kampung: Sarapan yang Mengobati Homesick dari Dapur ibu
-
Ulasan Buku Move It, Mencintai Diri Sendiri dengan Menjaga Pola Hidup Sehat
-
Ulasan Buku Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit yang Menghambat Produktivitas
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Wajah Abu-Abu: Kisah Gadis Perias Jenazah yang Ditentang Keluarganya
-
Mari Kembangkan Diri Bersama Buku Bertajuk 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif
-
Review Buku 'Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang', Puisi dari Penulis Lintas Generasi
-
Harapan dari Tempat Paling Jauh: Anak di Luar Nikah yang Disembunyikan
-
Ulasan Buku Vermilion Rain: Saat Desa Diguyur Hujan yang Tak Kunjung Berhenti dan Warga Mulai Terbunuh
Ulasan
-
Suarakan Kebebasan dan Pemberdayaan Perempuan Lewat Lagu Tally oleh BLACKPINK
-
Review Novel Laut Bercerita: Sejara Kelam Penculikan Aktivis Masa Orde Baru
-
Pantai Sawangan, Surga Tersembunyi di Nusa Dua Bali
-
Ulasan Novel Courtroom Drama: Antara Hati, Hukum, dan Masa Lalu yang Belum Usai
-
Pantai Sendang Biru: Seribu Spot Ikan di Gerbang Menuju Pulau Sempu
Terkini
-
Dari Gaming sampai Foto Estetik, POCO X6 5G Jadi Teman Serba Bisa!
-
Sinopsis Film Bhool Chuk Maaf yang Dibintangi Rajkummar Rao dan Wamiqa Gabbi
-
Berseragam Arema FC, Dwiki Mardianto Terima Tantangan Bersaing di Liga 1
-
Set Net Go?! oleh CRAVITY: Mencapai Tujuan dengan Kecepatan Masing-Masing
-
Tambang di Raja Ampat: Ketika Pengecualian Jadi Jalan Resmi