Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Akramunnisa Amir
Sampul Novel Komet Minor (Gramedia)

Ketika kita menilik novel series dengan genre fantasi, sepertinya belum banyak penulis lokal yang berani mengangkat genre yang penuh dengan tantangan tersebut.

Pasalnya, tidak hanya membutuhkan imajinasi yang tinggi, novel fantasi berseri merupakan sebuah perjalanan panjang yang tidak hanya butuh konsistensi, tapi juga kreativitas yang mampu memikat pembaca untuk bertahan hingga seri terakhir.

Salah satu penulis kondang yang telah berani merambah genre tersebut adalah Tere Liye. Tere Liye telah melahirkan sebuah novel seri yang dikenal dengan Bumi series. Novel ini menceritakan petualangan Raib, Ali, dan Seli dalam menyelesaikan sebuah misi.

Di bagian novel ketujuh yang berjudul 'Komet Minor', ketiga sekawan tersebut melanjutkan perjalanan mereka ke sebuah klan misterius bernama Komet Minor.

Perjalanan menuju klan Komet Minor sebenarnya adalah bagian dari sebuah misi yang harus mereka tuntaskan. Dewan klan Bulan memberikan mereka tugas untuk mengungkap rahasia yang disembunyikan di klan Komet Minor tersebut.

Demi memenuhi misi, Raib, Ali, dan Seli harus menaklukkan berbagai rintangan yang rumit. Mulai dari menaklukkan cacing pasak, Seli yang terkena racun berbahaya, pencarian 3 potongan tombak pusaka, hingga pertarungan melawan si Tanpa Mahkota.

Secara umum, novel ini memang sangat memantik imajinasi pembaca saat membayangkan tempat-tempat yang didatangi oleh Raib, Seli, dan Ali.

Selain itu, saya juga merasa bahwa di seri kali ini, chemistry yang terjalin antara 3 sekawan tersebut semakin menguat. Hal tersebut bisa terlihat dari bagaimana usaha mereka untuk bekerja sama saat menyelesaikan misi.

Pertarungan melawan cacing pasak adalah bagian yang menurut saya paling epik. Raib berusaha menumpas musuh tersebut dengan kekuatan menghilangnya, Seli dengan kekuatan Petir, dan Ali dengan pemikirannya yang jenius. Mereka saling melindungi dan menjaga, serta mengisi kekosongan satu sama lain.

Dari deskripsi peristiwa tersebut bisa terlihat bahwa dengan bekerja sama, kita bisa memenangkan pertarungan melawan musuh yang jauh lebih hebat. Dengan catatan, selama kita mampu mengatur strategi dan memaksimalkan setiap potensi dari semua individu dalam tim.

Selain hal di atas, masih banyak poin menarik yang mampu diulik dari novel ini. Misalnya keberanian, tekad yang kuat, dan kegigihan dalam berjuang.

Meskipun mungkin bagi pembaca dewasa, membaca cerita dalam novel ini rasanya terlalu mengawang-awang. Ditambah lagi dengan begitu banyak karakter yang dihadirkan serta konflik yang bercabang mampu membuyarkan konsentrasi pembaca untuk mengingat detail cerita novel secara keseluruhan.

Tapi terlepas dari novel ini yang barangkali kurang ralatable untuk pembaca dewasa, tapi saya pikir novel ini memang sangaja disasar untuk segmen pembaca remaja. Sebab, secara keseluruhan, genre fantasi ringan yang sarat dengan pesan moral ini adalah bacaan yang lebih cocok untuk dibaca oleh remaja usia belasan tahun.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Akramunnisa Amir