Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Fathorrozi 🖊️
Buku Menjadi Dai yang Dicinta (iPusnas)

Baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan lontaran kata kurang sedap dari seorang dai kondang kepada penjual es teh sewaktu pengajian umum. Hal ini tentu kurang layak dilakukan oleh seorang dai yang seharusnya memberi suri teladan yang baik kepada para jamaah.

Sebagai panutan umat, pendakwah atau dai terlebih dulu harus memperbaiki diri sebelum memperbaiki orang lain. Harus tampil baik dan berperilaku baik dalam keseharian, baik kepada keluarga maupun kepada orang lain. Memang berat mengemban amanah sebagai pendakwah. Dakwah memerlukan para dai yang ikhlas, sabar, giat, dan dinamis, sebab seorang dai adalah pendidik dan pembangun generasi. 

Dalam buku Menjadi Dai yang Dicinta ini, terdapat beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang dai agar menjadi dai yang powerfull dan mampu menginspirasi umat untuk kembali kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya.

Pertama, menjadi teladan yang baik bagi umat. Nabi adalah teladan bagi para dai. Dalam dirinya terkandung semua karakter utama. Para dai sekarang harus mengaca kepada beliau, sebab beliaulah teladan utama. Keseriusan, kesungguhan, kesabaran, dan istikamah menjadi pondasi yang harus dimiliki oleh setiap dai.

Derajat dai di sisi Allah begitu luar biasa. Imam al-Hasan al-Basri menyebut para dai sebagai Habibullah (kekasih Allah)  Waliyullah (wali Allah), Shafwatullah (pilihan Allah), Khairatullah (pilihan Allah), dan Khalifatullah (wakil Allah).

Kedua, Sabar dan teguh jiwa. Dakwah akan berhadapan dengan sejuta rintangan. Maka, seorang dai harus sabar dan teguh jiwanya untuk menghadapi semua. Sabar bersumber dari kesadaran bahwa semua memerlukan proses, dan keberhasilan menjadi buah dari proses tersebut. Sementara keteguhan jiwa bersumber dari kekuatan ruhiyah yang dibina melalui ibadah mahdah (salat malam, puasa sunah, zikir, membaca al-Qur'an, dan lain-lain).

Ketiga, tak henti untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Tidak ada kata berhenti belajar bagi para dai untuk terus menambah pengetahuan terkait pemikiran, ide, hukum, dan sebagainya. Lewat belajar, pemahaman akan bertambah dan kesalahan diperbaiki, sehingga kemampuan dalam berdakwah semakin meningkat.

Keempat, berani dan tegas. Keberanian para pejuang kebatilan harus dimiliki oleh para dai. Cukuplah Allah sebagai pelindung dan penolong. Dialah sebaik-baik pelindung dan penolong. Dan seterusnya. Masih banyak prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh masing-masing pendakwah agar dicintai oleh jamaah.

Inilah review singkat mengenai buku bertajuk Menjadi Dai yang Dicinta. Bagian penting dari ulasan ini, para dai harus memiliki bekal yang memadai untuk mampu mengemban tugas dakwah.

Selamat membaca! 

Identitas Buku

Judul: Menjadi Dai yang Dicinta

Penulis: N. Faqih Syarif H.

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Cetakan: I, 2011

Tebal: 174 Halaman

ISBN: 978-979-22-6757-0

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Fathorrozi 🖊️