Taman Cahaya adalah sebuah buku yang ditulis oleh Dian Kusuma Wardhani dan diilustrasikan oleh Dewi Citra. Buku ini terbilang singkat karena hanya terdiri atas 24 halaman sehingga cocok dijadikan sebagai buku cerita anak.
Hal yang membuat buku ini terbilang unik adalah tema yang diangkat tentang permberdayaan kota yang dikaitkan dengan kisah fabel. Topik yang barangkali amat jarang diangkat dalam buku anak yang lain.
Alkisah di kota Gemilang, sebuah taman kota di akhir pekan selalu ramai oleh pengunjung. Khususnya sekumpulan anak-anak yang selalu bermain di area tersebut.
Di tengah-tengah taman tersebut, hidupkan sebuah pohon yang amat rindang bernama Kiara. Kiara ikut bahagia karena ia bisa menyaksikan anak-anak tersebut tertawa dan bermain dengan riang gembira di taman kota.
Namun seiring berjalannya waktu, taman kota perlahan mulai kehilangan pengunjungnya ketika anak-anak tersebut beranjak dewasa. Sekarang mereka lebih senang menghabiskan waktu di rumah dengan menonton televisi atau bermain dengan gawai mereka.
Kiara pun mengadukan perasaannya ke burung pipit. Ia sedih karena merasa anak-anak tersebut telah meninggalkan mereka.
Pada suatu hari, tiba-tiba terjadi pemadaman listrik di kota tersebut. Seantero kota menjadi gelap gulita dan penghuninya pun panik.
Kiara yang menyaksikan hal tersebut mencemaskan anak-anak. Burung pipit akhirnya berinisiatif untuk memanggil kawan-kawannya agar membantu mengatasi masalah tersebut.
Berkat ajakan burung pipit, datanglah segerombolan kunang-kunang yang menerangi kota tersebut dengan cahayanya yang indah. Saat menyaksikan hal tersebut, anak-anak pun terpesona dengan kerlap-kerlip yang menyinari langit.
Mereka pun keluar dari rumah menuju taman sambil membawa senter, lilin, dan lampion. Taman tersebut akhirnya berubah menjadi taman cahaya yang menyinari hati seluruh pengunjungnya.
Secara umum, kisah Taman Cahaya ini lumayan edukatif. Kisahnya mampu menanamkan kecintaan pada lingkungan dan kehidupan yang harmonis antara alam dan mahluk hidup yang mendiaminya.
Selain itu, apa yang digambarkan pada hubungan yang terjalin antara Kiara sang pohon, burung pipit, kunang-kunang, dan anak-anak mengandung ajaran tentang kasih sayang dan kepedulian.
Dikemas dengan gaya bernarasi yang sederhana, serta gambar ilustrasi yang memanjakan mata, Taman Cahaya bisa menjadi bacaan anak yang sarat akan pesan moral.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
-
Tidak Ada Buku di Rumah Anggota DPR: Sebuah Ironi Kosongnya Intelektualitas
-
Intelijen Dunia Maya: Upaya Netizen Indonesia dalam Menjaga Demokrasi
-
Ulasan Buku Wise Words for Smart Women, 100 Motivasi untuk Perempuan Cerdas
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Kamu Itu Hebat: Menjadi Hebat Bukan Berarti Harus Sempurna
-
Ulasan Buku Live Your Life: Kembali Utuh Seusai Runtuh
-
Ulasan Buku 'Diary Introvert,' Catatan dari Balik Dunia yang Hening
-
Review Buku 'The Boyfriend' Kisah Romansa yang berakhir Berbahaya
-
Ulasan Buku 'A Court of Mist and Fury' Kekuataan Magis yang Menghancurkan
Ulasan
-
Review Film The Exit 8: Ketakutan Nyata di Lorong Stasiun yang Misterius
-
Membaca Ulang Kepada Uang: Puisi tentang Sederhana yang Tak Pernah Sederhana
-
Review Film Siccin 8: Atmosfer Mencekam yang Gak Bisa Ditolak!
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
-
Kisah Manis Pahit Persahabatan dan Cinta Remaja dalam Novel Broken Hearts
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Keponakan Prabowo, Ini Profil Rahayu Saraswati yang Mundur dari DPR
-
Bukan Sekadar Coretan, Inilah Alasan Poster Demo Gen Z Begitu Estetik dan Berpengaruh
-
Nabung Itu Wacana, Checkout Itu Realita: Melihat Masalah Nasional Gen Z
-
Bukan Cuma Anak Menkeu, Ini Sumber Kekayaan Yudo Sadewa yang Dihujat Netizen
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat