Sampulnya terlihat seperti buku anak-anak, namun ketika dibuka, ternyata isinya membahas fase kehidupan ketika dewasa. Begitulah kira-kira impresi singkat untuk buku ini. Dalam kehidupan, kita akan menghadapi banyak sekali fase. Mulai dari awal kedatangan kita ke dunia hingga ketika kita meninggalkannya. Namun, bukannya mudah menghadapi fase yang satu dan fase lainnya. Terkadang kita terbentur sebelum terbentuk, terkadang menghadapi jalan buntu dan kebingungan akan ke mana arah kehidupan yang tepat.
The Life Journey of Kachu & Moli adalah buku yang berisi mengenai perjalanan kita dalam kehidupan yang dilengkapi dengan ilustrasi yang sangat menggemaskan. Ilustrasi tersebut merupakan visualisasi dari para tokoh kisah di dalamnya. Kachu adalah tokoh utamanya, sedangkan Moli merupakan kambing kecil peliharaan milik Kachu. Selain teman-temannya, Moli lah yang menemani hari-hari Kachu di masa kecil. Menariknya, meskipun buku ini membahas mengenai fase dalam kehidupan dewasa, pada awal bab kita akan disuguhi potongan cerita dari memori Kachu ketika ia kecil.
Lahir dan besar di sebuah desa yang bernama Desa Nuata, sebenarnya nama asli Kachu adalah Kalika. Kachu sendiri merupakan nama kecilnya. Buku yang ditulis dan diilustrasikan oleh orang yang sama yakni Roy Adimulyo ini menggunakan sudut pandang orang pertama yang mana adalah Kachu itu sendiri. Kachu membagikan kisahnya dan pemikirannya akan kehidupan ketika ia kecil dan dewasa. Bagaimana perubahan pola pikir, perbedaan kehidupan saat masih kecil dan dewasa, bagaimana rasanya ketika tinggal di desa dan kota pun turut ia bagikan.
The Life Journey of Kachu & Moli memiliki empat pembahasan di dalamnya. Meaning, struggles, self-worth dan transformation menjadi pilar utamanya. Dari keempat pembahasan tersebut, masing-masing pembahasan dipecah ke dalam beberapa sub bab. Setiap sub bab dibahas dengan ringkas dan jelas. Diceritakan dengan santai, kita diajak oleh Kachu untuk kilas balik ketika masih kecil dan berpikir. Berpikir atas bagaimana kehidupan kita di masa lalu dan kehidupan yang tengah dijalani. Selain itu, di akhir bab terdapat beberapa pertanyaan terkait pembahasan sebelumnya yang dapat diisi.
Meskipun bukan diceritakan oleh Kachu kecil, entah bagaimana cerita demi cerita yang diceritakan memiliki rasa seperti mendengarkan kisah yang dituturkan oleh anak-anak dan rasanya sangat menyenangkan. Ilustrasi, kisah dan rasa dari buku ini membuat saya merasa seperti diajak ke desa yang asri dan berhasil membuat saya merindukan hari-hari ketika saya kecil.
Banyak sekali pembahasan di dalamnya yang relevan bagi diri saya seperti perihal status sosial, mencari kebahagiaan, lalu bagaimana ketika kita kecil, kita cenderung kurang berpikir terlalu jauh dan dalam sebelum melakukan sesuatu, sedangkan ketika dewasa kita banyak menggunakan rem dalam bentuk pikiran dan perasaan sebelum memutuskan melakukan sesuatu di luar kebiasaan. Hal ini memang baik, tapi terkadang juga dapat menjadi penghalang diri untuk mencoba hal baru jika pertimbangan dilakukan dengan diiringi pikiran negatif dan kecemasan yang mendominasi.
Dari buku The Life Journey of Kachu & Moli kita diajak untuk melakukan refleksi diri dan pencarian diri. Apa yang sebenarnya kita cari? Apa tujuan hidup kita? Apa hal yang membuat kita bahagia? Banyak sekali hal yang dapat kita renungkan dan pikirkan jawabannya atas pertanyaan yang dilempar oleh sang penulis dalam buku ini. Jika kamu tengah kesulitan memahami diri sendiri, membutuhkan gambaran pertanyaan apa yang bisa kamu tanyakan kepada diri sendiri demi membantu dirimu untuk menentukan arah kehidupan atau bahkan mungkin hanya sekadar membutuhkan bacaan ringan yang menghangatkan, maka saya merekomendasikan kamu untuk bertemu dengan Kachu dan Moli.
Tag
Baca Juga
-
Mengenal Maria Merian Lewat Buku The Girl Who Drew Butterflies
-
Menyingkap Kisah Kelam dalam Buku The Paris Apartment Karya Lucy Foley
-
Lika-liku Kehidupan Kembar Siam dalam Buku One Karya Sarah Crossan
-
Menghadapi Jungkir Balik Kehidupan dalam Buku Kakakku, Bongsoon
-
Review Buku Purple Eyes Karya Prisca Primasari, Bukan Kisah Romantis seperti Pada Umumnya
Artikel Terkait
-
Meributkan Wanita Tak Punya Mulut dalam Buku Cerpen Yel Karya Putu Wijaya
-
Novel Tokyo Ever After: Kisah Gadis Amerika-Jepang dalam Menemukan Ayahnya
-
Resensi Buku 'Goodbye, Things', Hidup Bahagia dengan Sedikit Barang
-
Menggiring Imajinasi Pembaca dalam Buku Cerpen Lidah Karya Ni Komang Ariani
-
Ulasan Buku The Magic of Creativity, Kiat Meraih Kreativitas dalam Berkarya
Ulasan
-
Ledakan Rempah di Setiap Suapan, Mengintip Lezatnya Kebuli Jannah Jambi
-
Review Film Ruang Rahasia Ibu: Kupas Misteri Selepas Duka
-
Review Film Julie Keeps Quiet: Yang Memilih Nggak Terlalu Banyak Bicara
-
Ulasan Novel Saksi Mata: Kebenaran yang Tak Bisa Dibungkam Oleh Kekuasaan
-
Review Film Tak Ingin Usai di Sini: Saat Cinta Diam-Diam Harus Rela Pergi
Terkini
-
MotoGP Aragon 2025: Tak Terkalahkan, Marc Marquez Raih P1 Sejak Hari Jumat
-
Di Desa Pulau Pandan, Komunitas MAGA Ajak Remaja Rancang Masa Depan Unik
-
4 Clay Mask Tea Tree Terbaik untuk Bersihkan Pori dan Cegah Jerawat
-
Chocolate oleh Baekhyun: Ungkapan Manis Pahitnya Perasaan Cinta Bak Cokelat
-
Budaya Cicil Bahagia: Ketika Gen Z Menaruh Harapan pada PayLater