Pernahkah Anda merasa hampa dalam menjalani kehidupan? Saya pernah. Dan saya yakin setiap orang pernah mengamali titik kehampaan atau kejenuhan dalam menjalani rutinitas sehari-hari. Terlebih bagi mereka, yang memiliki ujian atau cobaan hidup yang berat. Misalnya, tak kunjung mendapatkan pekerjaan, penyakit yang tak kunjung sembuh, atau mereka yang memiliki kekurangan fisik sejak lahir.
Merasa hampa sebenarnya adalah hal lumrah. Namun jangan sampai menyebabkan kita kebablasan dan tak berusaha untuk keluar dari titik kehampaan itu. Apalagi sampai membuat seseorang merasa putus asa menjalani hidup. Sungguh, sikap putus asa adalah hal yang sangat dilarang dalam ajaran agama.
Perasaan hampa, bila sampai dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan hidup kita menjadi tak berarti. Damalin Basa, dalam bukunya yang berjudul ‘Hampa’ (Pesan Untukmu yang Putus Asa dan Tak Ingin Melakukan Apa-Apa) menguraikan bahwa rasa hampa itu sangatlah menyakitkan. Ia bisa merenggut seseorang dari puncak kebahagiaan, memperdalam telaga kesedihan, hingga menyeret ke samudra perasaan tak berguna dan tak diinginkan. Akhirnya, muncul hasrat untuk mengakhiri kehidupan.
Orang yang ingin mengakhiri hidup dengan cara tercela seperti bunuh diri, menjadi pertanda bahwa perasaan hampa telah begitu kuat mencengkeram jiwanya. Inilah yang menjadi alasan bahwa ketika sedang merasa hampa, maka bersegeralah untuk mencari motivasi, mencari teman atau sahabat yang bisa diajak berbagai cerita, dan tentunya mendekatkan diri pada-Nya dengan banyak-banyak melakukan ibadah dan berdoa.
Hindari melakukan hal-hal yang bisa memicu datangnya kehampaan. Misalnya, menangis dan melamun sendirian di dalam kamar, menarik diri dari pergaulan, minum dan makan secara berlebihan, menonton televisi sepanjang hari, atau berselancar di media sosial tanpa kenal waktu. Bahkan, lebih mirisnya jika sampai mengonsumsi minuman keras atau obat-obatan terlarang yang bisa membahayakan (hlm. 185-186).
Bila ditelisik, ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab kehampaan dalam diri setiap manusia. Dalam buku ini dibeberkan sumber-sumber rasa hampa. Antara lain, dihina dan direndahkan, beratnya kehilangan, dihantui penyesalan melakukan kesalahan, pemalu yang kesepian, luka ditinggal kekasih tercinta, dan lain sebagainya.
Buku karya Damalin Basa yang diterbitkan oleh penerbit Quanta ini akan menuntun kita menemukan penyebab rasa hampa dan mencari jalan keluarnya. Sebuah buku motivasi menarik yang penting dibaca oleh setiap orang.
Baca Juga
-
Mengurai Makna Rezeki dalam Buku Rezekimu Sudah Dijamin
-
Rahasia Menjadi Seorang Penulis dalam Buku Menulis Semudah Berbicara
-
Ulasan Buku Psikologi Dakwah, Kiat Sukses dalam Berdakwah
-
Pentingnya Pendidikan Sejak Dini dalam Buku Pengembangan Pembelajaran PAUD
-
Ulasan Buku Amalan Hati: Menggapai Ketenangan Hidup
Artikel Terkait
-
Mengurai Makna Rezeki dalam Buku Rezekimu Sudah Dijamin
-
Valentine's Day: Mengkritisi Dampak Perayaan Terhadap Identitas Muslim
-
Menyelami Novel Sunset Bersama Rosie, Memahami Arti Cinta, Kehilangan, dan Persahabatan
-
Rahasia Menjadi Seorang Penulis dalam Buku Menulis Semudah Berbicara
-
From Me to You: Love Notes, Jawaban Persoalan Asmara Ala Asma Nadia
Ulasan
-
Saat Identitas Memudar: Pelajaran dari Aku yang Sudah Lama Hilang
-
Review Drama Korea When the Stars Gossip: Hadirkan Premis Menarik dengan Eksekusi Menggigit
-
Puncak Raja Bunga, Pilihan Terbaik Berlibur Bersama Keluarga di Majene
-
Pertarungan Terakhir Scarlett, Tella, dan Legend di Seri Carnaval Finale
-
Saat Pakar Tak Lagi Dipercaya: Review Buku 'Matinya Kepakaran'
Terkini
-
Wajib Unduh! 4 Aplikasi Penunjang Belajar untuk Pelajar di Era Digital
-
Dilabeli Pemain Muda Terbaik, Bukti Pratama Arhan Tak Hanya Jadi Bahan Jualan Klub
-
Striker Asing PSS Sleman Beberkan Persiapan Jelang Hadapi Bali United FC
-
Jadi Asisten Indra Sjafri di Timnas U-20, Kurniawan DY Alami Penurunan Karier?
-
SHINee Winter Wonderland: Lagu Puitis Tentang Kenangan di Malam Bersalju