"Iblis di Pekarangan" adalah novel karya Ayu Welirang yang terdiri dari 14 cerita pendek yang menggambarkan berbagai bentuk "iblis" dalam kehidupan sehari-hari. Iblis di sini bukanlah makhluk gaib, melainkan simbol dari sisi gelap manusia seperti dendam, manipulasi, dan kekerasan.
Cerita-cerita ini mengajak pembaca untuk merenungkan bahwa kejahatan bisa bersemayam dalam diri siapa saja, bahkan orang terdekat sekalipun. Antologi ini menampilkan keragaman dalam gaya penceritaan dan tema. Beberapa cerita menonjolkan aspek psikologis, sementara yang lain lebih fokus pada aksi dan plot twist. Variasi ini memberikan dinamika yang menarik, menjaga ketegangan dan rasa penasaran pembaca dari satu cerita ke cerita lainnya.
Teknik cerita naratif yang disampaikan kompleks namun efektif. Menggunakan empat sudut pandang berbeda, cerita ini membongkar lapisan-lapisan kebenaran yang tersembunyi di balik tindakan para tokohnya. Penggunaan narator yang tidak dapat dipercaya menambah kedalaman dan ketegangan dalam cerita.
Gaya penulisan dalam antologi ini cenderung puitis namun tetap tajam. Deskripsi yang detail dan atmosfer yang dibangun dengan cermat membuat pembaca merasa terlibat secara emosional pada cerita. Setiap cerita memiliki nuansa yang unik, namun semuanya menyatu dalam tema besar tentang kegelapan dalam diri manusia.
Banyak cerita dalam antologi ini yang menyentuh isu-isu sosial seperti kekerasan dalam rumah tangga, patriarki, penyalahgunaan kekuasaan, dan kesehatan mental. Dengan cara ini, antologi ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan realitas sosial yang ada di sekitar mereka.
Kekuatan utama antologi ini terletak pada keberaniannya dalam mengeksplorasi sisi gelap manusia tanpa kompromi. Namun, beberapa cerita mungkin terasa terlalu singkat atau kurang berkembang, sehingga tidak semua cerita meninggalkan kesan yang kuat bagi pembaca.
Sebagai satu-satunya penulis internasional dalam antologi ini, Akiyoshi Rikako menghadirkan cerita yang singkat namun menggugah. Dengan narasi yang padat dan atmosfer yang mencekam, "Backyard" berhasil meninggalkan kesan mendalam meskipun dengan premis yang sederhana.
Pengaruh genre iyamisu dari Jepang terasa kuat dalam antologi ini, terutama dalam bagaimana cerita-cerita tersebut mengeksplorasi psikologi karakter dan menghadirkan twist yang mengejutkan. Kolaborasi dengan Akiyoshi Rikako memperkuat nuansa ini, memberikan warna internasional pada karya lokal.
Sampul buku yang menggambarkan panggung sirkus dengan dua tokoh utama mencerminkan tema antologi ini, pertunjukan kehidupan yang penuh dengan topeng dan rahasia. Desain pada sampul buku ini menambah daya tarik visual dan memperkuat atmosfer cerita-cerita yang ada di dalamnya.
Dengan mengangkat tema-tema yang relevan dengan kondisi sosial saat ini, antologi ini berhasil menjadi cermin bagi pembaca untuk melihat sisi gelap dalam diri sendiri dan masyarakat. Hal ini menjadikan "Iblis di Pekarangan" lebih dari sekadar kumpulan cerita horor atau thriller.
"Iblis di Pekarangan" adalah antologi yang menggugah dan menantang, mengajak pembaca untuk merenungkan sisi gelap manusia melalui cerita-cerita yang intens dan penuh twist. Meskipun tidak semua cerita memiliki kekuatan yang sama, keseluruhan antologi ini berhasil menyampaikan pesan yang kuat dan relevan.
Antologi ini direkomendasikan bagi pembaca yang menyukai cerita-cerita psikologis, misteri, dan thriller dengan kedalaman karakter dan tema yang kompleks. Bagi yang tertarik dengan eksplorasi sisi gelap manusia dan dinamika sosial, "Iblis di Pekarangan" memberikan pengalaman membaca yang memuaskan dan menggugah.
Identitas Buku
Judul: Iblis di Pekarangan
Penulis: Ayu Welirang
Penerbit: Haru Publishing
Tanggal Terbit: 6 Oktober 2024
Tebal: 303 Halaman
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Film iHostage: Kisah Nyata di Balik Mewahnya Toko Apple
-
5 Film Animasi Bertema Gotik yang Wajib Ditonton Pecinta Nuansa Gelap
-
Sinopsis Film Secret Untold Melody: Melodi Rahasia yang Menyatukan Dua Hati
-
Ulasan Novel Kembali Bebas: Ketika Cinta Tak Lagi Cukup di Usia Senja
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
Artikel Terkait
-
Menyesuaikan Diri Terhadap Perubahan Hidup dalam Buku "Adaptasi"
-
Ulasan A Swiftly Tilting Planet: Mengubah Sejarah Lewat Perjalanan Waktu
-
4 Film Islami yang Diadaptasi dari Novel Asma Nadia, Inspiratif Banget!
-
Menyelami Rasa Sedih dan Lega Secara Bersamaan dalam Novel Eleanor
-
Review Film iHostage: Kisah Nyata di Balik Mewahnya Toko Apple
Ulasan
-
Review Anime Mob Psycho 100 Season 3, Penutup yang Memuaskan dari Kisah Mob
-
Pantai Namalatu, Wisata Alam dengan Panorama Eksotis di Ambon
-
Resensi Novel Voice: Kisah di Belakang Layar Para Voice Actor
-
Pulau Bair, Wisata dengan Berjuta Keindahan di Maluku Tenggara
-
Ungkap Kebenaran dan Tegakkan Keadilan dalam Buku Cerpen Saksi Mata
Terkini
-
Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Ketika Dosa Nggak Lagi Bisa Disembunyikan
-
4 Ide Gaya Streetwear Keren ala Heejin ARTMS, Kamu Suka Look yang Mana?
-
Ungkap Misteri Mother Flame, Simbol Kekuatan Absolut di Anime One Piece
-
Jorji Batal Berangkat ke Sudirman Cup 2025, Ester Wardoyo Siap Gantikan
-
Bergenre Horor, Warner Bros Bagikan Teaser Perdana Film Weapons