The Family Experiment adalah novel terbaru dari John Marrs, penulis asal Inggris yang dikenal dengan karya-karya fiksi ilmiah spekulatif bertema psikologis dan futuristik. Buku ini diterbitkan oleh Pan Macmillan pada tahun 2024.
Marrs sebelumnya dikenal lewat novel-novel seperti The One, The Passengers, dan The Marriage Act, yang mengangkat isu-isu sosial dan etika di tengah kemajuan teknologi. Dalam The Family Experiment, Marrs mengangkat tema besar tentang konsep keluarga, realitas virtual, dan batas moral teknologi di tengah krisis populasi dan kemunduran ekonomi.
Alur Cerita
Ceritanya berlatar di masa depan saat krisis global membuat banyak pasangan tidak lagi mampu memiliki anak secara biologis. Sebagai solusi, sebuah perusahaan teknologi menciptakan MetaChildren, anak-anak virtual yang hidup dalam dunia simulasi realitas.
Untuk mempromosikan teknologi ini, dibuatlah acara reality show berjudul The Family Experiment, di mana sepuluh keluarga terpilih akan membesarkan anak virtual dari bayi hingga usia 18 tahun hanya dalam sembilan bulan.
Mereka harus menjalani berbagai tantangan dalam simulasi kehidupan nyata, mulai dari pendidikan, emosi, hingga konflik keluarga. Di akhir program, mereka diberi pilihan yaitu untuk tetap bersama anak virtual mereka atau menerima anak biologis sungguhan sebagai hadiah.
Tokoh dan Karakter
Dalam novel ini, John Marrs memperkenalkan berbagai tokoh dengan latar belakang unik. Ada pasangan yang kehilangan anak dan ingin “mengulang” peran sebagai orang tua, ada pasangan gay yang berjuang melawan stigma, hingga seorang ayah tunggal yang mencari pengakuan. Setiap tokoh memiliki konflik pribadi yang menguji hubungan mereka dengan anak virtual yang mereka rawat.
Marrs menulis dari sudut pandang secara berurutan, sehingga pembaca mampu menyelami konflik batin masing-masing tokoh secara mendalam. Meskipun jumlah karakter cukup banyak, Marrs berhasil memberi ciri khas pada tiap tokoh lewat dialog, keputusan, dan perkembangan psikologis mereka.
Salah satu bagian paling menarik dari buku ini adalah bagaimana para peserta menghadapi momen “pemberontakan” dari anak virtual mereka. Walau hanya simulasi, anak-anak ini memiliki respons emosional yang begitu realistis hingga para orang tua mulai meragukan apakah cinta yang mereka rasakan juga “virtual.”
Konflik batin ini memperkaya narasi dan mengaburkan batas antara realita dan ilusi. Pertanyaan pun muncul, apakah kita bisa mencintai sesuatu yang tidak nyata? Dan apakah pengalaman emosional dalam dunia digital bisa menggantikan hubungan manusia sungguhan?
Keunikan John Marrs dalam menulis terletak pada caranya memadukan unsur thriller psikologis dengan skenario spekulatif yang terasa dekat dengan realitas. Ia tidak hanya membangun dunia fiksi, tetapi juga menanamkan pertanyaan filosofis dan etis di setiap bab.
Penyampaian alur yang cepat, penuh kejutan, dan karakter yang kompleks membuat pembaca terus terikat dengan cerita hingga halaman terakhir. Marrs juga piawai menciptakan twist yang tak terduga namun tetap masuk akal dalam konteks ceritanya.
Secara keseluruhan, The Family Experiment adalah novel yang memadukan kritik sosial, drama keluarga, dan teknologi dalam satu paket naratif yang menggugah. Marrs mengajak kita merenung, bukan hanya tentang masa depan keluarga, tapi juga tentang hakikat menjadi manusia di era digital. Ini adalah bacaan wajib bagi pecinta fiksi ilmiah modern yang tidak hanya mencari hiburan, tetapi juga pemikiran.
Identitas Buku
Judul: The Family Experiment
Penulis: John Marrs
Penerbit: Pan Macmillan
Tahun Terbit: 2024
Genre: Fiksi Ilmiah, Drama, Thriller Psikologis
Jumlah Halaman: 384 halaman
ISBN: 9781529071238
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Saat Podcast Jadi Pilihan Belajar, Apa yang Hilang dari Televisi?
-
Siapa Peduli pada Guru, Kalau Semua Sibuk Bicara Kurikulum?
-
Narasi Damai ala Influencer: Cara Komunikasi Pemerintah yang Hilang Arah
-
Menggugat Konsep Nama Baik Keluarga: Beban Perempuan dalam Tradisi Sosial
-
Kekerasan Aparat vs Janji Reformasi: Membaca Pesan di Balik Kematian Affan Kurniawan
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Highly Unlikely: Ketika Cinta Tumbuh di Tengah Pandemi
-
Ulasan Novel Queens of Fennbirn: Menyelami Sejarah Gelap Dunia Fennbirn
-
Novel The Wasp Trap: Ketika Sejarah Keluarga Mengungkap Sebuah Kebenaran
-
Ulasan Buku James Karya Percival Everett: Kisah Jim yang Akhirnya Bersuara
-
Novel And Then I Heard the Quiet: Rahasia yang Terkubur di Fort Langley
Ulasan
-
Ulasan Novel Mayday, Mayday: Berani untuk Berdiri Setelah Apa yang Terjadi
-
Review Film Red Sonja: Petualangan Savage yang Liar!
-
Review Film DollHouse: Ketika Boneka Jadi Simbol Trauma yang Kelam
-
Di Tengah Krisis Literasi, Kampung Ini Punya Perpustakaannya Sendiri
-
Ulasan Novel Mean Streak: Keberanian Memilih Jalan Hidup Sendiri
Terkini
-
Pengganti Ipar Haji Isam, Ini Sosok Rohmat Marzuki yang Jadi Wamenhut
-
Resmi Jadi Kepala LKPP, Ini Rekam Jejak dan Prestasi Sarah Sadiqa
-
DPR Tolak Anggaran Tambahan, Nasib IKN Tahap II Dipertanyakan
-
Profil Ahmad Dofiri, Wakapolri yang Dilantik Jadi Penasihat Khusus Presiden
-
Sinopsis dan Jadwal Tayang Wild Ambition Bloom, Drama China Baru Bertema Bisnis