Saat mempelajari ilmu tentang sains, sebagian orang terkadang merasa jenuh dengan materinya yang berat dan terlalu serius. Kebanyakan cuma membahas tentang hal-hal ilmiah dengan istilah dan rumusan yang sulit dipahami.
Tapi bagaimana seandainya jika ada jenis buku sains populer yang mampu mengkorelasikan antara pengetahuan ilmiah dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari?
Tentu hal tersebut membuat sains tidak lagi menjadi momok yang menakutkan. Tetapi sebaliknya, sains bisa menjadi ilmu yang mampu membangkitkan ketakjuban tentang betapa indahnya pengaturan alam semesta beserta rahasia yang tersibak di dalamnya.
Pembahasan semacam itu saya temukan salam salah satu buku berjudul 'Misteri DNA' karya Kazuo Murakami.
Sebagaimana judulnya, buku ini membahas tentang implementasi pengetahuan tentang DNA yang ternyata memengaruhi aspek-aspek praktis dalam kehidupan manusia.
Dalam hal ini, penulis menjelaskan bahwa segala jenis pertemuan, terjadinya momentum besar yang mengubah arah kehidupan, meningkatkan keahlian, hingga hubungan antar sesama manusia erat kaitannya dengan susunan DNA yang kita miliki.
Nah, kok bisa, ya? Menurut Murakami, kuncinya ada di potensi DNA yang luar biasa besarnya dalam menyimpan kode genetik.
Diperkirakan dari keseluruhan informasi genetik, cuma sekitar 5-10% yang betul-betul bekerja.
Bisa dibayangkan betapa besar potensi yang masih tersimpan dalam tubuh manusia. Analoginya seperti ini, pernah nggak kamu membayangkan kenapa setiap sel dalam organ kita hanya menjalankan satu fungsi tertentu dan tidak pernah tertukar dengan fungsi organ lain? Misalnya nih, jantung yang memompa darah tidak pernah bertukar peran dengan ginjal yang menyaring racun.
Padahal, di dalam buku ini Murakami membahas kalau setiap sel dalam tubuh bagian mana pun menyimpan informasi yang sama. Artinya, ada potensi untuk bertukar peran, tapi nggak pernah terjadi hal seperti itu.
Kuncinya ternyata ada pada pengaturan fungsi ON/OFF atau nyala/padam DNA. DNA dalam sebuah sel memiliki bagian yang terjaga dan berfungsi, juga bagian yang tertidur dan nggak berfungsi.
Tapi perlu diingat kalau berfungsi tidaknya bagian-bagian tersebut bisa diatur selayaknya tombol ON/OFF pada sakelar lampu.
Inilah yang nantinya memengaruhi kehidupan manusia, baik dari segi fisiologis tubuh maupun psikologisnya.
Jika kita belajar lebih dalam tentang genetika ini, kita nggak sekadar menemukan korelasi antara fungsi tubuh dan kesehatan aja, tapi juga memuat aspek yang menjadi dasar-dasar pengambilan keputusannya.
Terlepas dari asupan gizi dan pola hidup sehat, beberapa aspek yang ngaruh banget dengan On atau Off-nya DNA yang baik dan buruk itu di antaranya adalah lingkungan, mindset, hubungan interpersonal, serta kelapangan hati.
Dari beberapa aspek inilah, Murakami menceritakan pengalaman dalam menghidupkan DNA yang baik untuk mendobrak batasan untuk mencapai cita-citanya dalam hidup.
Khususnya hal-hal yang terkait dalam penemuan enzim Renin pada DNA yang menurutnya adalah pengalaman yang seolah melibatkan banyak keajaiban dalam hidupnya.
Jadi, pada intinya buku ini sebenarnya lebih cenderung mirip memoar perjalanan sang profesor saat menempuh penelitiannya terkait DNA.
Jika pada awalnya saya mengira buku ini akan banyak membahas keajaiban DNA secara ilmiah, ternyata hal tersebut keliru. Sebab, kebanyakan isinya justru membahas pengalaman dalam penelitian itu sendiri yang dibumbui dengan kalimat-kalimat motivasi.
Nah, bagi kamu yang menyukai buku nonfiksi ilmiah yang inspiratif, buku Misteri DNA ini bisa menjadi salah satu rekomendasi bacaan. Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Misteri DNA
Penulis: Kazuo Murakami
Penerbit: Gramedia
Tahun Terbit: 2002
Tebal: 204 Halaman
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku A Cup of Soul, Kumpulan Quotes dengan Ilustrasi Bertema Kucing
-
3 Rekomendasi HP Snapdragon 7 Gen 3 Terbaik, Chipset Kekinian yang Super Gahar!
-
Ulasan Novel Practice Makes Perfect: Latihan Kencan Berubah Menjadi Cinta
-
Angka Pengangguran Tinggi, Banyak Gen Z Kepincut Geluti Bidang Ini
-
Ulasan Buku The Good Sister: di Balik Kasih Sayang Seorang Kakak yang Manipulasi
Ulasan
-
Ulasan Buku "Revenge of the Tipping Point", Kombinasi Psikologi Dunia
-
Review Film Wasiat Warisan: Komedi Keluarga dengan Visual Danau Toba
-
Review Film Zootopia 2: Petualangan yang Lebih Dewasa dan Emosional
-
Ulasan Film Steve: Kisah Satu Hari yang Mengancam Kewarasan
-
Ulasan Buku Melania: Tokoh Publik Amerika Serikat yang Melegenda
Terkini
-
Daftar Film Pemenang JAFF 2025, Tinggal Meninggal Borong Penghargaan
-
Lebih dari Sekadar Air Putih, 5 Manfaat Infused Water untuk Kesehatan
-
Marselino Absen, Kini Hanya Tersisa 2 Alumni Generasi Emas SEA Games 2023 di Skuat Garuda
-
Jangan Dianggap Sepele, Ini 5 Langkah Penting Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
-
10 Tanaman Hias Pembersih Udara, Bikin Kamar Segar Tanpa Air Purifier