Novel "Never Over" karya Clare Gilmore adalah kisah romansa kontemporer yang hangat, emosional, dan penuh refleksi tentang kesempatan kedua dalam cinta dan kehidupan.
Diterbitkan pada tahun 2024, buku ini dengan cepat menarik perhatian para pembaca karena menggabungkan unsur romansa yang manis dengan latar dunia musik yang hidup serta perjalanan emosional dua tokoh utama yang berusaha memperbaiki masa lalu.
Gilmore, yang sebelumnya dikenal lewat novel debutnya "Love Interest", kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam menulis hubungan yang realistis, penuh dialog bermakna, dan sarat nuansa emosi.
Kisah "Never Over" berpusat pada Paige Lancaster, seorang penulis lagu berusia dua puluh lima tahun yang sedang berjuang meniti karier di industri musik. Ia adalah sosok yang berbakat, tekun, dan kreatif, namun terjebak dalam kebuntuan emosional yang membuat karyanya terasa hambar.
Saat seorang eksekutif musik menegurnya karena lirik-liriknya dianggap kurang memiliki kedalaman perasaan, Paige mulai merenungkan mengapa ia tidak lagi bisa menulis dengan sepenuh hati seperti dulu.
Dalam keputusasaan mencari inspirasi, ia nekat menghubungi mantan kekasihnya, Liam Bishop, lelaki yang pernah menjadi cintanya sekaligus sumber patah hatinya beberapa tahun lalu.
Paige kemudian mengajukan ide yang gila, ia ingin Liam membantunya merasakan kembali sakit hati agar ia bisa menulis lagu yang lebih jujur dan emosional.
Liam, yang kini bekerja sebagai manajer tur musik setelah karier atletiknya kandas akibat cedera, menerima tawaran itu dengan syarat mereka akan menghabiskan dua bulan tur bersama.
Dari sinilah, pertemuan kembali dua orang yang saling mencintai namun pernah terluka itu dimulai, membawa mereka dalam perjalanan untuk menemukan siapa diri mereka sebenarnya dan apakah cinta mereka masih punya tempat di masa kini.
Clare Gilmore membangun karakter Paige dengan sangat realistis. Ia bukan tokoh perempuan yang sempurna, melainkan seseorang yang penuh keraguan dan perasaan terjebak di antara ambisi serta luka lama.
Paige digambarkan sebagai pribadi yang selalu ingin membuktikan diri, terutama karena ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara dan sering merasa tidak cukup dibandingkan kakak-kakaknya.
Rasa tidak percaya diri ini menjadi akar dari banyak keputusannya, termasuk ketika ia memutuskan untuk kembali menemui Liam demi menemukan inspirasi.
Liam Bishop, di sisi lain, adalah karakter pria yang tidak sekadar menjadi sosok romantis klise. Ia memiliki masa lalu dan pergulatan batin sendiri, kehilangan karier yang ia cintai, rasa bersalah karena kegagalannya di masa lalu, dan cintanya yang belum benar-benar padam terhadap Paige.
Liam bukan tokoh sempurna, namun justru karena itu ia terasa manusiawi. Perpaduan antara kedewasaan, kehangatan, dan kerentanan membuat karakternya sangat menonjol.
Hubungan Paige dan Liam dibangun dengan dinamika yang kuat. Clare Gilmore tidak langsung melempar pembaca pada romansa kilat, melainkan membiarkan hubungan mereka tumbuh perlahan melalui percakapan, kebersamaan di tur, serta kenangan yang muncul satu per satu.
Chemistry antara keduanya terasa alami dan penuh ketegangan emosional bukan hanya tentang hasrat, tetapi juga tentang bagaimana mereka belajar untuk memaafkan, menerima, dan tumbuh bersama.
Salah satu kekuatan terbesar "Never Over" terletak pada eksplorasi temanya. Novel ini tidak hanya bercerita tentang cinta, tetapi juga tentang pertumbuhan pribadi, penebusan, dan hubungan antara seni dan emosi manusia.
Paige harus belajar bahwa karya terbaik lahir dari kejujuran dan kerentanan, bukan dari rasa takut atau pengendalian diri. Gilmore dengan cermat menggambarkan proses kreatif yang tidak selalu indah, terkadang seni muncul dari rasa sakit yang belum sembuh.
Selain itu, novel ini juga menyoroti pentingnya komunikasi dalam hubungan. Paige dan Liam bukan pasangan yang sempurna, tetapi mereka berusaha berbicara dengan jujur, mendengarkan satu sama lain, dan mengakui kesalahan. Hal ini memberi nuansa yang matang pada cerita mereka, jauh dari drama berlebihan yang sering muncul dalam novel romansa.
Gaya menulis Clare Gilmore lembut namun tajam. Ia menggunakan narasi orang pertama dari sudut pandang Paige, yang membuat pembaca bisa menyelami isi pikirannya secara mendalam.
Dialog-dialognya terasa alami dan penuh makna, sering kali mencerminkan keintiman dan kerentanan dua orang yang masih menyimpan perasaan satu sama lain.
Selain itu, Clare Gilmore pandai menyeimbangkan adegan emosional dengan humor ringan dan interaksi yang membuat pembaca tersenyum di sela-sela adegan serius.
Struktur cerita disusun dengan pola maju-mundur, di mana flashback ke masa lalu Paige dan Liam dimasukkan secara berkala.
Meskipun sebagian pembaca mungkin merasa transisi ini sedikit mengganggu ritme, cara ini efektif untuk menunjukkan bagaimana masa lalu memengaruhi tindakan mereka di masa kini.
Melalui kilas balik, pembaca dapat memahami betapa dalamnya hubungan mereka dan mengapa perpisahan dahulu meninggalkan luka yang begitu besar.
Namun, novel ini bukan tanpa kelemahan. Premis awal, seorang perempuan meminta mantannya untuk membuatnya patah hati demi inspirasi menulis lagu terasa agak tidak masuk akal bagi sebagian pembaca.
Selain itu, alur di pertengahan cerita sedikit melambat karena terlalu banyak refleksi internal dari Paige. Meski demikian, kelemahan ini tidak terlalu mengganggu karena Gilmore berhasil menutup cerita dengan klimaks emosional yang memuaskan dan penuh harapan.
Secara keseluruhan, "Never Over" adalah novel yang menghangatkan hati dan penuh pesan tentang cinta, kehilangan, dan keberanian untuk memulai kembali.
Clare Gilmore menghadirkan kisah dua orang yang pernah saling menghancurkan, namun akhirnya menyadari bahwa cinta sejati tidak pernah benar-benar berakhir, hanya tertunda hingga keduanya siap untuk tumbuh bersama.
Identitas Buku
Judul: Never Over
Penulis: Clare Gilmore
Penerbit: St. Martin's Griffin
Tanggal Terbit: 28 Oktober 2025
Tebal: 340 Halaman
Baca Juga
-
Ulasan Novel My Darling Dreadful Thing, Cerita Horor di Rumah Tua Beckman
-
Ulasan Novel Outlier: Penerimaan Diri di Tengah Luka Lama
-
Ulasan Novel The Friend Zone: Pilihan Sulit Antara Cinta dan Mimpi
-
Ulasan Novel Where Loyalty Lies: Perjalanan Menemukan Jati Diri
-
Ulasan Novel Icing on the Murder: Rahasia Gelap di Balik Kue Pengantin
Artikel Terkait
-
4 Rekomendasi Novel Thriller Indonesia dengan Alur Cerita yang Menegangkan!
-
Novel 'Ketika': Belajar Menerima Kekacauan dan Kerapihan Dalam Satu Rumah
-
Ulasan Novel Cold Couple: Kisah Cinta Dingin yang Menghangatkan Jiwa
-
Bidadari Santa Monica: Ketika Warna Kehidupan Bertemu Misteri dan Cinta
-
Time After Time: Perjalanan Waktu yang Mengubah Segalanya
Ulasan
-
4 Rekomendasi Novel Thriller Indonesia dengan Alur Cerita yang Menegangkan!
-
Review Film Predator Badlands: Kala Sang Monster Jadi Mangsa di Tanah Asing
-
Mengenal Boso Walikan Malang: Bahasa Gaul Penuh Sejarah Panjang Kemerdekaan
-
Novel 'Ketika': Belajar Menerima Kekacauan dan Kerapihan Dalam Satu Rumah
-
Ulasan Novel Cold Couple: Kisah Cinta Dingin yang Menghangatkan Jiwa
Terkini
-
Telah Kandas, DJ Bravy Ngaku Selingkuh dari Erika Carlina: Salah Gue
-
4 Ide OOTD Boyish ala Park Yoo Na, Cocok untuk Look Tomboy nan Stylish!
-
Dari Chic sampai Street Style, 4 OOTD Yunjin LE SSERAFIM yang Anti Gagal!
-
Satu-Satunya Artis K-Pop, Jennie Jadi Headliner di '2026 Mad Cool Festival'
-
4 Hydrating Toner Korea untuk Lembapkan Kulit Kering dan Redakan Kemerahan