Saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa film Bollywood tidak kalah dengan film-film Hollywood. Seiring dengan meningkatnya kualitas film yang dihasilkan, maka semakin banyak penikmatnya. Salah satu film yang tidak boleh dilewatkan tahun ini adalah Gangubai Kathiwadi. Film yang rilis pada tanggal 25 Februari 2022 ini bisa kalian nikmati pada platform Netflix.
Gangubai Kathiwadi bercerita tentang perjuangan seorang aktivis pembela hak-hak Pekerja Seks Komersial (PSK) pada tahun 1960an. Pada awal film kita akan disajikan kilas balik perjalanan Ganga (Alia Bhatt) seorang gadis lugu yang ingin menjadi aktris Bollywood di Mumbai. Ia jatuh cinta dengan dengan seorang pria bernama Ramnik ( Varun Kapoor) yang berjanji akan membantu mimpinya untuk menjadi seorang aktris Bollywood. Sayangnya, janji manis Ramnik hanyalah akal-akalan belaka. Ganga yang polos malah dijual kepada seorang Mucikari bernama Bibi Sheela ( Seema Pahwa) di salah satu rumah bordil di Kamathipura.
Ganga yang merasa tidak bisa pulang kembali ke rumahnya, akhirnya menerima nasib menjadi seorang pelacur. Ganga juga mengubah namanya menjadi Gangu untuk membuang identitas Ganga dalam dirinya. Nama ini ia peroleh dari seorang pelanggan yang menikmati pelayanannya sebagai seorang pelacur. Pelanggan itu juga mengatakan bahwa ia suatu hari nanti akan menjadi pemimpin di Kamathipura. Siapa sangka dari perkataan seorang pelanggan Gangu menetapkan ambisinya untuk menjadi seorang pemimpin di Kamathipura. Ambisinya ini juga berkaitan dengan keinginannya memberikan kehidupan yang lebih baik bagi 4000 wanita PSK di Kamathipura.
Perjalanan Gangu untuk menjadi pemimpin Kamathipura tidaklah mudah. Banyak rintangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah bertemu pria jahat yang menyiksanya. Ternyata ia adalah anak buah dari Rahim Lala (Ajay Devgn) seorang terhormat di Kamathipura. Tak tinggal diam, Gangu dengan berani menuntut pertanggung jawaban Rahim Lala atas perbuatan anak buahnya. Terkesan akan keberanian Gangu yang menemuinya , akhirnya Rahim Lala menjadikan Gangu saudara perempuannya dan menjadi pendukung utama Gangu untuk menjadi pemimpin di Kamathipura.
Sanjay Leela Bhansali yang juga merupakan sutradara, berhasil menggambarkan kehidupan Gangu dengan sangat apik bersama Utkarshini Vashishtha. Film yang diadaptasi dari buku “Mafia Queens of Mumbai” oleh S. Hussain Zaidi juga memiliki visual semarak khas film India. Lampu-lampu terang dengan ornamen-ornamen berwarna-warni memberikan visual yang indah dipandang mata khas distrik lampu merah India kala itu. Tak ketinggalan tarian-tarian dan lagu-lagu India menambah khas film Gangubai Kathiawadi.
Meski mengangkat tema yang berani dan kontroversial, Sanjay Leela Bhansali sebagai sutradara dapat menonjolkan sisi positif dari pesan yang ingin disampaikan dalam film ini. Sanjay Leela Bhansali juga dapat menonjolkan karakter Gangu yang tangguh, berani, bermartabat, dan pantang menyerah. Tentunya karakter ini terlihat “hidup” juga berkat akting Alia Bhatt yang piawai.
Satu hal yang membuat unik film ini, walaupun mengangkat tema prostitusi dengan banyaknya PSK, Sanjay Leela Bhansali tidak menampilkan adegan vulgar atau nudity yang sering kita temukan pada film-film sejenis. Sanjay Leela Bhansali berfokus pada pesan yang ingin disampaikan dan sepak terjang karakter Gangu dalam membela hak-hak 4000 wanita di Kamathipura. Hal ini membuat film ini menjadi lebih nyaman untuk ditonton.
Bila Indonesia memiliki tokoh Kartini sebagai pejuang emansipasi wanita, di India tokoh Gangu menjadikan ia salah satu pejuang emansipasi wanita. Demi membela hak 4000 wanita di Kamathipura, Gangu rela mengorbankan banyak hal. Terlepas dari topik kontroversial, drama dan tragedi dalam film, Gangubai Kathiwadi adalah film yang sayang untuk dilewatkan.