Galau Berjemaah Lewat Lagu 'Lampu Kuning' Juicy Luicy, Full Overthinking!

Hernawan | Sherly Azizah
Galau Berjemaah Lewat Lagu 'Lampu Kuning' Juicy Luicy, Full Overthinking!
Potret Personil Band Juicy Luicy [instagram/@juicyluicyband]

Siapa yang masih belum akrab dengan nama band Juicy Luicy? Dengan suara yang memikat dan lirik lagu galaunya yang menyentuh, band ini menghadirkan energi segar dalam dunia musik Indonesia. Salah satu lagu dari album terbarunya yang berjudul "Lampu Kuning" oleh Juisy Luisy berhasil menyita perhatian beberapa warganet. Lagu tersebut mengisahkan tentang perasaan yang kompleks dalam hubungan yang penuh ketidakpastian dan kekecewaan.

Pertama, lagu ini menunjukkan Gambaran tentang ketidakpastian dan kecurigaan. Pada lirik "Barangkali hujan lebat susah sinyalmu lagi, kubuat sepuluh kemungkinan," menggambarkan ketidakpastian dan keraguan yang dialami oleh penulis lagu. Ia mencoba mencari alasan untuk ketidakhadiran atau ketidakresponsifan pasangannya. Ketidakjelasan ini menimbulkan kecurigaan apakah pesan yang ia kirim sengaja diabaikan atau memang ada alasan lain yang masuk akal.

Kedua, lagu ini berbicara tentang kerinduan yang tak terbalas. Pada lirik, "Tapi sepertinya ku melihatmu tadi, dengan kemeja hitam andalan," menggambarkan momen ketika penulis lagu merasa melihat pasangannya, namun tidak yakin apakah itu nyata atau hanya ilusi dari kerinduannya. Hal ini menandakan betapa besar kerinduan yang ia rasakan, hingga bayangan pasangannya muncul dalam pikirannya. Kerinduan yang tak terbalas ini menambah kompleksitas emosinya.

Ketiga, lagi ini menceritakan tentang peringatan yang diabaikan. Pada lirik, "Mengapa ku tancap gas dan melaju, padahal lampu kuning telah peringatkanku?" menggunakan metafora lampu kuning sebagai peringatan akan bahaya yang mungkin terjadi dalam hubungan tersebut. Meskipun sudah ada tanda-tanda yang jelas bahwa hubungan ini mungkin berakhir dengan kekecewaan, penulis lagu tetap melanjutkan usahanya. Ini menunjukkan kecenderungan untuk mengabaikan peringatan dan mengambil risiko meskipun sadar akan konsekuensinya.

Keempat, lagu ini mengisahkan tentang pengulangan kesalahan masa lalu. Pada lirik, "Acuh sebelum jatuh, tak jera dari dulu," menggambarkan bahwa penulis lagu menyadari pola yang berulang dalam hidupnya, di mana ia sering kali mengabaikan tanda-tanda peringatan dan akhirnya terluka. Gelisah dan kecemasan menjadi bagian dari kesehariannya, namun ia tetap saja mengulangi kesalahan yang sama. Ini menandakan ketidakmampuan atau ketidakmauan untuk belajar dari pengalaman sebelumnya.

Terakhir, lirik ini membahas tentang kesadaran dan penyesalan. Pada lirik, "Sudah tahu hanya sepihak rindu, masih coba lempar dadu peruntunganku," menunjukkan kesadaran penulis lagu bahwa perasaannya mungkin hanya sepihak, tetapi ia tetap mencoba peruntungannya dalam hubungan tersebut. Kesadaran ini diikuti oleh penyesalan yang mendalam, seperti yang terlihat dari lirik “Gegabah nomor satu, paling-paling menangis seperti dulu." Penulis lagu mengakui sifat gegabahnya dan menyadari bahwa ia mungkin akan terluka lagi, namun ia tetap memilih untuk melanjutkan.

Secara keseluruhan, "Lampu Kuning" adalah lagu yang menggambarkan kompleksitas perasaan dalam hubungan yang penuh ketidakpastian dan kekecewaan. Liriknya menggambarkan keraguan, kerinduan yang tak terbalas, pengabaian peringatan, pengulangan kesalahan masa lalu, serta kesadaran dan penyesalan. Lagu ini mencerminkan pergulatan emosional yang dihadapi seseorang ketika terjebak dalam hubungan yang tidak sehat, namun tetap berharap ada perubahan atau keajaiban.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak