Ulasan Film The War of the Rohirrim, Legenda Pertahanan Terakhir Rohan

Ayu Nabila | Rosalina Omega
Ulasan Film The War of the Rohirrim, Legenda Pertahanan Terakhir Rohan
The Lord of the Rings: The War of the Rohirrim (IMDb)

Siapa yang tidak kenal dengan dunia epik Middle-earth dari J.R.R. Tolkien? Kali ini, kisah epik tersebut dihadirkan dalam format anime melalui The Lord of the Rings: The War of the Rohirrim, disutradarai oleh Kenji Kamiyama. 

Pilihan untuk menghadirkan film ini dalam bentuk animasi adalah langkah tepat untuk menghindari bujet selangit yang diperlukan oleh film live-action. 

Sinopsis The Lord of the Rings: The War of the Rohirrim

Film ini mengambil latar waktu 200 tahun sebelum peristiwa dalam trilogi The Lord of the Rings. Berkisah tentang Raja Rohan, Helm Hammerhand (disuarakan oleh Brian Cox), seorang raja besar dengan pasukan berkuda tangguh yang disebut Rohirrim. 

Konflik dimulai ketika Helm secara tidak sengaja membunuh Freca, seorang pemimpin kelompok Dundenlings dan saingan lamanya. 

Putra Freca, Wulf, bersumpah untuk membalas dendam. Bertahun-tahun kemudian, Wulf mengumpulkan kekuatan dan menyerang Rohan, memaksa Helm dan warganya mundur ke benteng Hornburg, yang lebih dikenal sebagai Helm’s Deep. 

Kisah ini berfokus pada Hera (Gaia Wise), putri Helm, yang berjuang untuk bertahan hidup di bawah kepungan pasukan Wulf sepanjang musim dingin.

Ulasan The Lord of the Rings: The War of the Rohirrim

Dengan mengangkat latar belakang yang tidak asing bagi penggemar trilogi, The War of the Rohirrim mencoba menghidupkan kembali keajaiban Middle-earth. 

Namun, apakah kita perlu menonton trilogi aslinya untuk memahami film ini? Tidak juga. 

Meskipun demikian, penggemar trilogi akan menemukan sentuhan nostalgia dalam plot dan lokasi yang familiar seperti Edoras, Isengard, dan tentu saja Helm’s Deep.

Secara visual, gaya anime yang digunakan tidak terlalu istimewa, meskipun sinematografinya banyak terinspirasi dari trilogi aslinya. 

Musik latar yang digunakan juga mengingatkan kita pada tema-tema dari film sebelumnya, seperti Rohan. 

Aksi-aksi yang ditampilkan dalam film ini memang berbeda level dengan film aslinya, namun cukup untuk mendukung cerita yang dibawakan.

Meskipun mengusung nuansa trilogi asli yang kuat, The War of the Rohirrim terasa kurang menggigit dari segi eksekusi. 

Sebagai bagian dari franchise, film animasi ini mungkin kurang megah untuk ditonton di bioskop, namun tetap layak dicoba bagi mereka yang ingin merasakan petualangan baru di dunia Middle-earth. 

Tema perempuan tangguh kembali diangkat dalam film ini, mengikuti tren satu dekade terakhir.

Apakah ada potensi sekuel? Tentu saja. Kisah Hera menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut, meskipun mungkin lebih cocok untuk ditonton di rumah daripada di bioskop. 

The War of the Rohirrim adalah usaha yang kuat untuk menyegarkan seri ini, meskipun belum sepenuhnya berhasil menangkap keajaiban yang sama seperti pendahulunya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak