Selain tren universe yang saling terhubung dan film-film franchise, salah satu tren populer di industri film Hollywood adalah remake dari film animasi, salah satunya How to Train Your Dragon.
Namun, sutradara untuk proyek How to Train Your Dragon versi live-action, Dean DeBlois, mengaku punya kekhawatiran soal film yang akan tayang pada Juni mendatang ini.
Saat ditanya oleh CinemaBlend mengenai respons penonton terhadap live-action How to Train Your Dragon, Dean DeBlois berbicara secara terbuka tentang kekhawatirannya terkait bagaimana film ini akan diterima.
Dean DeBlois menyadari betul adanya kritik yang biasanya menyertai hampir setiap proyek remake. Meski percaya dengan proyek ini, ia khawatir bahwa asumsi penonton tentang kualitas film atau alasan film ini dibuat justru akan memicu respons negatif.
“Ini pertama kalinya kami memperlihatkan film ini ke orang lain. Sejujurnya, saya memang sempat khawatir—bukan berarti saya tidak percaya dengan film ini, saya percaya, tapi saya tidak yakin apakah orang-orang akan menerima film ini," kata Dean DeBlois, dikutip pada Rabu (28/5/2025).
Lebih lanjut ia menuturkan, "Mereka mungkin terlalu terikat dengan versi animasinya. Atau, ada juga perdebatan tentang, ‘Kenapa film ini harus ada?’ atau ‘Terlalu cepat, film animasinya juga sudah bagus’,”
Di sisi lain, Dean DeBlois ternyata punya pendekatan unik dalam proses pembuatan film ini.
"Tugas kami sebagai tim kreatif adalah meyakinkan penonton bahwa film ini layak ditonton. Kami mencoba menghadirkan karakter yang lebih mendalam, adegan aksi yang lebih imersif, dan sedikit memperluas mitologi yang sudah ada," paparnya.
Memberikan dunia yang lebih hidup dan terasa nyata dibandingkan film animasinya jelas jadi salah satu cara untuk membuat penonton tetap tertarik dengan versi live-actionnya.
Film live-action How to Train Your Dragon sudah melakukan pemutaran perdana di CinemaCon dan respons awalnya menyebut film ini sebagai adaptasi yang sesuai. Beberapa penonton yang hadir mengatakan ada beberapa tambahan di alur ceritanya.
Menariknya, di CinemaCon juga diumumkan bahwa sekuel dari film live-action How to Train Your Dragon sudah dalam tahap pengembangan dengan jadwal rilis pada Juni 2027 mendatang.
Rencana ini jelas menunjukkan ambisi besar DreamWorks untuk menghidupkan kembali seluruh trilogi animasi How to Train Your Dragon dalam format live-action.
Meski begitu belum diketahui seberapa besar potensi kesuksesannya di box office, meski proyeksi untuk film pertamanya sudah cukup menjanjikan.
Apalagi, trilogi animasinya terbilang masih cukup baru, dengan How to Train Your Dragon: The Hidden World yang rilis pada 2019.
Dengan pasar film yang sudah ramai dengan remake, reboot, dan sekuel, proyek ini harus benar-benar punya alasan kuat untuk membuktikan eksistensinya.
Di How to Train Your Dragon, kisahnya berlatar di Pulau Berk, sebuah wilayah bangsa Viking di mana semua penduduknya diajarkan cara membunuh naga.
Tapi, beda cerita dengan Hiccup Horrendous Haddock III yang sama sekali tidak memiliki potensi untuk menjadi pembunuh naga. Hal ini membuat sang ayah, Stoick the Vast, kepala klan sekaligus pemimpin Berk, cukup kecewa.
Hiccup pun mengikuti pelatihan membasmi naga bersama Snotlout, si kembar Ruffnut dan Tuffnut, Fishlegs, dan Astrid. Di antara mereka semua, Hiccup jelas yang paling lemah.
Namun, semua berubah saat serangan naga di malam hari. Hiccup berhasil menangkap salah satu naga paling langka dan misterius, Night Fury.
Alih-alih membunuhnya, Hiccup justru nggak tega dan malah berteman dengan si naga, yang kemudian ia beri nama Toothless.
Diam-diam, Hiccup mempelajari cara menjinakkan Toothless dan menggunakan pengetahuannya untuk menenangkan naga-naga lain yang mereka hadapi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.