Penayangan Black Phone 2 Makin Dekat, Universal Pictures Rilis Trailer Baru

Sekar Anindyah Lamase | Raysazahra A.M
Penayangan Black Phone 2 Makin Dekat, Universal Pictures Rilis Trailer Baru
Film Black Phone 2 (Universal Pictures)

Universal Pictures bakal kembali dengan proyek sekuel dari film horor-thriller rilisan tahun 2022 (The Black Phone). Studio ini telah merilis trailer terbaru Black Phone 2 jelang penayangan resminya di bulan Oktober 2025.

Trailer tersebut memperlihatkan The Grabber (Ethan Hawke) yang bangkit melalui kekuatan supranatural untuk kembali memburu korban. Fokus cerita terletak pada Finney (Mason Thames), serta adiknya Gwen (Madeleine McGraw), yang kini juga menjadi target teror.

Cuplikannya menonjolkan arah supranatural dari sekuel ini. Elemen tersebut bukan hal asing bagi seri ini, mengingat film pertama sudah menghadirkan komunikasi antara korban yang telah tewas dengan Finney melalui telepon hitam.

Dalam Black Phone 2, The Grabber menggunakan cara serupa untuk berhubungan dengan Finney, sekaligus menyiksa Gwen lewat mimpi-mimpi yang menyeramkan.

Black Phone 2 menghadirkan sejumlah wajah baru sekaligus beberapa pemeran lama. Deretan pemain lainnya ada Demián Bichir (The Nun), Arianna Rivas (A Working Man), Miguel Mora (The Black Phone), Jeremy Davies (Lost), Maev Beaty (Beau is Afraid), dan Graham Abbey (Under the Banner of Heaven).

Scott Derrickson kembali duduk di kursi sutradara sekaligus menulis naskah bersama Robert Cargill yang tetap diangkat dari cerita pendek karya Joe Hill.

Berdasarkan sinopsis yang beredar, empat tahun sebelumnya, Finn yang kala itu berusia 13 tahun berhasil membunuh penculiknya dan melarikan diri, menjadikannya satu-satunya korban yang selamat dari The Grabber.

Namun, kejahatan sejati ternyata tidak berhenti hanya karena kematian, dan kini telepon itu kembali berdering. The Grabber kali ini menuntut balas terhadap Finn dari alam baka dengan cara meneror adik Finn, Gwen. Dalam sekuel ini, Finn yang kini berusia 17 tahun masih berjuang menghadapi trauma pasca penculikan.

Sementara Gwen yang berusia 15 tahun mulai menerima panggilan dari telepon hitam melalui mimpinya, sekaligus dihantui oleh penglihatan mengerikan tentang tiga anak laki-laki yang diburu di sebuah perkemahan musim dingin bernama Alpine Lake.

Bertekad mengungkap misteri sekaligus mengakhiri teror yang dialami dirinya dan sang kakak, Gwen membujuk Finn untuk mendatangi perkemahan tersebut di tengah badai salju.

Di lokasi itu, Gwen menemukan keterkaitan antara The Grabber dengan sejarah keluarganya sendiri. Bersama Finn, ia harus menghadapi sosok pembunuh yang justru menjadi semakin kuat setelah kematiannya, serta jauh lebih dekat dengan kehidupan mereka daripada yang pernah dibayangkan.

Scott Derrickson awalnya sempat ragu untuk menggarap proyek Black Phone 2. Bagi sang sutradara, film pertama sudah memberikan ending bagi pengalaman traumatis masa kecilnya, sehingga ia bisa melangkah ke babak baru dalam hidupnya.

Namun, keraguan itu berubah ketika Joe Hill datang dengan sebuah ide baru yang membuat Derrickson kembali tergerak untuk melanjutkan kisahnya.

Mengerjakan The Black Phone benar-benar terasa sangat katarsis bagi saya, seolah menjadi penutup dari bertahun-tahun proses terapi yang saya jalani untuk berdamai dengan masa kecil saya sendiri," ujar Scott Derrickson, dikutip pada Minggu (7/9/2025).

Ia menambahkan, "Saya merasa bahwa menyelesaikan film itu menandai akhir dari perjalanan batin yang selama ini saya tempuh, untuk menghadapi dan mengakui pengalaman yang saya alami sebagai seorang anak, khususnya yang berkaitan dengan kekerasan."

"Lalu, yang membuat saya bersemangat untuk mengerjakan sekuel sebenarnya berawal dari posisi saya yang sama sekali tidak tertarik untuk melanjutkannya. Namun, Joe Hill memberikan sebuah ide, dan saya langsung berpikir, ‘Oh, itu ide yang bagus. Saya bisa membangun sesuatu dari sana’,” tutupnya.

Bagi yang belum menonton, film pertamanya berlatar di Denver tahun 1978. Sejumlah anak laki-laki di daerah itu hilang tanpa jejak dan tak pernah ditemukan kembali.

Di satu sisi Finney kerap menjadi korban perundungan di sekolah. Adiknya yang pemberani, Gwen, memiliki kekuatan indra keenam dan terkadang bermimpi tentang sosok penculik yang dikenal sebagai The Grabber.

Di tengah kesulitannya, Finney menjalin persahabatan dengan Robin yang sempat memberinya sedikit perlindungan dari para pengganggu.

Namun tak lama kemudian, Robin juga menghilang disusul Finney sendiri yang akhirnya menjadi korban penculikan. Ia terjebak di sebuah ruangan beton, hingga tiba-tiba menerima panggilan misterius lewat telepon hitam yang sudah rusak.

Suara-suara dari ujung telepon itu, ditambah dengan petunjuk dari mimpi Gwen, perlahan membuka jalan bagi Finney untuk merencanakan pelariannya.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?