Kabar bahagia datang dari YouTuber Fiki Naki yang resmi menikahi penulis bercadar, Tinandrose, pada Senin (24/11/2025).
Tidak sekadar mengumumkan pernikahan, Fiki juga menceritakan kisah pertemuan dan proses yang membuatnya mantap memilih Tina sebagai pendamping hidup.
Cerita itu ia sampaikan melalui sebuah video yang diunggah di kanal YouTube-nya pada Kamis (27/11/2025). Fiki menggambarkan bagaimana pertemuan pertama pada bulan Juli berubah menjadi perjalanan yang penuh keyakinan.
Bukan karena fisik, melainkan karena rasa nyaman, cara berpikir, dan karakter Tina yang membuat Fiki merasa menemukan sosok yang selama ini ia cari.
Meski baru pertama kali bertemu, ia merasa ada kecocokan yang sulit dijelaskan. Komunikasi mereka mengalir begitu saja hingga membuat Fiki yakin untuk melanjutkan hubungan ke arah yang lebih serius.
Fiki mengaku langsung menghubungi Tina keesokan harinya dan menanyakan kriteria suami yang diinginkannya. Obrolan pun langsung mengarah pada pernikahan.
“Langsung konek gitu loh, ada sesuatu yang benar-benar nyambung dan besoknya aku langsung telpon dia,” kata Fiki.
Tak lama setelah itu, ia menyampaikan keinginannya untuk bertemu orang tua Tina. Pada momen nadzor tersebut, Fiki akhirnya melihat wajah calon istrinya untuk pertama kali karena Tina mengenakan cadar.
Pertemuan keluarga itu sekaligus menguatkan keyakinan Fiki bahwa Tina adalah pilihan yang tepat. Fiki menjelaskan bahwa hal yang membuatnya mantap memilih Tina adalah pola pikir dan karakter yang ia cari selama ini.
Menurutnya, Tina memiliki pemikiran yang tradisional dan berlandaskan nilai agama, sesuatu yang saat ini sulit ia temukan.
“Karakter dia aja sih. Pola pikir dan karakter. Karena aku benar-benar butuh perempuan yang tradisional secara pola pikir. Tradisional dengan agama maksudnya ya,” tutur Fiki.
Ia kemudian menambahkan bahwa di tengah modernisasi, menemukan perempuan yang selalu berdiskusi, meminta pendapat, dan menghargai pasangan bukanlah hal mudah.
Sikap Tina yang selalu meminta izin sebelum melakukan sesuatu menjadi nilai penting yang membuat Fiki merasa dihargai.
Menariknya, Fiki mengaku bahwa Tina bukan tipe perempuan idealnya di masa lalu. Ia dulu menyukai perempuan bermata biru atau berwajah bule.
Setelah bertemu Tina, ia menyadari bahwa yang ia butuhkan adalah kenyamanan satu sama lain. Fisik tidak lagi menjadi prioritas utama.
Fiki menuturkan bahwa orang tuanya tidak pernah menentukan kriterianya dalam mencari pasangan. Namun, keharmonisan yang ditunjukkan orang tuanya menjadi contoh penting baginya.
Ia melihat bahwa seiring usia pernikahan, yang tersisa adalah karakter, bukan lagi sekadar penampilan fisik.
“Fisik itu benar-benar nomor sekian lah. Yang paling penting apakah mereka bisa jadi bestie nantinya,” ujar Fiki.
Dari situlah ia merasa bahwa Tina adalah sosok yang tepat untuk menemaninya menua nanti, seseorang yang ia lihat sebagai teman hidup, bukan hanya pasangan.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS