Menghapus Stigma Tentang HIV

Tri Apriyani | Shinta Ci
Menghapus Stigma Tentang HIV
Ilustrasi HIV. (Unsplash / Fusion Medical Animation)

HIV (Human Immunodefiency Virus) adalah virus yang menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Jika virus ini terus menyerang tubuh, sistem pertahanan tubuh kita akan semakin lemah.

Sejak 1980-an, stigma HIV telah menyebabkan meningkatnya prasangka dan diskriminasi terhadap orang yang tertular virus tersebut.

Mitos berbahaya seputar HIV terus menciptakan stigma yang dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan orang yang hidup dengan HIV. Pemahaman tentang fakta dan statistik seputar HIV adalah salah satu cara terpenting untuk meluruskan stigma dan kesalahpahaman mengenai orang yang terpapar.

Stigma adalah sikap atau prasangka negatif terhadap orang-orang dengan karakteristik yang membedakan, seperti kondisi kesehatan fisik atau mental dan seringkali mengarah pada diskriminasi terhadap orang-orang dengan karakteristik khusus tersebut.

Stigma terhadap orang yang menderita HIV dimulai pada 1980 - an, ketika virus tersebut menyebabkan epidemi HIV dan AIDS di Amerika Serikat. Informasi yang salah tentang HIV menyebabkan banyak orang mengalami diskriminasi.

Pada tahun 2008, Indeks Stigma Orang Hidup dengan HIV (ODHA) dibuat untuk mengumpulkan bukti tentang dampak stigma dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV. Lebih dari 100.000 orang di 100 negara yang hidup dengan HIV telah menyumbangkan data ke Indeks Stigma ODHA.

Meskipun pengetahuan orang-orang tentang HIV dan AIDS telah berkembang jauh sejak tahun 1980-an, informasi yang salah masih berkontribusi pada stigma seputar HIV.

Berikut adalah beberapa kesalahpahaman paling umum yang memicu diskriminasi terhadap jutaan orang di seluruh dunia yang hidup dengan HIV:

1. HIV Bukan Masalah Kesehatan Masyarakat 

Pengobatan HIV telah meningkat pesat sejak tahun 1980-an. Namun, HIV masih mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Bahkan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di luar Amerika Serikat, penularan HIV merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar.

2. HIV Hanya Mempengaruhi Kelompok Orang Tertentu

Banyak orang yang belum sepenuhnya menyadari jika virus ini dapat ditularkan ke siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, etnis, atau seksualitas mereka. HIV juga dapat ditularkan di luar hubungan seksual, seperti melalui berbagi jarum suntik atau peralatan obat-obatan, atau dari ibu ke bayi.

Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui :

-darah
-air mani
-cairan rektal
-cairan vagina
-ASI

HIV tidak dapat ditularkan dengan berjabat tangan, menyentuh, atau berada di ruangan yang sama dengan orang yang tertular virus tersebut

3. HIV Adalah "Hukuman Mati"

Orang yang menderita HIV akhir-akhir ini memiliki peluang yang lebih besar untuk bisa bertahan.

Pilihan pengobatan HIV terus meningkat sejak pengenalan obat HIV pertama yang disetujui FDA, azidothymidine, pada tahun 1987. Sejak saat itu, pengembangan obat antiretroviral baru telah secara dramatis meningkatkan harapan hidup orang yang menderita HIV.

Kita semua dapat mengambil bagian dalam melawan stigma dan diskriminasi yang dialami oleh orang yang hidup dengan HIV dengan mengubah cara kita dan orang lain memandang HIV. 

Luangkan waktu untuk membaca fakta dan statistik tentang HIV, daripada mengandalkan informasi usang yang tidak jelas kebenarannya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak