Pada Senin (26/12/2022), melalui agensi Cube Entertainment mengabarkan bahwa salah satu artisnya, Hong-Seok yang merupakan bagian dari Pentagon dinyatakan bebas tugas dari militer lebih awal karena masalah kesehatan.
Lalu pihak agensi menjelaskan kondisi Hong Seok serta alasannya dibebastugaskan lebih awal. Mereka memaparkan bahwa Hong-Seok menderita agorafobia, gangguan panik, dan depresi. Sehingga dia harus menerima perawatan dan konseling terus menerus selama bertugas di militer.
BACA JUGA: Menuju WSBK Mandalika 2023, Andrea Locatelli: Semoga Trek Kian 'Menggigit'
Namun, taukah kalian apa itu agorafobia? Bagaimana gejalanya? Dapatkah kita mengenali diri kita jika memiliki gangguan tersebut? Serta bagaimana menyembuhkannya? Simak penjelasan berikut ini ya.
Pengertian Agorafobia
Melansir dari Mayo Clinic, Selasa (27/12/2022) Agoraphobia adalah jenis gangguan kecemasan yang membuat penderitanya takut, menghindari tempat atau situasi yang dapat memicu panik. Ini menimbulkan perasaan terjebak, tidak berdaya, bahkan malu.
Seseorang akan merasa takut akan situasi umum yang biasa terjadi dan bertemu dengan banyak orang seperti menggunakan transportasi umum, berada di ruang terbuka atau tertutup, mengantri, atau berada di keramaian.
Kecemasan muncul karena disebabkan oleh rasa takut bahwa tidak ada cara mudah untuk melarikan diri atau mendapat bantuan dan merasa tidak aman di tempat tersebut. Penderita cenderung berfikir bahwa pergi ke luar bisa menimbulkan bahaya atau mencelakai dirinya.
BACA JUGA: Konpeito, Permen Tradisional Jepang yang Berusia Ratusan Tahun
Kebanyakan orang yang menderita agorafobia berawal setelah mengalami satu atau lebih serangan panik. Penderita agorafobia mengalami kesulitan untuk merasa aman di tempat umum, terutama di tempat berkumpulnya orang banyak.
Gejala yang Timbul
Gejala khas agorafobia termasuk ketakutan pada aktivitas seperti meninggalkan rumah sendirian, berada dala kerumunan atau menunggu dalam antrean, berda di uang tertutup, seperti bioskop, lift, atau toko kecil.
Namun, bisa juga dipicu saat berada di ruang terbuka, seperti tempat parkir, jembatan atau mal, bahkan sekedar enggunakan transportasi umum, seperti bus, pesawat, atau kereta api. Pada intinya penderita merasa segala sesuatu menjadi berbahaya sehingga ia merasa cemas.
Gejala Fisik yang Muncul
Apabila tidak segera ditangani, agorafobia akan semakin buruk dan memicu gangguan panik dan menimbulkan gejala fisik seperti detak jantung menjadi cepat, kesulitan bernapas atau perasaan tersedak, nyeri dada, merasa goyah, mati rasa atau kesemutan, kehilangan kendali, berkeringat berlebihan, sakit perut atau diare, dan takut mati.
Penyebab
Agorafobia termasuk kondisi kesehatan yang bersifat genetika, jadi ini mungkin saja akan diturunkan. Ini akan semakin berisiko ketika seseorang memiliki gangguan panik atau fobia lainnya, mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti pelecehan, kematian orang tua, atau diserang, serta memiliki sifat yang mudah cemas.
BACA JUGA: Suti Karno Terpaksa Amputasi Kaki Akibat Mengidap Diabetes, Apa Kaitannya Sih?
Komplikasi
Kesadaran yang terlambat kondisi ini tentunya dapat memperburuk keadaan. Seorang penderita agorafobia yang tidak tertangani akan menimbulkan gangguan panik yang menimbulkan gejala fisik. Serta komplilasi paling parah adalah menderita depresi atau gangguan kecemasan lainnya.
Hal tersebut sama seperti pada kasus Hong-Seok. Agensi menjelaskan bahwa Hong-Seok menderita agorafobia, gangguan panik, dan depresi. Ini berarti ia telah menderita cukup lama dan tidak segera ditangani.
Cara Pencegahan
Sayangnya tidak ada cara pasti untuk mencegah agorafobia. Namun, pahami situasi kalian sendiri. Identifikasi yang tepat dan cepat dapat meminimalisir kemungkinan terburuk.
Jika kalian merasa sedikit rasa takut untuk pergi ke tempat-tempat yang aman, cobalah berlatih pergi ke tempat-tempat tersebut berulang kali sebelum rasa takut menjadi berlebihan. Jika ini sudah menjadi terlalu sulit untuk dilakukan segera cari bantuan profesional, ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS