Saat ini penyakit campak kembali mewabah dan membuat keresahan bagi para orang tua. Memang campak adalah penyakit yang sudah ada vaksinnya. Namun cakupan vaksin yang rendah membuat penyakit ini kembali merebak. Mengutip postingan instagram dr. Arifianto, Sp. A (K) yang merupakan seorang dokter spesialis anak, @dokterapin, Kamis (19/1/2023) mengunggah sebuah postingan yang menuliskan bahwa campak sedang kembali mewabah. Padahal bertahun-tahun di DKI Jakarta Dokter Apin sudah lama tidak menjumpainya.
Dokter Apin menyampaikan kekhawatirannya terhadap penyakit campak ini. Padahal menurutnya negara sudah melakukan tindakan pencegahan dengan membuat program BIAN MR 5 bulan lalu. Namun masih saja ada kasus campak. BIAN adalah Bulan Imunisasi Anak Nasional yang bertujuan memberikan vaksin pada anak-anak yang terlewat.
BACA JUGA: Indra Bekti Lakukan Operasi Ketiga Untuk Pemasangan Selang Permanen di Kepala, Apa Sebabnya?
Dokter Apin juga mengatakan bahwa pasien yang ia rawat tidak melakukan imunisasi lengkap. Belum lagi realita masyarakat yang menciptakan kaum anti vaksin. Menurutnya pandemi Covid-19 lalu adalah salah satu penyebab rendahnya cakupan imunisasi.
Namun yang menjadi masalah adalah telat mengidentifikasi penyakit. Karena masih banyak orang belum tahu bagaimana ciri penyakit campak sebenarnya. Campak sering disalah artikan sebagai Roseola. Yuk kita pahami perbedaan kedua penyakit tersebut agar jika ada anak yang sakit dapat tertangani dengan benar.
Berikut adalah gejala yang muncul pada penderita campak:
- Demam selama beberapa hari (kurang dari 7 hari)
- Disertai batuk dan pilek
- Mata berwarna merah
- Diikuti ruam yang muncul setelah beberapa hari
- Ruam muncul bertahap ketika demam masih ada
Sedangkan gejala yang muncul pada penderita Roseola:
- Sakit ringan
- Demam sekitar 3 s/d 5 hari
- Pada umumnya tidak diikuti batuk atau pilek
- Dapat sembuh sendiri dan tidak ada vaksinnya
- Ruam akan muncul setelah demam mereda.
Roseola sering kali disalah artikan dengan campak. Padahal keduanya berbeda. Karena tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri, separuh anak batita pernah mengalami Roseola/ Eksantema Subitum/ Sixth Disease ini. Sementara campak dikatakan berbahaya karena dapat menyebabkan kompikasi seperti radang paru-paru, sesak nafas (pneumonia), dehidrasi (dengan atau tanpa diare), kebutaan, bahkan SSPE ( gangguan syaraf permanen yang berakhir meninggal).
Penyakit ini sangat menular, sehingga ketika orang tua memiliki kecurigaan anak terjangkit penyakit campak sampaikanlah dulu kepada petugas agar dapat menunggu periksa dengan terpisah karena penyakit campak ini sangat menular. Paparan singkat di ruang tunggu berpotensi menularkan ke semua orang di ruangan tersebut. Ketika anak didiagnosa campak maka anak harus diisolasi dan tidak boleh bertemu orang setidaknya 14 hari semenjak sakit.
Sebagai orang tua pastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap ya. Terutama imunisasi campak yaitu dengan vaksin MR atau MMR dan MMRV.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS