Beberapa hari yang lalu sempat viral sebuah kisah memilukan mengenai seorang bayi berusia 54 hari yang meninggal karena diberi jamu. Kisah tersebut awalnya diunggah di facebook dengan akun pengguna Aya Cans dan diposting ulang oleh akun instagram, @memomedsos.
Diketahui bahwa bayi tersebut meninggal dunia usai diberikan campuran daun kecipir dan kencur yang diperas. Ibunya sudah melarangnya, namun keluarga ibu tersebut memaksa memberikan bayi tersebut jamu. Hingga akhirnya bayi tersebut mengalami sesak nafas karena infeksi paru-paru.
BACA JUGA: Heboh Bayi Meninggal Usai Konsumsi Herbal Kecipir, Dokter Herbal: Mengandung Racun Sianida
Memang seharusnya bayi berusia 54 hari hanya boleh minum ASI atau susu formula. Bahkan air putih juga dilarang, apalagi ini jamu. Melansir dari Halodoc, Jumat (20/1/2023) bahwa terdapat ketentuan terkait takaran harian jamu yang boleh dikonsumsi. Ternyata ada dosisnya seperti minum obat. Berikut adalah ketentuannya:
- Anak di atas 12 tahun hingga orang dewasa maksimal sebanyak 150 ml
- Anak di bawah 12 tahun maksimal sebanyak 75 ml
- Balita (di bawah 5 tahun) maksimal sebanyak 35ml
Memang pada anak-anak jamu dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, selain itu juga ampuh untuk:
- Meningkatkan nafsu makan
- Meredakan penyakit tertentu seperti flu dan diare
- Meringankan rasa sakit saat gigi mulai tumbuh
Namun, ada hal yang harus diperhatikan bahwa tidak semua jenis jamu cocok untuk dikonsumsi anak-anak. Bahkan jika dikonsumsi dalam jumlah besar dapat menyebabkan berbagai masalah. Berikut beberapa penjelasannya.
Kunyit dapat mencegah penyerapan zat besi di usus. Hal ini dapat memperbesar risiko terjadinya anemia defisiensi zat besi.
Jahe memiliki rasa yang pedas dan tajam. Ini dapat menyebabkan nyeri ulu hati pada anak. Bahkan jika diberikan dalam jumlah yang banyak.
Temulawak selama ini diketahui dapat menambah nafsu makan anak, namun apabila dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan iritasi perut dan mual.
Kencur dapat menyebabkan seing buang air kecil dan diare.
Untuk itu, sebagai orang tua sudah sepatutnya bijak dan terus belajar untuk kebaikan buah hati. Semoga kedepannya tidak terjadi lagi hal-hal yang menyedihkan seperti kasus viral kemarin, ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS