4 Ciri Pria Mengalami Peterpan Complex, Salah Satunya Mudah Tersulut Emosi

Hikmawan Firdaus | zahir zahir
4 Ciri Pria Mengalami Peterpan Complex, Salah Satunya Mudah Tersulut Emosi
Ilustrasi Seorang Pria Dewasa (unsplash/warren wong)

Seorang pria umumnya sudah memiliki pemikiran yang matang ketika berusia di atas 25 tahun. Hal ini umumnya ditandai dengan kemandirian pria tersebut dalam menentukan langkahnya sendiri dan sikap dalam mengambil keputusan. Namun, dalam beberapa kasus ada beberapa pria yang terkadang belum mampu bersikap mandiri atau terlepas dari ketergantungan terhadap orang lain, umumnya ketergantungan tersebut kepada orang tua secara berlebihan. Kasus ini dikenal dengan nama Peterpan Complex atau Peterpan Syndrome.

Dilansir dari situs halodoc.com, kondisi mental ini juga dikenal dengan nama king baby atau little prince syndrome. Meskipun juga bisa menyerang kaum wanita, akan tetapi lazimnya kondisi tersebut lebih dekat dengan kaum pria. Berikut ini ada beberapa ciri yang dapat menjadi penanda bahwa seseorang menderita Peterpan Complex atau Peterpan Syndrome.

1. Mudah Tersulut Emosi dan Tidak Bisa Mengendalikannya

Mudah Tersulut Emosi (unsplash/yogendra singh)
Mudah Tersulut Emosi (unsplash/yogendra singh)

Salah satu ciri seorang pria terkena Peterpan Complex adalah dia mudah sekali tersulut emosi, khususnya apabila keinginan atau kemauannya tidak dapat terpenuhi. Sikap ini diikuti dengan tingkah laku yang cenderung manja dan suka membantah seseorang yang sedang menasehatinya. Hal ini dipengaruhi ketika dia kecil seluruh keinginannya selalu dipenuhi oleh orang-orang terdekatnya, khususnya orang tua. Kondisi tersebut berdampak di masa dewasanya yang membuat semua orang harus menuruti segala permintaanya.

2. Kurang atau Tidak Bertanggung Jawab Atas Tingkah Lakunya

Kurang Bertanggung Jawab (unsplash/tim grow)
Kurang Bertanggung Jawab (unsplash/tim grow)

Umumnya dia akan sering sembrono dalam mengambil suatu sikap atau tindakan. Bahkan, yang lebih buruk dia tidak akan mau disalahkan jika tindakannya itu merugikan orang lain atau dirinya sendiri. Salah satu contohnya dia seringkali melakukan suatu hal tanpa pemikiran yang cukup panjang dan matang. Kemungkinan hal ini dipengaruhi ketika dia masih kecil tidak mendapatkan perhatian atau kasih sayang dari orang tuanya. Bisa pula dia kurang mendapatkan edukasi mengenai rasa tanggung jawab atas segala perbuatan yang dia lakukan.

BACA JUGA: Wulan Guritno Semakin di Depan, Potret Seksi Bangun Tidur Meresahkan Netizen Budiman

3. Cenderung Tidak Bisa Mandiri

Kurang Bisa Mandiri (unsplash/tim van der kuip)
Kurang Bisa Mandiri (unsplash/tim van der kuip)

Salah satu ciri yang seringkali melekat dalam penderita Peterpan Complex adalah dia cenderung tidak bisa mandiri. Umumnya dia tidak bisa membuat atau mengambil keputusannya sendiri dan cenderung selalu bergantung terhadap oramg lain. Hal ini meliputi banyak hal mulai dari beragam aktivitas sehari-hari yang dia lakukan hingga dalam perihal pekerjaan atau mata pencaharian. Kemungkinan hal ini disebabkan ketika penderita di masa kecil seringkali dibantu secara berlebihan oleh orang tuanya tanpa dikenalkan tentang sikap-sikap kemandirian. Hampir seluruh keinginannya mendapatkan bantuan atau pengaruh dari orang tuanya sehingga membuatnya kurang bisa mandiri di masa dewasa.

4. Tidak Terima Bila Dikritik

Kurang Bisa Menerima Kritikan (unsplash/abighyan)
Kurang Bisa Menerima Kritikan (unsplash/abighyan)

Orang yang menderita Peterpan Complex juga cendurung memiliki sikap anti-kritik atau tidak bisa menerima kritikan dengan baik. Dia cenderung akan marah atau membenci seseorang yang memberi dirinya kritikan, bahkan jikapun itu adalah kritik yang membangun. Pada beberapa kasus, dia juga bisa cenderung sakit hati apabila menerima kritikan hingga membuat dirinya merasa rendah atau drop. Hal ini diyakini karena sewaktu kecil dia mendapatkan didikan yang terlalu keras dari orang tuanya atau menjadi pihak yang selalu disalahkan.

Nah, itulah beberapa ciri yang bisa menjadi acuan seseorang mengidap Peterpan Complex. Kondisi ini sebenarnya bisa disembuhkan dengan beberapa cara, seperti belajar untuk menerima tanggung jawab, berdamai dengan masa lalu hingga belajar untuk mengendalikan emosi dan menumbuhkan rasa kemandirian dalam dirinya sendiri.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak