Alam Kerinduan

Munirah | Taufan Rizka
Alam Kerinduan
Ilustrasi Kerinduan. (pixabay.com)

Dengan berat hati rasanya yang terhampar dalam kalbu terdalam kau katakan kepadaku bahwa kau akan pergi jauh merantau. Seketika aku pun tak percaya dengan apa yang kau ucapkan padaku. Kata perpisahan yang kau ucapkan padaku membuatku tergeletak tak berdaya.

Saat kau berpisah denganku demi merantau ke tempat yang teramat jauh tuk menggapai nasib dan masa depanmu yang sangat cerah penuh kemilau. Merantau demi pekerjaan yang sangat kau impikan sedari lulus kuliah.

Meninggalkan diriku dalam alam kerinduan yang sangat merangkul seluruh ragaku yang tak pernah pergi. Alam kerinduan yang selalu bersamaku menemaniku disaat aku sedang menyendiri baik siang maupun malam.

Terbayang wajahmu maskulin rupawan sekali. Kesedihan yang membelenggu batin saat kau pergi meninggalkanku sangat cepatnya dengan mengucapkan salam pepisahan dan selamat tinggal demi pergi merantau.

Sedih berbaur tangis yang terisak terasa berat tuk melepas kepergianmu dari diriku. Malam itu menjadi malam terakhir pertemuan kita saat esok harinya kau sudah pergi sangat jauh beratus-ratus kilo jaraknya dengan mengarungi seluruh lautan terhampar amat luas.

Pikiranku dirundung rasa linglung sangat tak karuan memikirkan dirimu. Aku tak bisa tidur malam setelah berpisah denganmu dengan seolah dirimu masih ada disisiku.

Sejak kita bertemu sebulan lamanya, tiba-tiba saja kau berpaling tuk merantau demi pengalaman hidup yang sangat berarti. Sembari kutuliskan perasaan kerinduan pada dirimu dalam sebuah goresan tinta di atas sebuah kertas putih suci polos.

Berjuta-juta perasaan rindu kutuangkan semuanya. Segala resah yang menancap di batinku aku hantarkan melalui sebuah tulisan. Kuharap kau selalu sampaikan pesan kabar tentang diriku kepadaku.

Namun belum ada satupun pesan kabar tentang dirimu yang kau hantarkan kepadaku. Cemas yang bergejolak di dada sungguh menyiksaku tak karuan. Segera kutunggu kehadiran pesan darimu.

Meracau diriku mengucap namamu dalam batinku terus-menerus tanpa jeda setitikpun mengingat akan rupa dirimu yang membayangi alam pikiran bawah sadarku.

Berjuta-juta kebaikan yang kau berikan padaku sungguh kutak bisa membalas seluruh jasamu. Kuharap dirimu selalu dalam lindungan Sang Illahi Rabbi dari segala marabahaya yang mengancam. Kuhaturkan segala doa kepada Sang Illahi Rabbi setiap waktu demi keadaan dirimu.

Semoga saja kau dalam kondisi baik-baik di tanah perantauan.Sehingga kita bisa bertatap muka walau berjarak sangat jauh saat kau menginjakkan kaki di tanah perantauan. Kurindukan segala kebaikan yang masih tertanam dalam jiwa. Salam kasihku terhantar kepadamu yang jauh dari diriku.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak