Saat kutatap foto-foto kenangan bersama keluarga di meja. Saat menyendiri di kamar yang sangat sejuk berhias hembusan angin yang begitu kencangnya. Meratapi foto-foto dalam tumpahan air mata yang mengalir deras.
Belasan tahun yang lalu mereka meninggalkanku selama-lamanya. Keluarga tersayangku meninggalkanku begitu saja tanpa seuntai pesan. Kala itu aku masih belia kutak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada keluargaku.
Hingga mereka meninggalkanku dalam kesia-siaan semata. Aku kala belia tinggal bersama kakek dan nenek. Dosa apa yang berhinggap pada diriku sehingga aku begitu dianggap hina oleh keluargaku.
Sungguh masa belia kala itu aku hidup berurai penuh air mata dan penuh ketakutan. Rasa trauma yang begitu hebat menemani hidupku. Seakan aku sudah dianggap tiada gunanya bagi keluargaku.
Berhias kehinaan yang sangat menyakiti batin teramat luar biasa. Sungguh tak terduga mengapa mereka bisa tega berbuat padaku. Trauma yang mendekap sepanjang kehidupan belia.
Masa belia kuhabiskan di rumah kakek dan nenek. Aku tak berani menatap dunia bebas keluar dari rumah saat menatap teman sebaya bermain.
Mereka bisa bermain penuh keceriaan bersama keluarganya. Sedangkan aku tak bisa bersama keluargaku. Sungguh kesedihan teramat pedih. Kenangan belia yang sangat pahit masih terpatri hingga dewasa yang takkan lenyap.
Kenangan pahit masih membayangiku dalam kehidupan yang kulakukan saat ini. Seakan rasa dendam yang teramat sangat mencekik diriku.
Namun rasa dendam yang telah kupendam lama perlahan kuhapuskan. Menghapuskan segala rasa emosi atas trauma masa lampau. Kumaafkan segala kesalahan keluargaku yang tega berbuat jahat kepadaku.
Kuharap aku bisa bertemu dengan keluarga penuh rasa kerinduan. Sekian lama kerinduan yang telah kusimpan dalam perasaan yang mendalam.