Teruntuk yang Tercinta

Munirah | Eko Saputra
Teruntuk yang Tercinta
Ilustrasi Wanita Berambut Biru. (pixabay.com//2705642)

Untuk seorang teman yang tercinta

Satu episode dalam perjalanan hidup kita

Sore hari di bulan Maret

Kau ungkapkan isi hatimu padaku

Tahukah kau?

Kau adalah yang pertama mengucapkan kata itu padaku

Kau adalah satu dari sekian manusia

Yang telah mengenalkanku pada cinta

Yang telah membuatku merasakan

Betapa indahnya jatuh cinta

Dan, hari-hari setelah itu

Kau selalu menunjukkan

Betapa kau benar-benar mencintaiku

Sepenuh hati

Dan di hari-hari itu pula

Kau telah memberi warna dalam hidupku

Warna cinta

Sungguh, aku juga mencintaimu

Tapi maafkan aku, teman

Di hari-hari itu aku tak mampu

Untuk berikan kegembiraan padamu

Tentu kau ingat

Saat memintaku untuk jadi kekasihmu

Dan aku tak membalasnya

Maafkan

Namun, bukankah setelah itu kita masih saling cinta?

Ya, kan? Kau selalu menunjukkan itu

Hingga, ketika waktu menjauhkan kita

Enam bulan lalu

Sabtu pagi di bulan Mei, perpisahan

Terakhir aku melihatmu

Kau berjalan membelakangiku

Mangkinkah itu pertanda

Bahwa kita tak kan bersama lagi

Dan sejak hari itu

Sampai saat ini, malam ini

Kita belum jua berjumpa

Jarak telah memisahkan kita

Dan nasib tak biarkan kita tuk menyatu

Tapi percayalah duhai temanku

Meski banyak hal yang mengisi hati

Dan dengan susah payah aku berjuang, sampai saat ini

Aku masih mencintaimu, sangat mencintaimu

Dan biarkan waktu yang menguji

Seberapa lama cinta bisa menunggu

Apakah perasaanmu padaku masih seperti dulu

Apakah aku masih ada dalam hatimu?

Atau sudah adakah yang baru?

Yang lebih baik

Yang membuatmu tertawa ria

Di sini aku merindukan

Apa kau juga begitu?

Mungkin tidak

Semoga kau tak menjadi seperti diriku

Menginginkan hal yang mustahil

Kau telah mengajari satu hal

Keberanian

Mengeluarkan suara, ungkapkan seluruh rasa

Di hari ini dan di malam ini

Aku bermohon pada Tuhan

Semoga puisiku sampai padamu

Demi zat yang menciptakan kasih sayang

Demi benih cinta yang pernah kau tanam

Kelak, jika nasib mempertemukan kita kembali

Dan takdir mengizinkan kita tuk bersatu

Kan kuberikan seluruh hidup padamu

Sepenuh hati

2016

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak