Tanpa Kanan

Tri Apriyani | Ina Barina
Tanpa Kanan
Ilustrasi Seseorang yang Sendiri dan Rapuh (Pixabay)

Malam ini, semua masih sama

Kebisingan rindu masih saja terus menghampiriku,

Sebuah perasaan hampa, memelukku dengan erat

Enggan untuk melepaskan,

Enggan untuk mendorongku keluar dari situasi ini.

Aku merindukan ketenangan, yang selalu ada bersama dengan senyummu

Tapi nyatanya,

Kamu memilih larut dalam kenyamananmu dibalik kelabu sang rembulan,

Kamu tak kunjung juga menyadari perasaanku,

Bagaimana lemahnya aku tanpamu, betapa rapuhnya hatiku dalam setiap ingatan tentang kita

Dan kau, malah sibuk dengan dunia barumu.

Aku pikir, malam kemarin adalah malam terakhirku

Terakhir merasakan, sesuatu yang tak pernah bisa kuatasi

Tapi pada kenyataannya, waktuku seolah bergeming

Malamku selalu saja ramai dengan keresahan,

Bagaimana aku akan menghadapi cerita pagi nanti?

Cahaya mentari, suara kokok ayam jago,

Kini menjelma menjadi hal yang paling menyeramkan untuk ku jumpai.

Kukira aku adalah orang yang kuat,

Badai kenangan ini pasti bisa kulalui,

Sebuah keoptimisan, yang dipatahkan dengan realita

Nyatanya, aku masih sana disini

Hidup dalam pusaran momen, yang tak akan pernah terjadi lagi.

Dan ya, harus kuakui

Aku tidak bisa mengendalikan situasi ini,

Aku tidak bisa mengubah segala keresahanku menjadi sebuah ketenangan,

Begitu lemah, begitu rapuh.

Tetapi, begitu kuat dalam mencinta.

Perlu kamu ketahui,

Aku benar-benar tak mampu, rasanya sangat sulit bertahan pada sebuah buku yang telah kau tamatkan

Aku tidak bisa bertahan, berdiri diantara gelombang kehidupan

Aku tidak bisa, tanpa kananku yang mengimbangi

Tanpa kananku yang menjadi tempat bersandar,

Tanpa kananku yang menguatkan,

Tanpa dirimu.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak