Sebatang pohon ketapang tua di tepi jalan
Berbatang besar tinggi dan banyak dahan
Daun-daun lebar bertumpuk bagai atap
Dengan warna-warni hijau coklat yang tidak tetap
Seekor burung gereja mungil hinggap sejenak
Sehabis lelah mencari makan untuk si anak
Kumbang hitam datang tanpa berminat
Namun ia berhenti sekedar melepas penat
Ada kalanya manusia bernaung di bawahnya
Tatkala sinar terik mentari demikian panasnya
Pernah seorang lelaki tertidur dengan pulas
Nyenyak menggelung diri seperti kucing malas
Pernah juga sang pohon menjadi saksi
Dua manusia yang berjanji saling mengasihi
Pernah juga melihat dua orang bertengkar
Akibat kisah cinta mereka yang gagal mekar
Pohon ketapang juga mungkin pernah terharu
Oleh kejadian- kejadian menyentuh yang layak ditiru
Tetapi pohon ketapang mungkin tak pernah tidur
Menyaksikan waktu yang tak pernah berjalan mundur
Kadang- kadang sang pohon diterpa angin kencang
Akar menahan batang seperti tiang yang terpancang
Namun daun-daun yang kering tak dapat bertahan
Lepas dari dahan dan gugur perlahan-lahan
Menutupi hamparan tanah di bawahnya
Bagai tikar yang tidak dijalin anyamannya
Tupai berlarian di atas daun kering yang pudar
Membuat berisik dan remuk daun tanpa sadar
Pohon ketapang tetap berdiri dengan tegak
Tanpa daun-daun ia laksana sebuah tonggak
Namun bersama ranting dan dahan ia bersabar
Menunggu tumbuhnya kembali daun-daun hijau nan lebar
Borneo, Oktober 2021