4 Tips Mengatasi Tsundoku, Kebiasaan Membeli Buku Tanpa Dibaca

Hikmawan Firdaus | Aditya Prayogi
4 Tips Mengatasi Tsundoku, Kebiasaan Membeli Buku Tanpa Dibaca
ilustrasi buku (pexels/Andrea Piacquadio)

Tsundoku berasal dari istilah bahasa Jepang yang mengacu pada orang-orang yang cenderung menumpuk buku, tanpa menyempatkan waktu sama sekali untuk membacanya.

Apabila kamu membiasakan perilaku ini, tandas hanya akan menghambur-hamburkan uang tanpa mendapatkan sejumlah manfaat tertentu dari sebuah buku. Lebih-lebih, kebiasaan ini akan membuat kamarmu kelihatan lebih sesak, karena dipenuhi pajangan buku-buku yang tidak kamu gunakan.

Oleh sebab itu, supaya kamu tidak terjebak dalam perilaku tsundoku, ada 5 tips yang dapat kamu coba untuk mengatasinya. Yuk intip!

1. Membeli buku sesuai minat dan kebutuhan

ilustrasi buku (pexels/Andrea Piacquadio)
ilustrasi buku (pexels/Andrea Piacquadio)

Mungkin sebagian orang menganggap membaca buku adalah suatu hal yang membosankan, namun entah dikarenakan ada film terkenal yang diadopsi dari buku tertentu atau pemberitaan motivator kondang yang berbagi pengalaman suksesnya lewat buku yang mereka tulis, lantas membuat seseorang secara impulsif membeli buku-buku yang sebetulnya belum diperlukan. 

Hal ini tentu mendorong seseorang tidak betul-betul membaca buku karena fungsi atau manfaat, melainkan hanya ikut-ikutan orang atau untuk kebutuhan flexing di sosial media sehingga, usai tren, tekad untuk membacanya hingga tuntas bisa saja turut menurun. 

Oleh sebab itu, kamu perlu membeli buku yang betul-betul disukai dan disesuaikan dengan kebutuhanmu, agar tidak terabaikan begitu saja.

2. Atur rutinitas

ilustrasi buku (pexels/cottonbro)
ilustrasi buku (pexels/cottonbro)

Tak sedikit orang kesulitan dalam meluangkan waktu untuk membaca buku, mungkin disebabkan oleh pekerjaan atau kegiatan harian lainnya. Alhasil, buku yang dibeli justru diliputi debu karena tidak pernah disentuh.

Nah, dengan membuat jadwal rutinitas secara teratur akan membantumu dalam membentuk suatu kebiasaan, termasuk menyempilkan bahan bacaan seperti buku ke dalam daftar harian, sehingga kamu memiliki waktu cukup untuk membacanya.

3. Punya tujuan membaca buku

ilustrasi baca buku (pexels/Rahul Shah)
ilustrasi baca buku (pexels/Rahul Shah)

Banyak orang yang memiliki hobi membaca buku, tetapi selalu beralasan tidak memiliki waktu yang cukup untuk membacanya. Dalam hal ini, kesibukan bukanlah alasan utama lagi seseorang tidak dapat meluangkan waktu untuk membaca, melainkan adanya penurunan motivasi.

Kamu tandas dapat membangkitkan dorongan membaca, apabila dirimu punya tujuan tertentu yang sedemikian mendukung. Misalnya saja, kamu membeli beberapa buku novel supaya dapat mempelajari tiap gaya penulisan authornya yang bisa kamu jadikan sebagai referensi untuk tulisanmu. 

4. Donasi atau jual buku

ilustrasi buku (pexels/Andrea Piacquadio)
ilustrasi buku (pexels/Andrea Piacquadio)

Mendonasikan atau menjual buku adalah cara yang cukup disarankan mengatasi perilaku tsundoku, sebab daripada membiarkannya berdebu dan digerogoti rayap akan lebih baik bila menjualnya atau mendonasikannya saja kepada orang yang membutuhkan. 

Itulah tadi deretan cara mengatasi perilaku tsudoku, yakni kebiasaan membeli buku namun tidak membacanya. Harga buku memang terbilang cukup mahal, tetapi apabila tak dibaca sama saja kamu tidak menghargai buku. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak