Hajar Australia, Perancis Lolos dari Kutukan yang Mereka Ciptakan Sendiri?

Candra Kartiko | M. Fuad S. T.
Hajar Australia, Perancis Lolos dari Kutukan yang Mereka Ciptakan Sendiri?
Selebrasi para pemain Perancis di laga melawan Australia (dok. fifa.com)

Laga perdana gelaran Piala Dunia 2022 grup D menjadi momen manis bagi sang juara bertahan, Perancis. Melawan Australia yang lolos ke putaran final sebagai wakil dari zona Asia, Les Bleus berhasil menghajar sang lawan dengan skor telak 4-1. Sempat tertinggal dari sang lawan ketika Craig Alexander Goodwin berhasil mengoyak jala gawang mereka di menit ke-9, Perancis berhasil bangkit dengan melesakkan empat gol sekaligus melalui Adrien Rabiot pada menit ke-27, dua gol Olivier Giroud pada menit ke-32 dan 71, serta Kylian Mbappe di menit ke-68.

Tentu saja hasil manis yang diraih oleh Perancis di laga pembuka membuat para pecinta sepak bola dunia bertanya-tanya, inikah jalan setapak menuju akhir dari kutukan juara bertahan? Bagi para pecinta sepak bola yang mengikuti gelaran Piala Dunia, tentu sudah tak asing lagi dengan mitos tentang adanya kutukan bagi tim juara bertahan.

Baca Juga: Begadang Nonton Piala Dunia, Berakhir Meregang Nyawa: Istri Bunuh Suami karena Berisik Malam-malam

Semenjak guliran Piala Dunia 2002 yang dihelat di Korea Selatan dan Jepang, kebanyakan tim yang menyandang predikat juara bertahan tak bisa melaju jauh dalam turnamen. Bahkan, sebagian besar di antara tim-tim tersebut tak mampu untuk sekadar lolos dari babak penyisihan grup.

Setidaknya, berdasarkan catatan induk sepak bola dunia yang tertulis di laman FIFA.com, dalam rentang waktu 20 tahun terakhir, dari lima penyelenggaraan turnamen sebanyak 4 tim berstatus juara bertahan tak mampu lolos dari babak grup, dan hanya satu tim saja yang berhasil melewatinya. Perancis yang merupakan juara di gelaran tahun 1998, menjadi juru kunci grup A di bawah Denmark, Senegal dan Uruguay. 

Meski sempat terputus dengan kesuksesan Brazil, juara di edisi 2002 yang mampu melaju hingga babak perempat final di edisi 2006, namun kutukan untuk juara bertahan justru semakin menguat di tiga edisi terakhir. Piala Dunia 2010, menjadi saksi hancurnya juara bertahan edisi 2006, Italia yang harus merasakan pahitnya menjadi juru kunci grup F di bawah Paraguay, Slowakia, dan Selandia Baru.

Baca Juga: Ingin Tetap Sehat saat Begadang Nonton Piala Dunia? Ikuti 4 Tips Ini!

Piala Dunia tahun 2014, dimana Spanyol menjadi juara, juga menyisakan getir bagi sang juara bertahan. Dalam gelaran tersebut, Spanyol yang menjadi salah satu unggulan terkuat justru tampil anti-klimaks dan gagal melaju dari babak penyisihan grup setelah kalah bersaing dari Belanda dan Chili. 

Dan di edisi terakhir, Rusia 2018, Jerman yang menjadi juara bertahan juga tak mampu lolos ke babak knock-out setelah hanya mampu menjadi juru kunci di bawah Swedia, Meksiko dan wakil Asia, Korea Selatan.

Baca Juga: Catat! Jadwal Piala Dunia 2022 Lengkap Sampai Final

Tentu saja keberhasilan Perancis dalam mengalahkan Australia menjadi sebuah pertanyaan besar bagi kita semua, apakah Piala Dunia 2022, akan menjadi akhir bagi mitos kutukan juara bertahan, yang notabene diciptakan sendiri oleh Perancis 20 tahun silam? Kita lihat saja bersama, masih ada 2 laga tersisa yang menentukan langkah mereka.

Video yang mungkin Anda suka

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak