Terhenti di Fase Grup, Ini 4 Hal yang Bisa Jadi Bahan Evaluasi Garuda Muda

Hikmawan Firdaus | Rizal Khoirul Huda
Terhenti di Fase Grup, Ini 4 Hal yang Bisa Jadi Bahan Evaluasi Garuda Muda
Para pemain timnas U-20 Indonesia merayakan kemenangan atas Suriah pada laga pekan kedua Grup A Piala Asia U-20 2023 di Lokomotiv Stadium, Tashkent, Uzbekistan hari Sabtu (4/3/2023) sore waktu setempat. (Instagram.com/@PSSI)

Timnas U-20 Indonesia dipastikan gagal melangkah ke perempat final Piala Asia U-20 2023 usai bermain imbang tanpa gol melawan tuan rumah Uzbekistan. Garuda Muda mengakhiri fase grup dengan berada di peringkat ke-3 grup A dibawah Uzbekistan dan Irak. Skuad asuhan Shin Tae-yong memang memiliki poin yang sama dengan Irak yakni 4 poin tetapi timnas kalah selisih gol.

Selepas bermain di Piala Asia U-20, agenda Garuda Muda selanjutnya adalah Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan di rumah sendiri. Namun, ada beberapa hal yang bisa menjadi bahan evaluasi bagi para pemain serta staff pelatih selama 3 laga di Piala Asia seperti berikut:

1. Produktivitas gol

Salah satu permasalahan yang kentara setelah menjalani 3 laga fase grup Piala Asia U-20 2023 adalah soal produktivitas gol. Garuda Muda melesakkan 1 gol sepanjang keikutsertaan di ajang ini. Satu-satunya gol tersebut hadir lewat sontekan Hokky Caraka dalam laga melawan Suriah yang berakhir dengan kemenangan Indonesia dengan skor 1-0.

Dalam dua laga lainnya melawan Irak dan Uzbekistan, Arkhan Fikri dan kolega tidak mencetak gol. Produktivitas ini tentu menjadi hal yang bisa staff kepelatihan evaluasi karena dalam sepakbola yang menentukan menang kalah adalah gol. Jika memiliki produktivitas gol yang baik maka peluang memenangkan laga menjadi lebih besar.

2. Akurasi umpan

Garuda Muda dalam pertandingan di babak grup juga melakukan beberapa kesalahan dalam hal umpan. Terkini melawan Uzbekistan, Indonesia sebenarnya memiliki beberapa peluang untuk menyerang pertahanan tuan rumah. Namun serangan tersebut tidak terbangun karena beberapa kali umpan tidak tepat sasaran sehingga kurang dapat diterima dengan baik yang menyebabkan bola keluar lapangan atau direbut pemain lawan.

Indonesia walau minim peluang namun beberapa kali dapat membuat pertahanan Uzbekistan bekerja menghalau bola. Jika saja dibarengi dengan akurasi umpan untuk melakukan serangan, sangat mungkin Indonesia akan mampu membuat lebih banyak peluang dan memperbesar peluang untuk memenangkan laga.

BACA JUGA: Tak Lagi Diasuh Nathalie Holscher, Penampilan Ferdi Disorot: Bener Beda Banget

3. Penguasaan permainan di laga perdana

Timnas Indonesia memperlihatkan peningkatan dalam 3 laga yang skuad asuhan STY jalani di Piala Asia U-20. Dikalahkan Irak di laga perdana, Indonesia mampu bangkit dengan meraih kemenangan atas Suriah serta menahan imbang tuan rumah Uzbekistan. Namun kekalahan di laga perdana terbukti krusial karena menjadikan Indonesia tidak lolos fase grup.

Pada laga perdana, Irak lebih banyak menguasai bola dan mengatur tempo permainan. Setelah Irak bermain dengan 10 pemain, mereka justru mampu membuat laga berjalan dalam tempo sedang ke lambat sehingga Garuda Muda kesulitan membuat gol. Hal ini tentu bisa jadi bahan evaluasi mengingat laga perdana sangat krusial di fase grup. Bila mampu menguasai permainan maka peluang meraih hasil maksimal menjadi lebih besar. Selain itu, kemenangan di laga perdana juga bisa mempermudah langkah Indonesia di partai selanjutnya.

4. Memaksimalkan kecepatan pemain

Irak dan Suriah merupakan dua rival Indonesia di fase grup yang berasal dari negara Arab. Karakteristik permainan tim-tim Timur Tengah banyak mengandalkan fisik. Irak mampu memanfaatkan ini dengan baik karena memenangkan banyak duel ketika melawan Indonesia. Garuda Muda sebenarnya juga punya satu senjata yakni kecepatan untuk merepotkan Irak.

Namun keunggulan di kecepatan belum mampu dimaksimalkan di laga tersebut. Keunggulan ini baru bisa dimanfaatkan pada saat melawan Suriah dimana gol Hokky Caraka juga berasal dari penetrasi cepat ke depan kotak penalti Suriah yang dapat berbuah gol. Bila kecepatan dapat lebih dimaksimalkan, timnas Indonesia bakal bisa mengkompensasi kekurangan dalam hal postur tubuh bila pada Piala Dunia nanti bertemu tim yang bermain lebih fisikal.

Itulah beberapa hal yang bisa menjadi bahan evaluasi setelah menjalani 3 laga. Apapun itu evaluasi ini merupakan upaya dukungan dari pecinta sepakbola agar kedepannya timnas Indonesia dapat meraih hasil dan prestasi yang lebih baik. Semangat Garuda!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak