Berantas Mafia Sepak Bola dan Pengaturan Skor, PSSI Harusnya Tiru Langkah Sadis Vietnam!

Hikmawan Firdaus | M. Fuad S. T.
Berantas Mafia Sepak Bola dan Pengaturan Skor, PSSI Harusnya Tiru Langkah Sadis Vietnam!
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (pssi.org)

Langkah Vietnam dalam memberantas mafia judi sepak bola dan pengaturan skor tampaknya tak main-main. Tak seperti di Indonesia yang kebanyakan hanya dijatuhi sanksi tak boleh berkecimpung di dunia sepak bola dalam kurun waktu tertentu, para pelaku pengaturan skor yang tertangkap dan terbukti bersalah, tanpa ampun lagi langsung dijebloskan oleh pengadilan Negeri Paman Ho ke dalam penjara.

Yang terbaru, sepertimana menyadur laman Soha.vn (9/5/2025), Pengadilan Rakyat Ba-Ria Provinsi Vung Tau menjatuhkan hukuman penjara kepada 6 mantan pemain yang mengatur jalannya pertandingan di sana.

Bahkan jika ditotal, durasi hukuman yang dijatuhkan oleh pengadilan kepada enam mantan pemain tersebut mencapai 38 tahun, yang mana dibagi secara variatif oleh keenamnya dengan rentang waktu mulai dari 3 tahun hingga 8 tahun penjara.

"Berdasarkan dakwaan, saat bermain di Divisi Pertama dan Piala Nasional musim 2023/24 untuk Klub Ba Ria - Vung Tau, keenam mantan pemain tersebut terlibat dalam perjudian dan pengaturan pertandingan untuk memperoleh keuntungan ilegal." tulis Soha.

"Sebelum pertandingan antara Klub Ba Ria - Vung Tau dan Klub Da Nang di Divisi Pertama, sekelompok pemain Le Bang Gia Huy, Nguyen Son Hai, Pham Van Phong, Nguyen Quang Huy dan Tran Ky Anh berdiskusi dan sepakat untuk bermain di bawah kemampuan mereka agar Klub Da Nang menang di situs taruhan." lanjut Soha tanpa menutupi identitas para tersangka pengaturan skor tersebut.

Meskipun terkesan sadis, namun langkah yang dilakukan oleh Vietnam ini sejatinya memang perlu untuk dilakukan. Pasalnya, untuk menciptakan sebuah sistem dan ekosistem persepakbolaan yang sehat dan sportif, hal-hal seperti pengaturan skor ini sedari dini memang harus sudah diberikan semacam shock therapy yang menjerakan.

Karena jika tidak, maka akan sangat mungkin tindakan seperti ini akan meluas dan dilakukan oleh lebih banyak lagi oknum yang terlibat.

Terlebih lagi, jika hukuman yang diberikan hanyalah berupa peringatan atau sanksi yang ringan, tentunya para oknum tersebut tak akan jera, karena keuntungan yang mereka dapatkan masih jauh lebih menjanjikan daripada sanksi yang diberikan.

Langkah Tegas Vietnam Harusnya Ditiru oleh PSSI

Langkah tegas Vietnam yang gigih dalam membumihanguskan upaya-upaya curang dalam permainan sepak bola di negerinya, tentu harus menjadi inspirasi bagi PSSI selaku pemegang segala kewenangan tertinggi yang berkaitan dengan sepak bola di Indonesia. 

Meskipun sedari dulu PSSI sudah berkoar-koar akan memerangi setiap bentuk kecurangan, mafia sepak bola, pengaturan skor dan sebangsanya, namun pada akhirnya hal tersebut tak benar-benar bisa menghapus mereka yang bermain di dalamnya.

Faktor tak adanya hukuman berat yang menjerakan para pelaku, menjadi salah satu hal yang membuat praktik-praktik culas seperti ini tumbuh subur di persepakbolaan Indonesia.

Padahal, jika dibandingkan dengan kejadian di Vietnam tersebut, para pemain yang mendapatkan hukuman penjara dari pengadilan tersebut hanya mendapatkan bayaran yang minim. Menurut Soha, bayaran yang diterima oleh para pelaku pengaturan skor tersebut hanya berada di angka 24 juta dong Vietnam, yang kalau dirupiahkan hanya berada di kisaran Rp15 juta saja.

Nominal tersebut tentunya sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan yang ada di Indonesia. Pasalnya, dalam pengaturan skor suatu pertandingan, transaksi yang terjadi bisa mencapai angka ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Dengan nominal sebesar itu, seharusnya hukuman yang didapatkan oleh para pelaku jauh lebih berat daripada yang didapatkan oleh para mantan pemain Vietnam tersebut bukan?

Namun pada kenyataannya, hukuman yang diberikan hanyalah berupa sanksi, bukan dipenjarakan dengan durasi yang mencapai tahunan seperti di Vietnam tersebut. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak