Tiga tahun berlalu setelah tragedi mencekam di Stadion Kanjuruhan terjadi. Kini setelah pemerintah melakukan renovasi panjang, akhirnya venue tersebut bisa digunakan sebagai markas bagi tim kebanggaan Malang, yakni Arema FC.
Momen spesial itu berlangsung dalam pertandingan charity match yang sekaligus menjadi simulasi, pertanda kembalinya pasukan Singo Edan ke Kepanjen, Kabupaten Malang pada Kamis (8/5/2025) sore WIB.
Melansir ligaindonesiabaru.com, Johan Ahmat Farizi mengucap syukur karena bisa merasakan magis Kanjuruhan yang merupakan saksi perjalanan panjang dan pengorbanan klub.
“Setelah kurang lebih tiga tahun tidak ke sini, berkat dukungan semua elemen, bisa kembali ke sini,” ujarnya, Jumat (9/5/2025).
Lebih lanjut, pemain senior yang kerap dipercaya mengemban ban kapten tim itu mengutarakan doa maupun harapan untuk para suporter yang jadi korban dalam Tragedi Kanjuruhan. Bukan hanya memberikan nuansa emosional, momen ‘pulang’ ke markas jadi kesempatan untuk mengenang, sekaligus mendoakan.
“Mewakili teman-teman, kami juga mendoakan bersama untuk para korban Tragedi Kanjuruhan. Mendoakan juga untuk semua keluarganya,” lanjut Johan.
Dalam pertandingan charity match, Johan mendapat 45 menit bermain. Melihat kondisi baru lapangan yang dibekali fasilitas lebih memadai, pelatih Ze Gomez pun menyampaikan pandangan positifnya. Ajang tersebut juga merupakan panggung reuni bagi pemain-pemain Arema seperti Ahmad Bustomi, Arif Suyono, Hendro Siswanto, Beny Wahyudi, Juan Revi, Hermawan, sampai Suroso.
Serah Terima Stadion Kanjuruhan dari Kementerian PU ke Pemkab Malang
Prosesi serah terima itu berlangsung pada 8 Maret 2025 lalu setelah segala renovasi tuntas dilakukan. Melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur (Jatim), Kementerian PU memberikan sejumlah dokumen administrasi. Mulai dari persetujuan pengelolaan gedung, hingga analisis terkait dampak lingkungan atau amdal.
Secara keseluruhan, perjalanan panjang renovasi stadion bergengsi ini menghabiskan anggaran dana mencapai Rp357,8 miliar dan dilakukan selama lebih kurang dua tahun, sejak 4 September 2023 sampai 18 Januari 2025 kemarin.
Menurut Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II BPPW Jatim Any Virgyani, Tragedi Kanjuruhan merpakan trigger bagi pemerintah untuk menuntaskan program rehabilitasi atau renovasi terhadap 20 stadion lain yang dibangun di tanah air.
Kini, Stadion Kanjuruhan dikelola oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang. Sebelum resmi kembali ke Kanjuruhan, Arema FC bermarkas di Stadion Gelora Soepriadi, Kota Blitar.
Baru-baru ini, Singo Edan juga mendapat kabar gembira karena memperoleh lisensi klub profesional dari AFC. Mereka dinyatakan lolos verifikasi, dan capaian tersebut disambut hangat oleh General Manager Yusrinal Fitriandi. Lantaran sudah empat tahun Arema gagal.
“Kami menyadari adanya kekurangan pada aspek lisensi kepelatihan. Saat ini, di Indonesia, baru terdapat satu nama yang memiliki lisensi GK Level 3, yakni Kurnia Sandi. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami ke depan,” kata Yusrinal.
Selanjutnya, ia memastikan pihaknya berkomitmen untuk senantiasa mempertahankan standar yang telah dicapai. Kemudian di sisi lain juga meningkatkan kualitas tim di berbagai aspek, utamanya pemenuhan lisensi kepelatihan yang diperlukan.
Dibentuknya divisi khusus guna memantau atau mengevaluasi lima kriteria lisensi klub adalah salah satu langkah tegas yang diambil agar Arema FC bisa berkembang jadi klub yang profesional dan memiliki daya saing. Terdekat, skuad besutan Ze Gomes akan bersua dengan sesama tim asal Jawa Timur, yakni Persik Kediri.
Derbi Jatim yang diagendakan pada Minggu (11/5) ini adalah kesempatan emas bagi Arema untuk mengumpulkan pundi-pundi poin, sekaligus memperbaiki posisi di klasemen sementara BRI Liga 1.