Musim baru, tekad baru, dan nahkoda baru. Persija Jakarta kini berada dalam genggaman Mauricio Souza, pelatih asal Brasil yang datang dengan filosofi permainan berbeda. Tak sekadar memburu kemenangan, Mauricio ingin skuad Macan Kemayoran memimpin setiap pertandingan.
Penguasaan bola bukan hal baru di sepak bola modern. Namun, bagi Mauricio, penguasaan bola tak cukup jika hanya menjadi statistik semu. Ia ingin penguasaan bola yang agresif, yang membawa arah dan nyali.
“Saya ingin tim saya selalu bisa memiliki penguasaan bola sebanyak mungkin. Penguasaan bola yang agresif, bukan penguasaan bola yang berputar-putar,” ujarnya lugas, mengutip ligaindonesiabaru.com pada Selasa (1/7/2025).
Bagi Mauricio, penguasaan bola adalah bentuk dari pengendalian pertandingan. Ia ingin para pemain Persija menjadi pelaku utama dalam skenario, bukan sekadar figuran yang menanti bola datang.
“Saya akan selalu mencoba untuk menguasai bola karena saya yakin bisa mengendalikan permainan melalui itu,” lanjutnya.
Tak heran, dalam sesi latihan awal menuju Liga 1 2025/26, Mauricio banyak menekankan build-up, pergerakan tanpa bola, serta kompaknya transisi dari bertahan ke menyerang.
Bukan berarti ia menutup mata dari realita. Mauricio tahu, tak semua strategi berjalan mulus dalam waktu singkat. Tapi ia percaya, sepak bola yang dikendalikan dari kaki sendiri akan membawa timnya ke level yang lebih tinggi.
Pelatih yang sempat mengisi berbagai posisi kepelatihan di Brasil ini juga menekankan keseimbangan. Agresif dalam menyerang, tapi tetap disiplin dalam bertahan.
“Saya ingin tim saya terus bisa bermain menyerang. Tim yang terorganisasi dengan baik pada saat menyerang dan bertahan,” tambah Mauricio Souza.
Menanti Transformasi Persija Jakarta di Bawah Komando Mauricio Souza
Persija bukan klub biasa. Ada sejarah panjang, ada ekspektasi besar, dan yang terpenting, ada Jakmania.
Mauricio datang bukan dengan janji keajaiban. Ia datang dengan kesadaran penuh akan badai yang sedang menunggunya, yakni badai harapan, tekanan, dan cinta yang kadang menyakitkan.
Ketika pertama kali hadir, hal yang menurutnya harus dipelajari oleh pelatih sepak bola adalah bagaimana hidup dengan penuh tekanan. Ia tahu betul bahwa kursi pelatih Persija bukan sekadar tentang strategi dan taktik. Namun juga tentang menjadi penyambung harapan ribuan orang yang memenuhi stadion setiap pekan.
Fakta bahwa Macan Kemayoran menjadi klub dengan jumlah penonton terbanyak di laga kandang adalah bukti bahwa cinta Jakmania tak mengenal batas. Lebih dari 260 ribu penonton menyemangati langsung dari tribun musim lalu.
Bagi Mauricio, itulah alasan mengapa ia datang dengan satu tujuan pasti, yaitu meraih gelar juara. Sebuah kata yang bukan sekadar ambisi klub, tapi juga janji kepada mereka yang tak pernah lelah menyanyikan chant dari tribune.
“Kami akan menjalani musim yang ketat. Kami tidak tahu apakah kami akan juara atau tidak. Tapi, juara jadi tujuan utama kami,” tambahnya.
Mauricio bukan hanya pelatih, ia kini menjadi pemegang amanat. Amanat dari manajemen, sejarah klub, dan terutama dari suara Jakmania yang tak pernah diam meski hasil tak berpihak.
Ia tak sendiri. Persija punya skuad mumpuni. Dan dengan filosofi penguasaan bola agresif serta pendekatan menyeluruh yang ia usung, bukan tak mungkin musim ini menjadi lembar baru yang penuh harapan.
Mauricio Souza datang dengan gagasan utama untuk kendalikan permainan agar hasil juga terkendali. Filosofinya tentang penguasaan bola agresif bukan sekadar strategi, tapi cerminan dari tekad untuk menjadikan Persija penguasa, bukan pengikut.
Dengan dukungan penuh dari Jakmania dan semangat baru yang ditanamkan sejak awal, harapan juara bukan sekadar mimpi. Mauricio paham, di Persija, kemenangan adalah syarat, tapi cara menang juga menjadi cerita.