Pedro Acosta harus menghadapi kenyataan yang menyedihkan di MotoGP Jerman 2025 akhir pekan lalu. Pembalap muda andalan tim pabrikan KTM ini awalnya tampil cukup menjanjikan di sesi sprint yang digelar pada hari Sabtu.
Memulai balapan dari posisi kelima, Acosta berhasil mempertahankan kecepatannya dan finis di urutan kesembilan. Walaupun hasil sprint tidak begitu istimewa, Acosta menatap main race pada hari Minggu dengan optimisme tinggi, berharap bisa menebus kekurangannya dan menembus lima besar.
Sayangnya, harapan tersebut sirna lebih cepat dari yang dia bayangkan. Saat balapan utama baru memasuki lap keempat, Acosta yang sedang melaju di posisi kelima mengalami crash dan tidak mampu melanjutkan balapan.
Ia terpaksa menepi dengan raut kecewa karena merasa dirinya memiliki peluang besar untuk merebut podium di Sachsenring.
Hal ini sepertinya sudah diprediksi Acosta sebelum balapan dimulai, di mana ia menyebut trek ini sebagai salah satu yang paling berbahaya di kalender MotoGP. Terbukti, ia tetap menjadi korban kerasnya lintasan Jerman itu, bersama dengan 7 pembalap lainnya yang juga mengalami crash.
Hari Minggu itu juga menjadi akhir pekan yang pahit bagi KTM secara keseluruhan. Dua rider KTM Tech3 yang biasanya menambah kekuatan tim, Enea Bastianini dan Maverick Vinales, terpaksa absen akibat sakit.
Alhasil, hanya Brad Binder dan Pedro Acosta dari skuad KTM yang turun di main race. Binder sendiri tidak bisa berbuat banyak dan hanya finis ketujuh, menjadikannya satu-satunya pembalap KTM yang membawa pulang poin di balapan utama GP Jerman.
Merasa frustrasi dengan performa motor RC16, Acosta mendesak pihak tim untuk segera melakukan pembaruan signifikan. Menurutnya, motor saat ini belum cukup kompetitif untuk menyaingi Ducati atau Aprilia.
Ia berharap KTM bisa menghadirkan peningkatan besar sebelum tes di Misano pada bulan September mendatang agar dirinya dapat bersaing di barisan depan dan memperjuangkan kemenangan secara konsisten di paruh kedua musim ini.
"Ya (butuh peningkatan) dan itu harus tiba sebelum tes Misano. Jika tidak, kami yang akan menanggung akibatnya. Saya sudah sangat yakin pada satu hal, dan saya pikir pabrikan pun demikian. Sekarang hanya masalah waktu, tapi waktu terus berjalan. Saya ingin mereka datang sesegera mungkin, karena setiap kesempatan yang hilang, tidak akan pernah kembali," ujar Acosta, dilansir dari laman MotoGP News.
Kendati demikian, Pedro Acosta mengaku sudah menerima kondisi yang terjadi pada motor dan timnya. Masalah ini sudah berlangsung lama dan satu-satunya jalan yang bisa dia lakukan saat ini adalah mengusahakan yang terbaik sembari menerima bahwa motornya belum sepadan dengan pabrikan lain.
"Saya sudah sampai pada titik penerimaan. Terkadang kita harus keluar dan berkata 'hari ini mustahil'. Masalahnya, ini sudah berlangsung berhari-hari. Dan tentu saja, begitu Anda berada di posisi keempat dan bisa menyerang, Anda langsung melakukannya. Tapi kita harus menerima bahwa kita belum selevel pabrikan, apalagi yang punya margin keuntungan lebih besar" tambahnya.
Kondisi yang buruk ini justru semakin mendorong rumor kepindahan Pedro Acosta ke tim lain. Beberapa waktu lalu, Acosta sempat dihubungkan dengan tim VR46, tapi dia masih terikat kontrak dengan KTM hingga tahun 2026.
Kabar lainnya menyebutkan bahwa Valentino Rossi selaku pemilik tim VR46, mengaku sanggup untuk menunggu sampai mereka bisa merekrut pembalap asal Spanyol tersebut.
Lantas, dengan performa KTM seperti sekarang ini apakah Pedro Acosta berencana untuk hengkang ke tim lain setelah kontraknya usai?