Pemecatan Shin Tae-yong Untungkan Vietnam, Tamparan Keras untuk PSSI?

Sekar Anindyah Lamase | Rana Fayola R.
Pemecatan Shin Tae-yong Untungkan Vietnam, Tamparan Keras untuk PSSI?
Shin Tae-yong. (Instagram/shintaeyong7777)

Perjalanan Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia resmi berakhir pada awal Januari 2025 lalu. Pemutusan kontrak oleh PSSI tersebut menandai perpisahan kontroversial yang memicu gelombang reaksi dari berbagai kalangan, mulai dari penggemar, pemain, hingga pelaku sepak bola nasional.

Meski kontraknya sebagai pelatih sudah berakhir, Shin sempat kembali ke Indonesia untuk menjalankan kegiatan yayasan sepak bola usia dini yang didirikannya.

Keputusan PSSI untuk memecat sang juru taktik kabarnya didasarkan pada hasil evaluasi performa Timnas yang dianggap tidak cukup memuaskan. Kemudian dilaporkan adanya ketegangan internal dan masalah komunikasi antara Shin dengan beberapa pemain yang turut menjadi bahan pertimbangan dalam evaluasi. Namun, selanjutnya muncul berbagai bantahan.

Tentu keputusan pemecatan tak serta-merta diterima dengan tangan terbuka oleh publik sepak bola Tanah Air. Banyak penggemar menilai keputusan tersebut diambil terlalu terburu-buru dan mengabaikan proses pembangunan jangka panjang yang telah dilakukan STY selama lima tahun terakhir.

Apresiasi terhadap pria asal Korea Selatan itu tetap tinggi. Ia dianggap telah mengubah wajah sepak bola Indonesia, terutama lewat prestasi seperti membawa Timnas mencapai fase gugur Piala Asia 2023 dan semifinal Piala Asia U-23 2024.

Salah satu momen paling menonjol dari kepemimpinan Shin adalah saat Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Vietnam dalam tiga laga penting sepanjang tahun 2024. Termasuk di antaranya adalah kemenangan 1-0 di Piala Asia AFC 2023 serta dua kemenangan di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan skor 1-0 dan 3-0.

Kemenangan berturut-turut itu bukan sekadar statistik. Ia menjadi penanda penting berakhirnya dominasi Vietnam yang sempat mencuat pada periode 2015 hingga 2021. Indonesia, yang sebelumnya kerap kesulitan saat berjumpa Vietnam, tampil dengan mental dan strategi yang jauh lebih matang di bawah komando Shin Tae-yong.

Rivalitas antara Indonesia dan Vietnam dalam sepak bola sudah berlangsung lebih dari enam dekade, dan setiap pertemuan selalu sarat gengsi.

Tak bisa dipungkiri bahwa kehadiran STY memberikan angin segar dalam rivalitas tersebut. Ia mampu menyuntikkan kepercayaan diri, disiplin, serta pola permainan yang terstruktur ke dalam tubuh Timnas. Hal ini terbukti dalam deretan kemenangan atas Vietnam, yang sebelumnya tampil begitu dominan di tingkat regional.

Pengakuan Kim Sang-sik dan Tamparan Keras Bagi PSSI

Pernyataan mengejutkan datang dari pelatih Timnas Vietnam, Kim Sang Sik. Dalam wawancara dengan media Korea Selatan, Kim secara terbuka menyebut bahwa kepergian Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia justru menjadi keuntungan besar bagi timnya.

"Seandainya pelatih Shin Tae-yong masih menangani sepak bola Indonesia, konfrontasi dengan tim itu pasti akan sangat sulit. Sejujurnya, untungnya dia pergi lebih awal (tertawa). Saya dengar dia akan kembali bekerja di Korea, saya akan selalu mendukung pelatih ini," ujar Kim, seperti dikutip dari soha.vn, Rabu (6/8/2025).

Pengakuan tersebut tentu bukan sekadar candaan. Di balik kalimat Kim terdapat kritik tersirat kepada PSSI atas keputusan yang dianggap melemahkan kekuatan rival utama mereka. Ia menyiratkan bahwa Indonesia dengan Shin adalah lawan yang jauh lebih kuat dan menakutkan.

Ucapan itu bisa dipandang sebagai tamparan keras bagi PSSI. Sebuah sindiran halus bahwa pemecatan Shin bukan hanya kontroversial secara internal, tapi juga memberikan angin segar bagi rival. Alih-alih memperkuat Timnas, keputusan tersebut malah dinilai sebagai langkah yang menguntungkan pihak lawan.

Shin Tae-yong memang sudah tak lagi bersama Timnas Indonesia, tapi pengaruh dan jasanya masih membekas. Bahkan rival pun mengakui kekuatannya. Hal ini seharusnya menjadi bahan refleksi mendalam bagi PSSI dalam mengambil keputusan strategis di masa depan.

Dengan mundurnya Shin, pertanyaan besar pun muncul: apakah pelatih pengganti mampu meneruskan fondasi yang telah dibangun selama lima tahun terakhir? Dan lebih penting lagi, apakah Timnas Indonesia bisa tetap kompetitif di kancah Asia Tenggara?

Seiring waktu berjalan, publik akan melihat apakah keputusan ini benar-benar membawa perbaikan atau justru sebaliknya. Yang jelas, Vietnam sudah mengambil keuntungan awal dari perpisahan ini, baik secara psikologis maupun strategis.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak