De Javu, Jorge Martin Senang Bisa Salip Pecco Bagnaia Lagi

Hayuning Ratri Hapsari | Desyta Rina Marta Guritno
De Javu, Jorge Martin Senang Bisa Salip Pecco Bagnaia Lagi
Jorge Martin (Instagram/@88jorgemartin)

Sprint race MotoGP Austria menjadi balapan yang cukup menantang bagi Jorge Martin. Setelah berhasil finis di P7 di GP Ceko lalu, kini Martin siap untuk kembali menorehkan hasil terbaik.

Berangkat dari sesi kualifikasi juara dunia musim 2024 itu harus puas memulai balapan dari grid ke-14. Start dari baris belakang jelas bukan kondisi yang diharapkannya, apalagi di lintasan secepat Red Bull Ring yang biasanya sulit untuk melakukan banyak aksi menyalip.

Namun, Martin berhasil menunjukkan performa yang cukup baik dan dengan perlahan menyalip lawan-lawannya hingga menyelesaikan lomba di posisi kesepuluh.

Meski tempat kesepuluh belum cukup untuk mengantarkannya meraih poin di sesi sprint, Martin mengaku tidak terlalu kecewa. Baginya, hasil ini justru menjadi tanda bahwa performa dan kondisinya mulai kembali ke arah yang positif.

"Saya senang, tapi juga sedikit kecewa dengan putaran pertama, karena saya kurang otomatis di awal dengan Aprilia. Saya senang, tapi masih di posisi 10. Sesi terbaik sejak saya mengendarai Aprilia dan bisa menyalip pembalap tangguh yang sedang mengerem seperti Quartararo dan Bagnaia berarti kami membuat kemajuan. Seandainya kualifikasi saya lebih baik, saya rasa saya bisa finis di posisi ke-6 atau ke-7. Kita lihat saja apakah saya bisa start dengan baik besok dan bisa memimpin," ujar Martin, dilansir dari laman GPOne.

Dibandingkan dengan seri sebelumnya di Brno, di mana ia sempat kesulitan baik secara fisik maupun teknis, kali ini tubuhnya terasa jauh lebih bugar. Rasa percaya dirinya pun kembali tumbuh setelah mampu kembali ke kompetisi dengan pembalap papan atas lainnya.

"Semuanya baik-baik saja. Bahkan, di putaran terakhir. Fisik saya tidak bermasalah dan saya rasa saya akan terus membaik," katanya.

Salah satu momen menarik bagi Martin adalah ketika dirinya berhadapan langsung dengan Pecco Bagnaia di lintasan. Duel ini mungkin tidak lagi menentukan posisi podium atau gelar juara dunia seperti tahun lalu, tetapi tetap menyisakan nuansa nostalgia.

Setahun lalu, Martin dan Bagnaia kerap menjadi pusat perhatian publik ketika keduanya bersaing ketat untuk perebutan posisi terdepan.

Kini, keduanya sama-sama menghadapi fase yang berbeda, Martin masih berjuang menyesuaikan diri dengan karakter motor barunya sambil pulih dari cedera, sementara Bagnaia diganggu masalah teknis yang membuat performa motornya tak sekompetitif sebelumnya.

"Tahun lalu, saya mencoba menyalipnya di posisi yang sama tanpa berhasil, hari ini saya berhasil. Jelas dia punya masalah, kalau tidak, dia tidak akan di sana bersama saya. Namun, mereka semua rival dan Anda harus selalu menyalip mereka," tambahnya.

Martin sendiri tidak ingin terburu-buru menargetkan kemenangan dalam kondisi seperti sekarang. Baginya, yang terpenting adalah menemukan kembali rasa nyaman di atas motor dan mengembalikan konsistensi sebelum benar-benar bisa kembali ke fase perebutan podium.

Dengan hasil sprint ini, Martin tampak lebih optimistis menghadapi balapan utama. Dia menilai bahwa meskipun dirinya belum sepenuhnya berada di level terbaik, setidaknya ada perkembangan yang terlihat.

Pencapaian kecil di setiap seri akan menjadi modal penting untuk mengembalikan kepercayaan diri dan motivasi setelah masa-masa sulit yang dia lalui dalam beberapa seri terakhir.

Di sisi lain, Martin harusnya tahu bahwa bagi seorang juara dunia, tekanan untuk selalu berada di depan memang tidak pernah hilang. Namun, Martin tampaknya sudah memahami bahwa perjalanan panjang musim ini tidak hanya soal hasil instan, melainkan proses menemukan kembali keseimbangan antara kondisi fisik, mental, dan kecepatan di lintasan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak