Pasca gagal membawa Timnas Indonesia melaju ke putaran final Piala Dunia 2026, PSSI akhirnya mendepak gerbong tim pelatih asal Belanda.
Selain memulangkan Patrick Kluivert, Gerald Vanenburg dan Frank van Kempen, induk sepak bola Indonesia tersebut juga memecat sang asisten pelatih, Alex Pastoor.
Selang sepekan pasca pemecatannya, Alex Pastoor kembali mengemuka ke publik. Alih-alih memberikan statemen yang menyejukkan, munculnya Pastoor kali ini justru semakin membuat terluka para pendukun Timnas Indonesia karena statemen yang dilontarkannya.
Sepertimana dilansir laman Suara.com (21/10/2025), eks pelatih Almere City tersebut memberikan pernyataan yang seolah merendahkan persepakbolaan Indonesia dan impian Piala Dunia para pendukungnya.
Menurut Pastoor, keinginan Indonesia untuk tampil di Piala Dunia 2026 mendatang ibarat mimpi yang ketinggian dan tidak realistis. Pasalnya, dengan peringkat yang saat ini dimiliki, tentunya target untuk bisa bermain di pentas sepak bola paling akbar sejagat raya tersebut masih belum logis.
Namun yang aneh adalah, pernyataan Pastoor ketika saat ini sudah dipecat oleh PSSI, sangat berbeda jauh dengan ketika dirinya masih menjadi pegawai di induk sepak bola Indonesia beberapa waktu lalu.
Menurut laman Suara.com (07/10/2025), meskipun saat itu Indonesia berada di peringkat paling bawah dalam kumpulan negara-negara yang bertarung di ronde keempat, di matanya, peluang untuk menuju Piala Dunia 2026 tetaplah terbuka lebar dan realistis.
"Itu realistis. Negara yang kami hadapi mempunyai peringkat FIFA dua kali lebih tinggi. Tapi, di saat bersamaan, Indonesia menang dan imbang melawan Arab Saudi dan dalam penyisihan grup yang berbeda sebelum kami ke sana. Itu menunjukkan bahwa hal ini mungkin, asalkan anda bermain sangat terorganisir," ucap Pastoor ketika itu sepertimana dikutip dari laman Suara.com.
Melihat dua pernyataan yang saling bertolak belakang seperti ini, tentunya kita bisa menilai bahwa apa yang disampaikan oleh Pastoor sangat sarat dengan tendensi.
Perbedaannya pun sangat mencolok. Ketika dirinya masih menjadi bagian dari PSSI, Pastoor memberikan komentar-komentar positif, sementara ketika sudah tak lagi berada dalam sistem, Pastoor mengeluarkan kalimat-kalimat yang kontradiktif.
Dari secuil kejadian ini, tentu kita sudah bisa menilai bagaimana cara Pastoor dalam memandang Timnas Indonesia.
Alih-alih bekerja dari hati, tindak-tanduk Pastoor bahkan lebih mirip dengan barisan ABS (Asal Bapak Senang), yang mana selalu memberikan kalimat-kalimat manis saat dipekerjakan, namun berbalik 180 derajat ketika sudah dibuang.
Yah, seperti kebanyakan orang yang bekerja demi uang, mereka akan melakukan apapun asalkan bisa mendapatkan uang dari majikannya, dan akan berbalik menyerang ketika sudah tak lagi dipekerjakan.
Dan kesimpulannya adalah, dari dua pernyataan yang dilontarkan oleh Pastoor dari dua kondisi yang berbeda ini, sangat nyata jika komentar-komentar itu berbalut tendensi keuntungan bagi diri pribadinya belaka.
Dengan kata lain, ketika Pastoor mendapatkan keuntungan, maka dia akan mengeluarkan kalimat-kalimat jilatan yang manis, namun ketika keuntungan itu sudah tak lagi di tangan maka hal sebaliknya akan dia lontarkan.
Kalau seperti itu, berarti memang benar selama melatih Timnas Indonesia dia tak bekerja dari hati ya?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS