Mengenal Kepemimpinan Silveria Jacobs yang Sukses Atasi Pandemi Covid-19

Tri Apriyani | Deasty
Mengenal Kepemimpinan Silveria Jacobs yang Sukses Atasi Pandemi Covid-19
Perdana Menteri Sint Maarten, Silveria Jacobs (http://www.sintmaartengov.org)

Dalam sebuah organisasi kepemimpinan memiliki peran yang sangat krusial akan berjalannya seluruh kegiatan organisasi. Di masa pandemi ini kepemimpinan strategis berperan penting dalam ketidakpastian keadaan karena diasumsikan bahwa organisasi yang bertahan adalah organisasi yang mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang ada.

Pemimpin strategis harus memiliki kemampuan untuk memotivasi dan mempengaruhi anggota agar tidak panik di saat terjadinya krisis. Pemimpin strategis harus mampu mendorong anggota untuk menghadapi masa krisis dengan keberanian dan kemampuan bekerja sebagai suatu tim.

Pada 11 Maret 2020, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa Corona Virus Disease 2019 sebagai pandemi global. Pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi dalam skala besar dan menyebar secara global. Hanya dalam waktu tiga bulan, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang dari 123 negara di dunia.  Para pemimpin di setiap negara tentunya memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dalam merespon serta mengatasi pandemi Covid-19.

Salah satu pemimpin perempuan yang terbukti memiliki peran yang signifikan dan berpengaruh dalam mengatasi pandemi Covid-19 adalah Silveria Jacobs. Silveria Jacobs adalah perdana menteri di Sint Maarten. Sint Maarten merupakan negara yang berada di sebuah Kepulauan Karibia berhasil dalam menerapkan lockdown dan mengatasi pandemi Covid-19. Hingga 8 Juni 2021, Sint Maarten mencatat terdapat 2.484 kasus positif dan 29 kematian akibat Covid-19.

Jacobs adalah salah satu dari beberapa pemimpin wanita di dunia yang telah menuai pujian dari pesan efektif dan tindakan yang tegas di tengah pandemi Covid-19. Jacobs telah menyampaikan pesannya secara tegas, memberikan contoh tindakan tegas, praktik komunikasi yang efektif, dan menunjukkan bahwa pemimpin perempuan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

Langkah awal yang dilakukan Jacobs adalah dengan menerapkan kebijakan lockdown ketat di Sint Maarten yang dimulai pada 5 April 2020. Perdana Menteri St Martin, Silveria Jacobs melarang keras warganya meninggalkan rumah dalam waktu dua pekan.

Kebijakan lockdown di Sint Maarten dianggap sebagai salah satu kebijakan lockdown paling ketat di dunia. Karena Saint Martin hanya mengizinkan beberapa supermarket dan dua pom bensin untuk dapat beroperasi. Selain itu, Jacobs juga mengingatkan warganya untuk tidak keluar rumah dalam rangka menghindari penularan virus corona yang diunggah melalui video dan kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Jacobs mengambil kebijakan yang ekstra cermat dan serius dengan tujuan melumpuhkan Covid-19. Hal ini dapat terlihat di kala Jacobs hanya menyebutkan tiga kata yang menjadi pegangan dalam mengatasi virus corona yaitu “Simply Stop Moving” dan dilanjutkan dengan “Kalau anda tidak punya roti untuk dimakan, beralihlah ke biskuit. Kalau anda tidak punya roti, makanlah sereal, oats, atau sarden” yang memberi contoh agar masyarakat tidak memaksakan diri keluar rumah di tengah wabah Covid-19 dan mampu bertahan dengan apapun yang dimiliki.

Keterampilan komunikasi yang andal juga menjadi peralatan penting bagi Jacobs. Meski tidak memiliki pengakuan secara global, Perdana Menteri Sint Maarten telah menetapkan standar komunikasi baru. Hanya dengan tiga kata, Jacobs diyakini mampu menyampaikan esensi terpenting dari upaya pencegahan penyebaran.

Jacobs selalu mendorong warganya untuk tetap teguh dan mempersiapkan apa yang akan datang dan selalu mengingatkan untuk “Tetap tenang, tetap terinformasi, dan bersiaplah untuk virus corona”.  Pencegahan, mitigasi, dan respon terhadap virus Covid-19 juga dilakukan serius dan efektif. Pemerintah Sint Maarten mengurutkan mendidik penduduk dan menangani virus corona di dalam daftar prioritas teratas.

Salah satu kunci utama dari keberhasilan Sint Maarten dalam memerangi Covid-19 tentunya tidak lepas dari adanya kolaborasi antara pemerintah, mitra kerajaan, media massa, komunitas bisnis, dan penduduk. Selain itu, seluruh element di Sint Maarten bersama-sama menegakkan protokol kesehatan yang diatur dan meningkatkan praktik keberhasilan yang sangat disosialisasikan selama pandemi melalui berbagai media.

Referensi:

  • Harwati, L. N. (2013). Crisis management: Determining specific strategies and leadership style for effective outcomes. Crisis, 2(2), 170-181.
  • Hitt, M. A., & Ireland, D. (2002). The essence of strategic leadership: Managing human and social capital. Journal of Leadership & Organizational Studies, 9(1), 3-14.Available at: https://doi.org/10.1177/107179190200900101
  • Loop News (2020). PM Jacobs: Remain calm, stay informed, be prepared for coronavirus. https://barbados.loopnews.com/content/pm-jacobs-remain-calm-stay-informed-be-prepared-coronavirus-3
  • Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2018). Essential of Organizational Behaviour. In Pearson.
  • The Guardian (2020). Are female leaders more successful at managing the coronavirus crisis?. https://www.theguardian.com/world/2020/apr/25/why-do-female-leaders-seem-to-be-more-successful-at-managing-the-coronavirus-crisis
  • The Official Website Government of Sint Maarten (2021). Current Situation On Sint Maarten. https://www.sintmaartengov.org/government/VSA/HealthUpdates/NOVELCORONAVIRUS/Pages/Current-Situation.aspx
  • The Washington Post (2020). Female world leaders hailed as voices of reason amid the coronavirus chaos. https://www.washingtonpost.com/world/2020/04/20/female-world-leaders-hailed-voices-reason-amid-coronavirus-chaos/

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak