Sebelum melangkah lebih jauh, perlu diketahui dahulu apa itu pengertian dari Korean Wave atau Hallyu, dan jika dibahasakan menjadi Gelombang Korea. Istilah yang kini merujuk pada popularitas hiburan dan budaya Korea di Asia dan daerah lain di dunia.
Korean Wave tidak hanya menyangkut pada satu aspek saja, melainkan segala hal yang berbau tentang Korea. Mulai dari hiburan—seperti drama, musik, dan program hiburan TV lainnya—kemudian gaya berpakaian, makanan, tempat wisata, sampai budaya lokal Korea.
Saya pribadi mulai tertarik pada Korean Wave semenjak mengenal dunia K-Pop. Cerita berawal ketika saya duduk di bangku kelas lima sekolah dasar. Pada masa itu rasa-rasanya semua orang tergila-gila dengan boy group asal Korea Selatan bernama Super Junior.
Memang benar, lagunya sangat enak didengar dan bahkan membuat saya berjoget sendiri. Namun saat itu saya hanya senang menikmati lagunya saja, belum ada niatan untuk mencari tahy lebih dalam tentang penyanyinya, apalagi tentang Korea. Lalu ke-hype-an semua itu perlahan sirna seiring dengan banyaknya ujian yang harus kami hadapi di kelas enam.
Hal-hal berbau Korea sudah hilang dari indra saya selama kurang lebih dua tahun lamanya. Sampai ketika saya duduk di bangku kelas dua SMP, semua teman-teman saya mendadak keracunan Korea lagi dengan boy group baru bernama EXO.
Awalnya masih biasa saja, tapi karena terlalu sering dicekoki oleh konten-konten EXO, membuat saya kemudian merasa terpesona. Apalagi EXO mematahkan stigma negatif jika artis K-pop hanya mengandalkan wajah semata. Nyatanya tidak, mereka adalah sekumpulan manusia yang penuh dengan talenta. Di sinilah saya menemukan cinta pertama saya yang mengantarkan pada gerbang gelombang Korea.
Sejak menjadi EXO-L saya merasa bahwa dunia saya terasa lebih berwarna. EXO sudah seperti moodbooster bagi saya. Jika saya sedih, melihat video-video lucu dari mereka bisa mengembalikan semangat saya. Selain itu, karena saya tipe orang yang malas berolahraga, jadi saya mencoba memasukkan hal yang saya sukai agar bisa melakukan olahraga, yaitu dengan bersenam menirukan gerakan dance EXO meski hasilnya berbeda jauh.
Setidaknya hal itu membuat badan saya bergerak dan berkeringat. Dari EXO juga saya belajar tentang arti sebuah kesabaran, ketekunan, kerja keras, dan keloyalan berkat kisah dari masing-masing anggota. Secara tidak sadar memotivasi saya untuk menirukan mereka, tidak mudah menyerah dalam meraih mimpi-mimpi.
Selain EXO, lambat laun saya juga menyukai K-drama. Cerita yang ditawarkan sangat menarik dan dikemas sedemikian rupa hingga bisa menyita perhatian saya. Alasan lain mengapa saya suka dengan K-drama adalah saya sebagai seorang penulis yang harus dituntut memiliki banyak ide untuk bahan cerita sangat terbantu ketika menonton K-Drama. Meskipun genre yang ditampilkan sama, tapi setiap judul pasti membawa nuansa segar yang baru dan tidak membosankan untuk dilihat. Dari sanalah saya belajar membangun ide-ide untuk cerita saya.
Semua hal pasti memiliki sisi positif dan negatif, begitu pula dengan Korean Wave ini. Kita sebagai generasi muda harus pandai memilah dan memilih konten mana yang pantas kita suka dan mana yang bukan seharusnya. Jangan sampai terlalu menggilai budaya orang lain membuat kita melupakan budaya sendiri. Bersikap selektif adalah pilihan yang tepat. Jadi, boleh-boleh saja berenang di gelombang Korea, tapi jangan sampai hanyut tenggelam di dalamnya, ya!