Aku Ingin Sedewasa Khadijah: Perempuan Pejuang Tanpa Pedang

Munirah | Evi Elfrida Pasaribu
Aku Ingin Sedewasa Khadijah: Perempuan Pejuang Tanpa Pedang
Ilustrasi pahlawan. (Miguel Bruna/ Unsplash.com)

Dalam kehidupan duniawi, akan selalu ada kisah orang-orang yang menjadi teladan. Entah itu tentang perjuangan maupun sumbangan pemikiran. Salah satu sosok teladan dimuka bumi adalah Khadijah.

Orang-orang yang menjadi teladan tidak ubahnya adalah seorang pahlawan. Misalnya perjuangan Khadijah membela Islam adalah bentuk dari kepahlawanan.

Apakah ada yang belum mengenal sosok perempuan teladan Khadijah ? Ya, Khadijah adalah istri pertama Rasulullah Muhammad Saw. Perempuan pejuang dan pembela islam, pendamping setia Rasul diawal dakwahnya.

Perempuan berani yang menyatakan kekagumannya kepada Rasul karena akhlak Rasul yang terpuji. Jika saat ini kita melihat agama Islam adalah agama terbanyak pemeluknya di dunia, itu tidak lepas dari campur tangan seorang perempuan sejati.

Jangan berfikir bahwa Islam hanya maju ketika Rasul dan para sahabatnya berperang dengan gagah berani melawan kekufuran, jauh dibalik itu berdiri seorang perempuan tanpa psenjata yang siap berkorban jiwa dan raga.

Ketika menikah dengan Rasul, Khadijah adalah seorang perempuan janda yang kaya raya. Bukan saja seorang istri sejati, Khadijah adalah seorang Ibu sekaligus sahabat bagi Rasul.

Usianya yang jauh diatas Rasul menjadikan Khadijah perempuan dewasa yang siap menampung segala keluh kesah nabi. Kekayaan Khadijah tidak menjadikannya seorang yang jumawa. Semua harta bendanya diserahkan kepada Rasul untuk keperluan penyebaran agama islam. 

Khadijah tidak pernah menyerah dari kegiatannya mendukung Rasulullah memajukan Islam, Khadijah tidak pernah marah ketika seluruh hartanya habis dipakai untuk kejayaan Islam, ia tak pernah memperlihatkan tangisnya untuk membahagiakan Rasul, bahkan Khadijah menyembunyikan semua masalahnya untuk membuat Rasul bahagia.

Apa yang ada dalam hidupnya ia serhakan hanya kepada Rasul. Jika Rasul mendapat hinaan maka Khadijahlah orang pertama yang membela dan menguatkan Rasul. Tangis Rasul ia ubah menjadi tawa, sedih Rasul ia ubah menjadi bahagia, kelelahan Rasul ia rangkul menjadi sebuah semangat baru.

Menjelang akhir hidupnya, Khadijah terus menguras tenaga untuk menjaga Rasul, bahkan di detik-detik kematiannya, Khadijah hanya memikirkan Rasul. Melihat perjuangan Khadijah, Allah dan malaikat Jibril menitip salam untuknya karena Allah kagum kepada kesetiannya dan Jibril terharu dengan kesalihannya.

Kisah Khadijah menjadi inspirasi bagi kaum perempuan sepanjang zaman. Banyak yang terpesona dengan sosok Khadijah sehingga dituangkan menjadi karya dalam bentuk tulisan maupun lisan.

Kisah Khadijah memberitahu banyak hal kepada kita, salah satunya adalah “Bahwa perempuan mulia tidak harus berperang dan mengangkat senjata melawan musuh, cukup dengan berbakti kepada suami selagi itu tidak bertentangan dengan perintah Allah, karena ketika seorang perempuan menikah maka surganya ada pada suaminya bukan lagi pada ibunya".

Inilah sosok pahlawan kekinian menurutku, kisah inspiratif yang tidak akan lekang dimakan zaman.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak