4 Alasan Mengapa Warganet Indonesia Dianggap Paling Buruk

Hernawan | Xandra Junia Indriasti
4 Alasan Mengapa Warganet Indonesia Dianggap Paling Buruk
Ilustrasi Media Sosial. (Pexels.com/Tracy Le Blanc)

Warganet merupakan sekumpulan orang yang aktif menggunakan internet. Istilah populer lainnya adalah netizen. Selain mencari informasi, mereka juga terbiasa memberikan respons pada segala hal yang ramai di dunia maya.

Responsnya ini bisa berupa kalimat positif bahkan negatif. Sejak beberapa tahun lalu, Indonesia dianggap memiliki warganet dengan perilaku terburuk sepanjang sejarah. Kira-kira apa alasannya, ya? Nah, berikut ini 4 di antaranya.

1. Cepat Tanggap

Saat ada kejadian viral, warganet Indonesia biasanya menjadi yang paling cepat tanggap. Baik pada berita positif maupun negatif. Mereka membagikannya pada status pribadi hingga akhirnya tersebar luas. Kemudian, berbondong-bondong berkunjung ke sumber informasi dan juga akun media sosial yang bersangkutan. 

Contoh, pada kasus perselingkuhan tokoh publik. Kebanyakan warganet Indonesia akan langsung memblokir, batal mengikuti, bahkan melaporkan akun tersebut. Khusus untuk kanal Youtube, mereka kompak menekan tombol tidak disukai atau dislike pada video terbaru serta yang ada hubungannya dengan masalah tersebut.

2. Tidak Berpikir Panjang

Cepat tanggap yang dimiliki warganet Indonesia biasanya tidak didasari oleh teori yang matang. Kebanyakan dari mereka hanya ikut-ikutan dan mudah tersulut emosi, sehingga langsung bertindak menyerang.

Seharusnya, ketika ada sebuah kejadian viral, perlu ditelusuri lebih lanjut guna tidak berujung salah sasaran di kemudian hari. Contoh, kasus bullying yang melibatkan dua mantan anggota grup K-Pop, AOA, Jimin dan Mina

Seperti diketahui, Mina mengatakan bahwa dirinya dirundung selama bertahun-tahun oleh Jimin hingga kesehatan mentalnya terganggu. Seusai meminta maaf, Jimin memutuskan untuk hengkang dari AOA dan tidak berkarier di dunia hiburan.

Namun, beberapa waktu lalu, salah satu media membocorkan pesan antara keduanya. Inti dari percakapan itu, Mina juga terlihat sebagai pelaku dan sulit diatur. Kabar tersebut tentu membuat banyak pihak, termasuk warganet Indonesia bingung dan sedikit menyesal telah berkomentar buruk pada Jimin.

Intinya, terlalu terburu-buru menyimpulkan sering dilakukan oleh warganet Indonesia, sehingga banyak target yang merasa kurang nyaman. Terlebih jika ia sebetulnya tidak melakukan perbuatan negatif.

3. Berkata Kasar atau Menyakiti

Poin nomor tiga ini menjadi alasan utama mengapa warganet Indonesia dianggap paling buruk. Tidak tanggung-tanggung, ucapan kebencian mereka dengan mudah dilontarkan melalui kata-kata. Baik pada kolom komentar maupun yang lainnya.

Biasanya, para warganet ini akan menyerang pelaku bahkan terduga sebuah kasus dengan kalimat cacian yang kasar. Tidak jarang juga memakai kata sopan, namun mampu menyakiti perasaan orang yang bersangkutan.

Jika terbukti salah, tidak ada masalah. Namun, bagaimana dengan yang tidak? Misal, Han Sohee yang pernah dibenci lantaran perannya sebagai pelakor (istilah untuk perebut suami orang) pada drama The World of Married. 

Saat itu, berbagai foto di akun Instagram miliknya dipenuhi oleh komentar buruk dari para warganet Indonesia. Mereka mengungkapkan rasa benci kepada Sohee dengan kata kasar dan menyakitkan. Bukankah hal tersebut sudah keterlaluan?

Tidak heran, warganet Indonesia menjadi yang paling ditakuti, karena seringkali menaruh komentar negatif berdasarkan alasan yang dianggap kurang logis, seperti kasus Han Sohee diatas. 

4. Spam Komentar

Poin terakhir ini juga merupakan alasan utama lain mengapa warganet Indonesia dinilai paling buruk. Saat sudah menebar kebencian, masing-masing mereka akan berkomentar dengan jumlah yang bahkan mencapai ratusan. Belum lagi, penyerangan pada pesan pribadi yang tentunya dapat memicu rasa kurang nyaman.

Buruknya lagi, kebanyakan dari mereka melakukan spam komentar dengan akun-akun bodong, sehingga identitasnya tidak diketahui. Padahal, jika yang bersangkutan memililih jalur hukum, bisa saja ketahuan. Oleh karena itu, gunakan media sosial untuk hal-hal baik saja, ya!

Nah, setujukah kamu dengan empat alasan diatas? Apakah mungkin kamu pernah melakukan salah satunya?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak