Amerika Serikat merupakan negara yang multikultural. Meskipun demikian, Amerika Serikat tidak terlepas dari permasalahan berupa diskriminasi dan rasialisme. Amerika Serikat memiliki sejarah yang panjang dalam konflik antar ras dan diskriminasi terhadap kaum minoritas.
Salah satu dari target diskriminasi yang dilakukan oleh kelompok mayoritas adalah kelompok kulit hitam atau orang Afrika-Amerika dan kelompok lainnya, yakni umat Islam yang tinggal di negara Paman Sam tersebut.
Islam adalah agama ketiga dengan pemeluk terbanyak di Amerika Serikat. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa umat Islam yang pertama kali datang di Amerika Serikat adalah para budak Afrika yang dibawa oleh pedagang kulit putih.
Namun, teori tersebut dibantah oleh pendapat lain yang berargumen bahwa Islam datang melalui para pelaut dan pedagang dari Timur Tengah dan Afrika Utara. Selain itu, sejumlah imigran dari Asia Tengah seperti Turki juga berkontribusi dalam sejarah awal masuknya penduduk Muslim di negeri Paman Sam.
Diskriminasi terhadap umat Islam di Amerika Serikat erat kaitannya dengan rasialisme terhadap penduduk kulit hitam dan kelompok non-kulit putih lainnya. Sentimen terhadap masyarakat non-kulit putih kian meningkat karena banyak narasi supremasi kulit putih.
Sikap rasialis dan diskriminasi tersebut juga ditargetkan pada umat Islam di Amerika Serikat, lantaran mereka juga memiliki identitas sebagai warga non-kulit putih yang tidak memeluk Kristen, tidak seperti mayoritas penduduk setempat lainnya.
Maka, timbul berbagai gerakan perlawanan dari umat Islam sekaligus penduduk Afrika-Amerika yang dipelopori Malcolm X. Berikut adalah fakta-fakta mengenai sang pejuang hak Muslim di Amerika yang satu ini:
1. Masa muda Malcolm X
Malcolm X lahir pada 19 Mei 1925 di Omaha, Nebraska di dalam keluarga Protestan yang sangat vokal terhadap perjuangan penduduk Afrika-Amerika di Amerika Serikat. Ayahnya adalah seorang aktivis yang tergabung dalam sebuah gerakan perjuangan penduduk Afrika-Amerika dalam melawan rasialisme. Masa muda Malcolm X sering mendapatkan masalah, hingga akhirnya ia dipenjara karena kasus pencurian bersama dengan rekan-rekan masa mudanya.
2. Menerima keislaman ketika ia dipenjara
Malcolm X dijatuhi pidana atas kasus pencurian yang dilakukannya. Semasa Malcolm X dipenjara, ia sering bersurat dengan saudaranya yang tergabung dalam sebuah gerakan perlawanan penduduk Afrika-Amerika Muslim bernama Nations of Islam (NOI).
Seiring dengan kegiatan surat-menyurat yang ia lakukan semasa penjara, Malcolm X sering merenung akan dirinya dan nasib kaumnya. Hingga pada titik dia menemukan petunjuk Islam sebagai jawaban atas ketidakadilan yang terjadi. Malcolm X mulai bersurat dengan pemimpin NOI, Elijah Muhammad.
3. Bergabung dalam organisasi Nations of Islam (NOI)
Setelah ia keluar dari penjara, Malcolm X semakin dekat dengan Elijah Muhammad dan memutuskan untuk memeluk Islam. Malcolm X juga memutuskan bergabung aktif dalam perjuangan NOI yang menyuarakan perlawanan terhadap rasialisme. Ia ikut aktif dalam kampanye yang menyuarakan keadilan dan ajaran-ajaran Islam yang mengedepankan kesetaraan terlepas dari warna kulit seorang manusia.
Malcolm X juga menginspirasi seorang Cassius Clay untuk memeluk Islam dan bergabung dalam NOI. Kemudian mengganti namanya menjadi Muhammad Ali, yang nantinya menjadi seorang petinju legendaris.
4. Berpisah dengan NOI dan menjadi independen
Malcolm X tidak bertahan lama di NOI. Hal tersebut diakibatkan oleh keapatisan NOI dalam merespons insiden kekerasan oleh polisi Los Angeles. Ketidaksesuaian ajaran yang kaku dan apatis terhadap kejahatan seperti pembunuhan Kennedy dan beberapa kasus pembunuhan lainnya membuat Malcolm merasa NOI terlalu supremasis.
Perilaku seksual Elijah Muhammad yang sering ketahuan selingkuh juga mendorong Malcolm untuk keluar dari NOI pada tanggal 8 Maret 1964 dan mendirikan gerakan sendiri bernama Muslim Mosque, Inc. (MMI). Melalui MMI dia sering mengadvokasikan penduduk Muslim di Amerika Serikat dan bekerja sama dengan Martin Luther King, Jr. , seorang aktivis Afrika-Amerika yang melegenda.
5. Tragedi pembunuhan Malcolm X
Kehidupan Malcolm X berakhir secara tragis. Ia dibunuh oleh seorang anggota NOI yang membalas kekecewaan kelompok tersebut karena keluarnya Malcolm X. Meskipun demikian, perjuangan Malcolm X menginspirasi para aktivis lainnya, termasuk Martin Luther King Jr. yang berhasil menyuarakan hak-hak minoritas di Amerika Serikat.
Itulah kisah hidup dari Malcolm X, tokoh Muslim Amerika Serikat yang melegenda. Eksistensi kelompok penduduk Muslim dan Afrika-Amerika di Amerika Serikat kian kuat berkat perjuangan beliau. Semoga kisah beliau bisa menginspirasi kita semua
Referensi
- Conyers, Jr., James L.; Smallwood, Andrew P., ed. 2008. Malcolm X: A Historical Reader. Durham, N.C.: Carolina Academic Press.
- Edward E. Curtis. 2009. Muslims in America: A Short History