Anjing merupakan binatang peliharaan paling populer di seluruh dunia. Berbagai masyarakat di negara-negara di dunia memilih anjing baik sebagai peliharaan maupun binatang pekerja. Tiap negara juga masing-masing memiliki jenis anjing yang unik khas mereka. Kedekatan anjing sebagai sahabat manusia dan keragaman jenis yang kita temukan di berbagai negara dapat kita telusuri jejaknya dalam sejarah.
Hubungan anjing dan manusia memiliki sejarah yang panjang. Domestikasi anjing berjalan secara bertahap seiring dengan berkembangnya peradaban dan kebudayaan manusia. Kali ini, mari kita bersama-sama menelusuri secara ringkas perjalanan panjang seekor anjing hingga menjadi sahabat sejati manusia.
Memiliki nenek moyang dari serigala
Domestikasi anjing pertama kali dapat kita tarik hingga awal peradaban manusia di dataran Timur Tengah, yakni Mesopotamia. Sebelum adanya kerajaan-kerajaan seperti Babilonia, Akkad, Sumeria dan peradaban lainnya, manusia yang hidup di masa kuno hidup dalam masyarakat yang berkelompok. Mereka hidup secara nomaden dan belum mendirikan kota-kota besar untuk menetap, sehingga memenuhi kebutuhan hidup dengan berburu dan meramu.
Masyarakat nomaden mengamati perilaku berburu serigala abu-abu (atau hewan sejenis serigala di masa itu) dan melihat bagaimana mereka memangsa binatang lainnya. Mereka melihat ada bentuk interaksi sosial antara seekor serigala dengan kawanannya bekerja sama dalam menjatuhkan mangsa. Sehingga, manusia yang hidup di masa itu melihat kecerdasan berburu para serigala dan mulai bersosialiasi dengan mereka melalui berbagai cara, seperti menawarkan makanan.
Ragam jenis dari berbagai daerah asal
Kelompok-kelompok nomaden mulai bermigrasi secara besar-besaran, bersama dengan kawan anjing mereka untuk berburu. Mereka membawa anjing mereka hingga ke dataran Eurasia dan berbagai penjuru dunia lainnya. Mereka juga menggunakan anjing untuk melakukan berbagai pekerjaan.
Adaptasi anjing domestik terhadap lingkungan dan pekerjaan yang diberikan oleh manusia mengakibatkan keanekaragaman jenis bentuk tubuh serta perilaku. Sehingga, anjing yang hidup di daerah dingin dan bersalju yang dijinakan untuk menarik kereta salju memiliki bentuk tubuh yang berbeda dengan anjing yang hidup di padang rumput dan digunakan untuk berburu.
Sebagai teman bekerja
Nenek moyang anjing dijinakan oleh manusia untuk membantu pekerjaan mereka. Baik itu berburu, menggembala, hingga untuk transportasi. Kecerdasan nenek moyang anjing serta keunikan perilaku sosial mereka menjadikan mereka mudah untuk dilatih. Sehingga, dari generasi ke generasi, manusia dan anjing menjadi lebih akrab akibat interaksi antara keduanya.
Kesamaan perilaku sosial dengan manusia
Konon, banyak ahli yang setuju bahwa anjing juga merupakan binatang sosial. Nenek moyang anjing yakni serigala abu-abu memiliki perilaku berkelompok yang erat. Mereka berkomunikasi satu dengan lainnya dan menjalin hubungan berkelompok layaknya manusia.
Pola perilaku tersebut menjadi salah satu faktor yang mendukung kekerabatan anjing dengan manusia. Anjing melihat manusia yang menjadi sahabatnya sebagai bagian dari kelompok mereka. Sehingga, tidak jarang anjing dapat dilatih untuk memenuhi perintah manusia.
Anjing sebagai sahabat manusia
Kini, ada ribuan ragam anjing yang menemani manusia sebagai binatang peliharaan hingga untuk pekerjaan yang lebih kompleks seperti mendeteksi barang terlarang di bandara hingga mencari korban bencana. Kedekatan dan interaksi antara manusia dan anjing membuat keduannya menjadi sahabat sejati. Akhirnya, anjing menjadi salah satu binatang favorit yang digemari oleh orang di seluruh dunia berkat kedekatan yang dibangun sepanjang sejarah peradaban manusia.
Referensi
- Freedman, Adam H; Wayne, Robert K. 2017. Deciphering the Origin of Dogs: From Fossils to Genomes
- Irving- Pease, et. al. 2018. Paleogenomics of Animal Domestication
- Pierotti, R.; Fogg, B. 2017. The First Domestication: How Wolves and Humans Coevolved