Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia memerlukan kolaborasi lintas sektor mengingat persoalan tersebut sangatlah multidimensional. Pemerintah dengan segala resource yang dimiliki memiliki keterbatasan dalam menyelesaikan masalah baik pelayanan kesehatanya, jumlah tenaga medis, insfrastruktur dan lainnya.
Apalagi wabah ini menjadi bencana non alam global pertama kali yang menghantam dunia di tengah kegagapan semua negara dalam mengatasi masalah ini. Kebijakan trial and error menjadi pilihan pertama sebagai pertahanan sebelum menemukan kebijakan efektif dalam menagani masalah Covid-19.
Di Indonesia sendiri juga mengalami hal yang sama di mana negara gagal dalam membendung penyebaran akibat virus ini. Berbagai kebijakan telah dilakukan dengan melibatkan aktor non negara salah satunya adalah Muhammadiyah.
Civil Islam yang direpresentasikan oleh Muhammadiyah sejak dahulu memang memiliki kontribusi yang berharga bagi negara ini. Bahkan dalam situasi Covid-19 sekalipun seluruh amal usaha Muhammadiyah konsisten bergerak menolong umat secara menyeluruh.
Sisi Asing Muhammadiyah
Seorang antropolog dari University of north Charolina, Chapel Hill James L Peacok, mengamati Muhammadiyah sejak tahun 1970. Peacok mengungkap Muhammadiyah menjadi organisasi terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah amal usahanya pada sektor pendidikan, kesehatan, dan sosial yang pesat.
Sementara di tahun 2020, seorang antropolog ternama dari Arizona State University AS dalam tulisanya yang berjudul “Holidays in the Plague Year: Lesson from the Indonesian Muhammadiyah Movement” yakni Mark R. Woodward melihat jika kerja keras Muhammadiyah dalam mengintervensi pemerintah menjadi pembelajaran global bagaimana mempraktikkan baik cara beragama dalam menghambat penyebaran Covid-19.
Muhammadiyah relevan menjadi contoh global tidak hanya di Asia Tenggara namun bisa juga untuk komunitas Protestan Amerika. Kedua antropolog luar negeri tersebut sebenarnya mengagumi bagaimana Muhammadiyah sangat responsif dalam menangani kasus Covid-19 di Indonesia.
Sigapnya Muhammadiyah dalam mengintervensi penanganan Covid-19 oleh pemerintah diwujudkan dengan berbagai tindakan responsive nyata. Sejauh ini Muhammadiyah telah mengeluarkan 2 Maklumat, 1 edaran, 1 Surat Keputusan dan 1 Surat Pimpinan Pusat. Kebijakan itu pada dasarnya guna mengefektifkan dan mendukung kebijakan dari pemerintah.
Bahkan lebih jauh Muhammadiyah membentuk MCCC (Muhammadiyah Covid-19 Command Center) sebagai respon atas Surat Keputusan PP Muhammadiyah Nomor: 2825/KEP/I.0/D/2020 tanggal 15 Maret 2020.
MCCC merupakan badan atas penugasan dari PP Muhammadiyah agar terjadi koordinasi dalam menangani Covid-19 tanah air dengan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) dan Muhammadiyah Disaster Center Management Center (MDMC).
Lembaga-lembaga Muhammadiyah tersebut bersinergi dengan pemerintah karena dengan segala keterbatasanya pemerintah akan kesulitan menghadapi kasus penularan Covid-19 tanah air.
Muhammadiyah dan Moral Kemanusiaan
Persyarikatan besutan KH Ahmad Dahlan ini tidak perlu diragukan lagi atas pengorbananya bagi bangsa ini. Organisasi yang didirikan pada 1912 telah mampu melewati lintasan zaman lebih dari 108 tahun lamanya. Satu abad lebih Muhammadiyah hadir sebagai suluh kebangsaan yang selalu memberikan solusi konkret bagi persoalan bangsa ini.
Sudah ribuan lebih amal usaha Muhammadiyah baik di bidang kesehatan, pendidikan, sosial, filantropisme, volunterisme, dan lainnya. Bahkan di tengah Covid-19 ini Muhammadiyah melibatkan 82 rumah sakit di seluruh Indonesia yang dimilikinya baik Rumah Sakit Muhammadiyah ataupun Rumah Sakit Aisyiyah.
Tidak berhenti sampai di situ, Muhammadiyah juga melibatkan sektor pendidikan yang dimilikinya yakni Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyahnya (PTMA). Per April 2020, PTM Muhammadiyah secara mandiri gelontorkan dana Rp78Milyar rupiah. Tentu angka-angka tersebut masih dinamis dan akan terus meningkat. Bagi Muhammadiyah khidmat untuk kemanusiaan adalah hal yang paling utama.
Hadirnya ribuan AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) padas dasarnya memperlihatkan jika Muhammadiyah memiliki misi kemanusiaan secara berkelanjutan. Moral kemanusiaan Muhammadiyah menjadi ciri gerak langkah Muhammadiyah dalam menebar kebaikan.
Bagaimana Muhammadiyah sangat serius mengedepankan moral kemanusiaan di masa pandemi ini yakni terlihat bagaimana Muhammadiyah memberikan panduan ibadah di masa pandemi. Menjauhkan diri dari berbagai penyakit menurut Muhammadiyah menjadi kunci dan cara mendekatkan diri pada sang pencipta.
Keselamatan jiwa manusia di tengah Covid-19 menjadi penting dilakukan sehingga penangananya perlu cara pikir dan ilmu yang memadai dalam mengatasi pandemi ini.
Jalan Dakwah
Muhammadiyah telah memainkan peranannya sebagai misi kemanusiaan di tengah situasi pandemi. Persyarikatan ini telah berperan aktif mengintervensi pemerintah dan bahkan sangat intens dalam suasana pandemi yang tengah dihadapi.
Muhammadiyah akan dan tetap selalu dibutuhkan bangsa karena dengan watak gerakanya yang berkemajuan telah banyak berbuat dan berkontribusi bagi keselamatan dan kemanusiaan tanah air. Berbeda pendapat dan kebijakan antara Muhammadiyah dan pemerintah menjadi siklus yang biasa dalam mengatasi masalah pandemi ini.
Namun yang jelas, Muhammadiyah tetap istiqomah dan konsisten menjadi pelopor kemanusiaan di tengah pandemi. Sebagai bangsa yang bermartabat tentu memiliki Muhammadiyah adalah kado yang istimewa bagi bangsa. Bahkan banyak orang luar yang terkagum-kagum atas pengorbanan Muhammadiyah bagi kemanusiaan nasional maupun global.
Kondisi pandemi Covid-19 mengisyaratkan kepada seluruh manusia agar saling berinteraksi baik dengan sesamanya. Bagaimana sebagai manusia baik ituk secara individu, kelompok, bahkan secara organisasi sekalipun diperlukan untuk menghadapi pandemi global ini.
Muhammadiyah secara konkret hadir bahkan pandemi saja kemanfaatan bagi kemanusiaan tidak hanya dirasakan oleh bangsa Indonesia namun juga di negara-negara lainya. Muhammadiyah aktif mengutus kadernya memberikan bantuan apapun terhadap negara yang terkenan bencana alam.
Tentu kemanusiaan dan moral dalam jati diri Muhammadiyah tidak perlu dinampakkan dan dipertanyakaan. Muhammadiyah akan selalu berjalan dengan moral kemanusiaan sehingga tidak perlu ragu lagi diajari. Oleh karenanya Muhammadiyah menjadi organisasi masyarakat yang selalu lihai tampil dalam keadaan apapun di mana ada persoalan kemanusiaan melanda.