Mungkin dalam gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar kali ini sering melihat rivalitas antara kedua negara yang saling bertemu dalam setiap laganya. Beberapa laga tersebut ada yang dipicu oleh perseteruan geopolitik, rivalitas sepakbola dan konflik maupun perseteruan di masa lalu. Salah satu rivalitas yang ternyata terjadi di fase gugur di gelaran piala dunia kali ini yakni antara Spanyol dan Maroko.
Sepintas mungkin kedua negara yang terpisahkan antara benua Eropa dan Afrika tersebut memang tidak terlalu menonjol dalam rivalitas di dunia sepakbola. Namun, yang perlu diketahui laga antara Spanyol dan Maroko merupakan salah satu rivalitas di dunia sepakbola yang dipengaruhi sejarah masa lalu. Pasalnya, Maroko di masa lalu merupakan salah satu wilayah Protektorat Spanyol. Tentunya laga yang akan disajikan dalam gelaran piala dunia kali ini kemungkinan akan berlangsung cukup panas karena kedua tim sama-sama memerlukan kemenangan untuk melaju ke babak selanjutnya.
Dipengaruhi Rivalitas Pengaruh Di masa Lalu
Wilayah protektorat di Maroko dimulai pada pertengahan hingga akhir abad ke-19, tepatnya ketika wilayah tersebut menjadi daerah perebutan pengaruh antara Spanyol dan Perancis. Seperti yang disebutkan dalam buku Morocco since 1830: A History karya C.R. Pennell menyebutkan posisi strategis Maroko yang langsung berhadapan dengan lautan Atlantik membuat daerah tersebut menjadi rebutan beberapa pihak, salah satunya adalah Spanyol.
Sejarah perseteruan antara Spanyol dan Maroko dimulai sejak tahun 1859 dimana meletusnya Perang Spanyol-Maroko (The Hispano-Moroccan War). Perang ini pada akhirnya dimenangkan oleh pihak Spanyol dan memunculkan perjanjian Treaty of Wad Ras. Sejak saat itulah beberapa wilayah di Maroko menjadi kawasan Protektorat Spanyol, khususnya di wilayah Ceuta dan Mellila. Hal ini juga membuat rivalitas pengaruh dengan Perancis kian memanas, hingga pada akhirnya kedua belah pihak menyetujui pembagian wilayah pada tahun 1900.
Pada perkembangannya wilayah protektorat Spanyol di Maroko tersebut kian mendapatkan pengaruh dari Kerajaan Spanyol, khususnya pada abad ke-20 hingga pasca berakhirnya perang dunia ke-2. Spamyol pada akhirnya resmi mengakhiri kawasan Protektoratnya di Maroko melalui sebuah perjanjian di tahun 1969. Namun, hingga hari Maroko masih mengklaim 2 wilayah Spanyol yakni Ceuta dan Mellila yang masih masuk kawasan otonomi Kerajaan Spanyol yang berada di semenanjung Afrika.
Rivalitas di Dunia Sepakbola
Dilansir dari situs 11v11.com, meskipun baru bertemu sebanyak 3 kali yakni dengan hasil Spanyol unggul dengan 2 kemenangan dan 1 hasil imbang, tentunya laga pertemuan kedua negara ini dipastikan akan sarat gengsi. Terutama dalam pagelaran kali ini tim nasional Maroko memberikan penampilan yang cukup baik. Belum lagi adanya rivalitas di masa lalu yang membuat laga ini kian menarik. Bahkan, tidak jarang adanya rivalitas antara kedua belah suporter masing-masing negara yang membuat laga rivalitas yang dipengaruhi oleh sejarah masa lalu dan geopolitik di era modern ini berlangsung panas.
Rivalitas ini tentunya cukup penting bagi beberapa pemain Maroko, salah satunya adalah Achraf Hakimi yang merupakan pemain tim Nasional Maroko kelahiran Madrid, Spanyol. Selain itu banyak pula pemain-pemain Maroko yang pernah merumput atau merupakan akademi binaan dari klub-klub Spanyol tentunya memberikan emosi tersendiri bagi mereka.