Apakah anak-anak Anda terlalu lama menghabiskan waktu dengan gawainya bermain games dan menonton video pendek di YouTube/Tiktok? Ataukah Anda sendiri yang ternyata kecanduan berselancar berbagai konten tak berfaidah setiap harinya? Dan kini Anda ingin mengurangi kebiasaan buruk itu? Jika demikian, maka tulisan ini adalah untuk Anda.
Sebelumnya, mari telusuri penyebabnya. Menurut Kang Hasan dalam bukunya “Belajar Sekolah Sukses Kaya”, anak-anak yang kecanduan gawai juga berasal dari orangtua yang kecanduan gawai. Rata-rata orangtua berdalih bahwa tidak apa-apa buat orangtua menghabiskan waktu dan mencari hiburan di gawainya, sementara anak-anak harus belajar dan belajar.
Menurut Kang Hasan, orangtua seperti itu telah curang terhadap anaknya. Mereka berpikir, tidak mengapa orangtua suka main gawai, anak-anak jangan. Padahal telah kita ketahui bersama, kebiasaan anak-anak terbentuk karena meniru orang-orang terdekatnya, yakni orangtua.
Jika orangtua suka main gawai, tentu si anak juga akan suka main gawai. Apalagi jika orangtua tidak mengawasi penggunaannya. Sudah banyak kasus anak-anak tantrum bahkan melakukan sesuatu yang berbahaya hanya karena orangtua menyita gawainya. Nah, jika sudah begini siapa yang yang harus introspeksi diri? Tentu saja si orangtua.
Lebih lanjut, Kang Hasan menjelaskan solusinya, yaitu bagaimana agar sebuah keluarga dapat memanfaatkan internet secara bijak agat terhindar dari dampak-dampak buruknya.
Pertama, ketahuilah bahwa internet hanyalah alat untuk mempermudah komunikasi dan akses terhadap konten-konten yang mungkin sulit didapatkan secara luring. Karena internet adalah alat, maka Anda jangan sampai diperalat olehnya.
Fungsikan secara maksimal untuk melancarkan proses belajar anak-anak Anda. Maka dari itu, ketika Anda memutuskan untuk memasang sambungan internet di rumah, berikanlah tujuan. Hal ini untuk menghindari dampak negatif yang selama ini banyak dikeluhkan orangtua.
Menurut Kang Hasan, ‘dampak negatif’ internet hanya akan dialami oleh mereka yang memakai internet tanpa tujuan. Itulah yang dimaksud dengan mindless scrolling, atau berselancar di internet tanpa mengerti mau apa. Dan scrolling jenis inilah yang paling berbahaya.
Jika kita memakai internet tanpa tujuan, kita tidak akan mendapatkan apa-apa sementara waktu habis percuma di depan layar. Internet adalah lautan informasi tak terbatas. Oleh karena itu, kita harus bisa berenang atau menggunakan kapal yang bagus untuk mengarunginya.
Kang Hasan bahkan menegaskan agar kita memutus saja sambungan internet sampai kita benar-benar tahu untuk apa kita memasangnya. Kata beliau, sesuatu yang tidak diberi tujuan maka justru dampak negatiflah yang akan kita dapatkan.
Kedua, ajarkan pada anak agar menetapkan tujuan mengapa mereka memakai gawai. Misalnya, memahami hal baru dari menonton konten edukasi atau mata pelajaran di Youtube. Contoh lain, mencari data, tulisan-tulisan ilmiah, buku-buku elektronik atau mengikuti les tambahan secara daring. Hal ini haruslah diulang-ulang sampai anak memahami apa manfaat dari internet beserta bahayanya jika sampai teradiksi.
Sebagai orangtua, kita juga harus mengawasi dan membatasi penggunaan gawai di rumah. Gunakan satu akun untuk dipakai seluruh keluarga sehingga orangtua tahu apa yang anak akses di dunia maya. Selain memanfaatkan untuk pendidikan anak, kita juga tak dilarang untuk menggunakan internet demi fungsi hiburan.
Namun, di sinilah biasanya orang banyak terdampak bahaya adiksi internet. Mayoritas orang menganggap internet hanyalah untuk hiburan, sehingga fungsi-fungsi lain yang lebih punya nilai tidak mereka eksplorasi. Untuk fungsi hiburan, pakailah secukupnya saja, jangan sampai kebablasan dan mengganggu aktivitas lain yang lebih penting. Tak jarang, demi bermain/menonton/membaca konten hiburan, kita sampai mengorbankan waktu istirahat.
Ketiga, perbanyaklah aktivitas off screen bersama anggota keluarga. Ajaklah pasangan dan anak ngobrol, masak, merawat tanaman, berbelanja, atau membaca buku bersama. Hal ini akan membuat pertalian dalam keluarga menjadi lebih sehat sehingga tak perlu mencarinya di dunia maya.
Ketahuilah, bahwa kebanyakan mereka yang teradiksi internet adalah mereka yang merasa kesepian lalu mencari ‘keramaian’ di internet. Dunia maya adalah dunia alternatif yang menawarkan kesenangan tanpa batas. Maka jangan sampai kita terlena di dalamnya.
Keempat, bantulah anak dalam pelajarannya. Jangan biarkan mereka kehilangan minat belajar hanya karena merasa tak ada yang mau membantu saat mereka kesulitan. Jika sudah begitu, mereka akan frustasi dan mencari hal lain lain yang memberi kesenangan secara instan.
Ajari pula cara memanfaatkan internet untuk mencari solusi atas kesulitan dalam belajar. Hal tersebut akan menanamkan dalam benak mereka unuk memanfaatkan internet hanya untuk hal-hal yang berguna.
Itulah beberapa kiat agar kita bisa memanfaatkan internet secara tepat di rumah. Jika seluruh anggota keluarga memiliki kesadaran seperti ini, maka internet bukan lagi ancaman yang selalu kita takutkan bahaya adiksinya. Sebab, kitalah yang mngontrol dan memanfaatkannya, bukan kita yang dikendalikan olehnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.