Suara Hati Calon Guru, Kisah Miris Para Guru Indonesia Bikin Takut Jadi Guru

Candra Kartiko | A. S. Maghfiroh
Suara Hati Calon Guru, Kisah Miris Para Guru Indonesia Bikin Takut Jadi Guru
Ilustrasi perlakuan tak manusiawi (pexels/Keira Burton)

"Menjadi guru itu tanggung jawab besar. Mendidik anak dengan latar belakang yang berbeda–beda. Bertujuan membentuk generasi bangsa yang tak hanya berwawasan tapi juga mengamalkan nilai-nilai keagamaan dengan baik dan benar. Tapi kok malah disalahkan bahkan dituntut untuk dipenjara? Sungguh miris sekali guru di negara ini."

Banyaknya kisah miris yang dialami oleh guru di Indonesia seperti sudah bukan hal yang baru lagi. Apalagi berita belakangan yang ramai diperbincangkan publik, mulai dari guru yang dibacok siswanya sendiri lantaran tak terima diberi nilai kurang sampai guru yang dituntut orang tua siswa sebab mengingatkan siswa untuk ikut sholat berjamaah. Bukannya berterima kasih, orang tua siswa malah tak terima. Guru dituntut, mau dipenjarakan. Apakah mendidik siswa seperti itu adalah tindak kriminal? Itu hanya dua dari kisah miris yang dialami guru di Indonesia. Sementara masih banyak sekali kisah lain yang bahkan bisa lebih parah dari itu. 

BACA JUGA: Ada Hikmah di Balik Duka Seorang Anak yang Ditinggalkan Ayah

Sejak beberapa tahun silam, berita tentang guru mendapatkan perlakuan tak manusiawi dari orang-orang terasa sangat menyakitkan. Tak heran jika banyak orang yang turut menyuarakan keadilan bagi guru agar mendapatkan apa yang mereka lakukan. Guru itu tak cuma mengajar. Mereka adalah orang-orang yang akan melakukan perubahan pada diri para penerus bangsa ini. Membentuk kepribadian yang tak hanya berwawasan tetapi juga memiliki akhlak dan perilaku yang baik.

Lalu apa kabar yang dulu bercita-cita jadi guru? Kisah miris para guru ini memunculkan rasa takut bahkan ragu bagi saya yang sejak kecil ingin menjadi guru. Takut dibuli siswa sendiri, takut apa yang diajarkan ternyata tidak sesuai dengan latar belakang siswa, takut mendapatkan perlakuan tidak baik, bahkan takut hal-hal yang lebih buruk terjadi. 

BACA JUGA: Tradisi Minta Uang Tambahan Mahar Pernikahan Tidak Seharusnya Memberatkan

Lantas jika ketakutan ini terjadi pada banyak orang-orang yang bercita-cita jadi guru, bagaimana dengan nasib pendidikan di Indonesia? Tentu akan berdampak buruk bagi bangsa Indonesia sendiri. 

Guru itu tulus dan penuh kerelaan. Mereka menghabiskan waktu untuk mengajar dan terus mengajar dengan penuh suka cita bahkan merasa bangga. Tak masalah jika harus pergi pagi pulang sore jika apa yang mereka miliki bisa diamalkan untuk orang lain. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Guru itu harus dihormati. Lihatlah orang-orang besar di Indonesia. Siapa yang mendidik mereka jadi seperti sekarang jika bukan guru. Sekali lagi ayo hormati guru. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak