Semenjak diluncurkan 10 tahun lalu, Suara.com telah bertransformasi menjadi salah satu media pengabar informasi yang terpercaya. Bagaimana tidak, hanya dalam rentangan tahun saja, Suara.com sudah mampu mengubah konstelasi media online di negeri ini.
Tak kaleng-kaleng, berdasarkan rilisan similarweb, Suara.com sukses menduduki jajaran media online paling dipercaya di Indonesia pada tahun 2023 lalu. Sebuah pencapaian yang sangat luar biasa, mengingat di usianya yang kala itu baru 9 tahun, Suara.com sudah mampu menyejajarkan diri dengan portal-portal berita besar nan mapan di Indonesia, termasuk portal berita yang sudah berusia puluhan tahun.
Terus terang, aku mulai mengenal Suara.com ketika bergabung dengan "anak" mereka, yoursay.id pada tahun 2021 lalu. Sebelumnya, aku memang sudah tahu ada portal berita bernama Suara.com karena masuk dalam google discover, namun hanya sekadar tahu saja, tak sampai mengenalnya secara mendalam dan spesifik.
Barulah ketika tergabung di yoursay.id, aku mulai jatuh hati kepada Suara.com, karena pola pemberitaan yang mereka muat, sangat sejalan dengan profesiku sebagai seorang pendidik. Iya, sekadar informasi saja, pekerjaan sehari-hari adalah sebagai seorang pendidik, sehingga sangat concern dan berhati-hati dengan konten-konten berita yang termuat di media-media yang ada.
Hal ini sangat penting untukku secara pribadi. Karena selain tuntutan pekerjaan yang mengharuskanku untuk mencari informasi untuk mengembangkan materi ajar yang up to date dan bisa dipertanggungjawabkan, aku juga harus bisa merekomendasikan portal berita yang aman dan terpercaya kepada anak didikku, yang tentunya tak tersisipi dengan pemberitaan yang berbau dewasa.
Jika aku sampai salah dalam memberikan rekomendasi, maka bisa dipastikan akan tercipta miskonsepsi dalam pembelajaran terkait materi terkait, dan bisa saja malah menjadikan para peserta didik akan terjerembab dalam konsumsi pemberitaan yang negatif dan menyesatkan yang juga berpotensi mendatangkan suatu hal yang fatal dalam tumbuh kembang mereka.
Mengapa Suara.com Harus Terus Ada?
Bulan September 2023, aku menjadi salah satu pengisi materi di kegiatan PGRI Digital Academy Kabupaten Rembang Tahun 2023. Penunjukanku sebagai salah satu pengisi materi pun tak luput dari keterlibatanku yang aktif menulis di Yoursay.id. Pihak panitia yang mengetahui keaktifanku sebagai penulis di sana, memutuskan untuk mempercayakan materi terkait content writer kepadaku di acara tersebut.
Dari tajuk kegiatan, tentu sudah dapat ditebak bukan siapa yang menjadi peserta? Iya, dari ratusan peserta yang mengikuti kegiatan, seluruhnya merupakan pendidik ataupun tenaga kependidikan yang berasal dari sekolah di wilayah Kabupaten Rembang dan sekitarnya, mulai dari tingkatan TK, hingga SMA, serta para praktisi pendidikan setempat.
Tentu hal ini merupakan sebuah hal yang sangat membanggakan sekaligus menantang. Pasalnya, dengan audiens yang berasal dari latar belakang pendidikan yang seperti itu, materi yang dikirimkan haruslah mengena, serta pertanyaan yang terlontar dari mereka haruslah terjawab dengan baik, mewakili asas universalitas informasi serta memuaskan.
Dan benar saja, ketika tiba di sesi tanya jawab, terdapat audiens yang memberikan sebuah pertanyaan yang cukup kritis terkait keberadaan media dan dunia pendidikan. Pada intinya, yang ditanyakan adalah, adakah media yang dapat dipercaya, serta aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan? Menurut sang penanya, selain dipercaya, sebuah media haruslah aman untuk dikonsumsi, terutama oleh para pendidik dan peserta didik, karena hal tersebut juga akan turut mempengaruhi keberlangsungan kesehatan mental dan pola pikir anak-anak yang menjadi konsumen di mana mereka adalah masa depan bangsa ini.
Mendapati pertanyaan seperti itu, aku pun menjawab dengan diplomatis sesuai dengan pengalaman yang aku miliki. Untuk media yang terpercaya, tentu media-media besar di tanah air bisa menjadi opsi untuk mencari informasi yang terpercaya. Namun untuk media yang aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan, aku menjawab, Suara.com adalah sebuah pilihan yang tepat.
Tentu hal ini tak bermaksud melebih-lebihkan. Alasan yang aku kemukakan ketika menjawab pertanyaan ini cukuplah sederhana, yakni karena di Suara.com, mereka tak menjual berita yang berbau feminisme atau bahkan misoginis. Jika media-media lain tanpa segan memampangkan foto-foto wanita dengan busana minim, atau bahkan berita-berita yang berbau sensual, tidak demikian halnya dengan Suara.com.
Di Suara.com, dapat dipastikan kita tak akan menemukan artikel atau pemberitaan yang berbau sensual, apa lagi dengan pampangan gambar-gambar perempuan yang berkain minim untuk menggaet para pembaca. Hal inilah yang bisa memberikan kesan nyaman dan aman bagi siapapun yang mengakses portal berita Suara.com, dan sejalan dengan nilai-nilai serta prinsip pendidikan.
Alasan Pertama
Apa yang aku lontarkan untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu saja bukannya tanpa alasan. Aku sendiri pernah mengalami penolakan artikel karena dinilai terlalu misoginis.
Bagi yang belum tahu apa itu misoginis, tak ada salahnya untuk aku tuliskan sedikit definisinya di sini. Misogini adalah kebencian atau tidak suka terhadap wanita atau anak perempuan. Misogini dapat diwujudkan dalam berbagai cara, termasuk diskriminasi seksual, fitnah perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan objektifikasi seksual perempuan.
Menyadur laman komnasham.go.id, seorang misoginis akan memandang perempuan sebagai pihak yang memang pantas ditindas, disudutkan, dan dieksploitasi, termasuk dalam hal ini berupa eksploitasi dalam hal seksualitas. Dan inilah yang tak kita temukan di Suara.com. Meskipun di dunia pemberitaan media dan informasi misoginis merupakan penggaet rating yang tinggi dan tumbuh subur, namun di Suara.com dan jaringannya, hal itu tak berlaku.
Seperti yang aku tuliskan di atas, aku pernah pula mengalami penolakan artikel karena alasan ini. Bulan Maret 2023, artikelku yang membahas tentang Denise Chariesta, ditolak oleh pihak yoursay.id karena ada unsur eksploitasi perempuan. Alasannya pun jelas terpampang, misoginis! Sebuah penolakan yang pada akhirnya aku jadikan pijakan untuk menjawab pertanyaan di kegiatan besar pada bulan September di tahun yang sama.
Alasan Kedua
Meskipun dengan memberikan satu jawaban sejatinya sudah cukup meyakinkan, namun akan lebih meyakinkan lagi jika disertai dengan jawaban-jawaban yang lainnya bukan? Dan itulah yang aku lakukan saat itu. Setelah panjang-lebar memberikan jawaban yang pertama, aku juga memberikan jawaban kedua mengapa harus Suara.com yang dijadikan rujukan dan harus dipilih, bukan media lainnya.
Pada jawaban kedua ini, aku mengemukakan bahwa di Suara.com terdapat rubrik Cek Fakta. Jika nantinya beredar berita yang belum terkonfirmasi kebenarannya, masyarakat luas bisa dengan mudah melakukan pemeriksaan kevalidan berita tersebut di rubrik cek fakta yang sejauh ini masih menjadi salah satu andalan utama di Suara.com.
Tak hanya itu, keberadaan Cek Fakta ini juga secara langsung membantu menyehatkan ekosistem media di Indonesia yang kerap kali menjadikan berita-berita hoax tak berdasar sebagai magnet untuk menarik para pembaca. Sebuah hal yang tentunya tak bisa dibenarkan, karena di era derasnya arus informasi yang ada, berita-berita hoax seperti itu harusnya tak diberikan panggung karena bisa menimbulkan keresahan di masyarakat luas dan bisa saja mempengaruhi atau bahkan menyesatkan pola pikir khalayak terkait fenomena yang tengah terjadi.
Tak hanya diposisikan sebagai pembaca pasif, namun di ekosistem Suara.com juga kita juga bisa berperan aktif dan berkontribusi dalam menyebarluaskan pemberitaan dan informasi yang sehat. Melalui yoursay.id yang merupakan platform user generated content di bawah naungan Suara.com, kita selaku orang kebanyakan, bisa menyuarakan beragam keresahan atau bahkan menyebarluaskan informasi yang bermanfaat kepada khalayak luas.
Bahkan, melalui yoursay.id ini, kita juga bisa berperan aktif dalam menanggapi pemberitaan-pemberitaan yang kita tahu itu tak benar, dan menuliskan informasi yang sebenarnya untuk membantu memerangi hoax yang beredar di masyarakat luas serta meluruskannya secara langsung dengan disertai sumber-sumber yang valid nan data yang kuat.
Harapan Kecil di Ulang Tahun Ke-10 Suara.com: Teruslah Ada!
Dari gambaran nyata yang aku kemukakan di atas, tentu saja ada banyak nilai positif yang sangat membuat Suara.com berbeda dengan portal berita lainnya. Namun, sebagai seorang pendidik, aku menyoroti dari sisi etika sebagai manusia terpelajar. Jika media-media lain mengejar pembaca dengan memamerkan konten-konten berbau pakaian minim dan kontroversial, tidak demikian halnya dengan Suara.com yang hingga tahun kesepuluhnya ini masih tetap konsisten di jalan yang lurus dan mencerahkan.
Sebagai salah satu penulis di ekosistem milik Suara.com, di ulang tahunnya yang ke-10 ini aku hanya berdoa agar Suara.com terus ada di ekosistem media negeri ini. Karena dengan terus ada, Suara.com akan terus menjadi penjaga utama sehatnya ekosistem berita di Indonesia, sehingga para konsumen berita pun merasa aman karena mendapatkan rujukan portal media yang terpercaya, pun tak disusupi dengan pemberitaan yang berorientasi pada visual manusia dewasa.