Di pertengahan tahun 2024, jagat dunia maya dihebohkan dengan hadirnya survival show bentukan Ruang Guru bertajuk 'Clash Of Champions'. Acara yang diadaptasi dari ajang kompetisi terkenal Korea Selatan yakni 'University War' sukses menarik perhatian seluruh kalangan, khususnya bagi anak muda Indonesia saat ini.
Baru sekaligus menegangkan. Acara 'Clash Of Champions' seakan memberi tontonan baru yang seru dan pastinya bermanfaat banget untuk disimak. Bagaimana tidak? Dalam ajang kompetisi tersebut kita diperlihatkan bagaimana mahasiswa-mahasiswa terbaik perwakilan dari beragam perguruan tinggi di Indonesia maupun luar negeri saling beradu strategi dan kepintaran.
Peserta yang terpilih juga bukan kaleng-kaleng. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa pilihan yang berasal dari berbagai macam jurusan dan memiliki prestasi serta nilai GPA (IPK) yang terbilang tinggi. Rata-rata peserta 'Clash Of Champions' memiliki nilai IPK diatas 3.00 bahkan ada yang meraih angka 5.00, lho! Siapa sangka ada nilai IPK setinggi itu. Tak ayal para warganet ramai-ramai menyinggung soal itu di sosial media sampai sempat viral.
Di balik pertarungan sengit antara peserta di 'Clash Of Champions' rupanya mereka berhasil menjadi figur idola baru bagi anak-anak muda. Beberapa peserta seperti Sandy, Kevin, Axel, Xaviera, Maxwell dan lainnya cukup sering menjadi trending topik di sosial media. Meskipun syuting telah usai sejak sebulan yang lalu seperti yang dibeberkan para pesertanya, tetapi mereka masih sangat aktif muncul di sosial media seperti Tiktok dan Instagram, lho.
Tak ayal jika penggemar mereka bertambah seiring berjalannya waktu. Seakan-akan menyerupai budaya fandom yang umum digunakan bagi penggemar K-Pop. Komunitas penggemar para peserta 'Clash Of Champions' semakin meluas dan loyalitas mereka juga patut diacungi jempol. Berkat hal tersebut, impact yang dirasakan oleh para peserta sangatlah beragam, mulai dari hal positif maupun negatif.
Dampak positifnya, kepopuleran para peserta melonjak naik. Mereka menjadi publik figur yang bisa membagikan kisah-kisah inspiratif mereka lewat sosial media yang secara instan mendapatkan puluhan ribu pengikut. Namun, disisi lain mereka juga dihadapkan dengan obsesi sebagian kecil fans yang cukup meresahkan.
Apabila di K-Pop mengenal istilah sasaeng fans, beberapa tindakan buruk fans fanatik para peserta 'Clash Of Champions' juga tidak kalah mengerikan. Mereka tidak segan-segan mengorek-orek informasi pribadi para peserta dan mencari tahu potret keluarga mereka. Selain itu, kebiasaan penggemar yang menanyakan kabar peserta terkenal di siaran langsung peserta lainnya juga mengganggu sampai-sampai harus speak up.
Belum lagi fans yang berusaha mencari tahu nomor telepon peserta hingga mengganggu orang-orang terdekat mereka. Salah satu peserta yang menjadi korban ialah Maxwell, mahasiswa dari UNAIR tersebut menerima spam telepon dari nomor tidak dikenal dan Yaya, mahasiswa dari ITS yang menghapus saluran Whatsapp karena dihujat setelah speak up soal ketidaknyamannya mendapatkan spam pertanyaan tentang peserta lain.
Dari hal-hal tersebut kita bisa belajar betapa pentingnya menghargai kehidupan privasi seseorang. Mengidolakan seseorang merupakan hal yang boleh-boleh saja dilakukan selagi tahu batasan. Tidak semua orang menyukai kehidupan pribadinya dicari tahu orang lain. Apalagi mereka hanyalah seorang mahasiswa yang hanya mengikuti ajang kompetisi 'Clash Of Champions' untuk mengasah kemampuan dan mencari pengalaman baru. Mereka bukan seseorang yang betul-betul berkecimpung di dunia entertaiment yang siap menghadapi risiko.
Cukup jadikan mereka sebagai inspirasi dan motivasi untuk menjadi orang yang lebih baik tanpa mengganggu kehidupan pribadi mereka.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.